Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kesenian Benjang

Kamis, 19 Januari 2017 | 18:12 WIB Last Updated 2017-01-19T12:18:00Z
TAK ada yang mengingkari bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dengan seni budaya. Ini terbukti dengan adanya berbagai kesenian khas di setiap daerah. Salah satunya adalah kesenian yang berasal dari Tatar Sunda, yaitu benjang.

Kesenian Benjang merupakan kesenian asli Jawa Barat yang berkembang di kaki gunung Manglayang, lebih tepatnya di daerah sekitar Ujungberung, Cibolerang sampai ke Cinunuk. Sampai saat ini belum diketahui siapa yang menciptakan kesenian tersebut. Namun menurut sumber yang merupakan tokoh Benjang di kampung Ciborelang, yaitu Adang Hakim, diketahui bahwa benjang mulai diperkenalkan di daerah Cibiru oleh Hj. Yayat sekitar tahun 1918.

Benjang sendiri adalah suatu seni bela diri tradisional yang memiliki ciri khas unik dibanding yang lainnya. Berbeda dengan pencak silat yang pertarungannya saling berjauhan, dalam benjang para pemain diharuskan merapat seperti dalam gulat. Benjang biasanya diadakan saat malam hari di tanah yang lapang atau juga halaman rumah.

Seperti bela diri lainnya, benjang pun memiliki teknik-teknik dalam gerakannya. Ada teknik dengkek (menjepit leher), teknik ngangkat (mengangkat orang), dan teknik beulit (membelit kaki lawan dengan kaki kita). Teknik beulit sendiri ada 3 macam, yaitu beulit dalam, beulit luar dan beulit samping. Berbagai teknik kuncian ini tergolong sebagai teknik kuncian yang mematikan dalam seni bela diri.

Awalnya permainan benjang hanya memiliki aturan yang didasarkan pada keberanian pemain, pemain yang berbadan kecil boleh melawan pemain yang berbadan besar asalkan pemainnya memang berani. Tapi seiring berkembangnya zaman, aturannya pun dimodernisasi agar lebih mengutamakan keselamatan para pemain, yaitu dengan mengelompokkan pemain sesuai dengan umur dan berat badannya.

Seperti kesenian bela diri tradisiional lainnya, dalam pertunjukannya benjang juga selalu diiringi oleh musik tradisional. Alat musiknya terdiri dari rebana, gendang, kecrek, kendang, bedug dan terompet. Berbagai lagu khas Sunda pun selalu mengiringinya saat pertunjukan. Lagu yang sering dibawakan saat pertunjukan benjang diantaranya berjudul Kembang Beureum, Sorong Dayung, dan Renggong Gancang.

Benjang bukan hanya sekedar kesenian untuk hiburan semata atau bela diri yang hanya menggunakan otot saja, tapi lebih dari itu benjang sarat akan berbagai makna. Mulai dari awal pertandingan yang dibuka dengan ritual pembakaran kemenyan yang bertujuan untuk meminta keselamatan pada tuhan, dan ditutup dengan pemain yang saling berjabat tangan dan berpelukkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa benjang ini bisa dijadikan media untuk mendekatkan diri pada tuhan dan sebagai olah raga yang penuh akan sikap sportifitas. Sesuai dengan moto benjang, “bersih hate handap asor”, yang menang tidak boleh sombong dan yang kalah harus menerima kekalahannya.

Dalam permainan benjang pemain yang kalah nangkarak (terlentang) masih bisa melihat bintang, ini berarti kita harus tetap mengingat tuhan meskipun dalam keadaan terpuruk. Sedangkan pemain yang menang atau mendindih lawan akan melihat tanah, ini berarti meskipun menang kita tidak boleh sombong karena kita akan kembali ke tanah (meninggal).

Benjang juga terkenal sebagai olah raga yang memiliki banyak manfaat, salah satunya bisa menjaga kesehatan. Selain itu juga benjang bisa menjadikan seseorang menjadi pribadi yang rendah diri, bertanggung jawab, memiliki jiwa pemaaf, dan bisa menumbuhkan percaya diri. Efek samping lainnya juga bisa dijadikan sebagai alat pertahanan diri dan ajang menambah teman.

Jadi, enggak ada salahnya Sobat Djadoel untuk mencoba kesenian bela diri asal Jawa Barat ini. Selain bisa mendapatkan banyak manfaat seperti di atas, Sobat Djadoel juga bisa ikut berperan dalam melestarikan kesenian khas Indonesia yang satu ini.
×
Berita Terbaru Update