Dandim 0618/Bs kol inf Arfin Dahlan mengatakan dari hasil data dan temuan Tim survey di daerah aliran anak sungai Citarum ditemukan di berbagai daerah mulai dari sedimentasi, penumpukan sampah, keramba hingga sungai dijadikan pembuangan kotoran manusia (tinja), "hasil dari tim survey nantinya kami harapkan untuk ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Bandung," ujar Dandim.
Menurut Dandim, sebelum adanya Program Kembalikan Harum Citarum, Kodim 0618/Bs sudah berusaha melalui para babinsa untuk memperbaiki dan membersihkan kotoran sampah dan kualitas sungai yang ada di Kota Bandung salah satunya kerjasama dengan tim Gober(pasukan gorong gorong) dari tiap kelurahan dan kecamatan yg ada di kota Bandung yg berjumlah 2000 orang.
Mereka itu membersihkan sungai setiap hari mereka kerjanya membersihkan sungai dan melakukan dan pengawasan, sehingga, kata Dandim, volume sampah dari anak sungai menuju sungai Citarum itu sudah sangat menurun drastis. Pemkot Bandung sudah memiliki 12 Eskavator yang bisa digunakan untuk mengangkut sedimen di sungai. "Kodim 0618/BS dan pemkot Bandung pun sudah berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat, edukasi ini akan melibatkan para Tokoh dan Ulama yang ada di Kota Bandung. Hal itu di lakukan agar memberikan penekanan pada masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan", terangnya.
Saya melihat PD kebersihan juga telah berinisiatif dengan mengambil sampah besar seperti kasur, sofa, lemari dan sebagainya. Masyarakat hanya perlu menghubungi PD kebersihan atau mention ke akun Twitter. Mudah mudahan dengan adanya upaya semua itu, 46 anak citarum yang mengalir di Bandung bisa jauh lebih bersih," Ujar Dandim Kol Inf Arfin Dahlan.
Sementara itu menurut kepala dinas lingkungan hudup dan kebersihan kota Bandung Salman fauzi, kegiatan citarum harum rencananya akan di canangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 1 februari 2018 di situ cisanti ciberem kabupaten Bandung. Langkah persiapan sebelum pencanangan 8 Sub daerah aliran sungai citarum yg ada di kota Bandung di survey di antaranya ke sungai Citepus, Cikapundung kolot, Cidurian, cicadas, cinambo dan cipamokolan. Hasil dari survey itu di harapkan menjadi kesamaan data lapangan sehingga dapat di gunakan sebagai bahan rencana program lalu sebagai kebutuhan sarana maupun prasarana dalam menunjang kegiatan citarum Harum. (Suryadi/Rls).
