![]() |
Petugas Penjaga Pintu Air (TPOP PPA) resah |
Selain pengalihan status pekerja, mereka juga dimutasi/ dialihkan tugas yang jauh dari tempat tinggal mereka yakni sejauh 30 KM hingga 60 KM jaraknya. Padahal sebagai petugas pintu air , seharusnya mereka tinggal dekat dengan Pintu Air Irigasi.
Menurut Mansur
selaku sesepuh/ mantan petugas penjaga Pintu Air Irigasi, dirinya merasa
prihatin dan kesihan kepada rekan-rekan pekerja TPOP PPA Rentang yang jumlah
sebanyak 407 orang, karena Mereka menjadi petugas pintu air sudah bekerja sekitar 17 tahun sejak tahun
2008 s.d Desembser 2024.
Selama menjadi petugas pejaga pintu air (PPA), Mereka di bawah kendali kewenangan SKPD Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dan ditempatkan atau bertugas tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Namun, berdasarkan Surat Menteri PU RI Nomor SA 0402-Mn/1211 tanggal 12 Desember 2024 para petugas Pintu Air Irigasi(TPOP) pengendaliannya dialihkan di bawah wewenang Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimanuk Cisanggarung).
Adanya pengalihan
status dari semula sebagai pekerja TPOP Dinas SDA Jabar menjadi pekerja Unit
Pengelolaan Irigasi (UPI) BBWS Cimanuk-Cisanggaarung . Hal ini tentunya,
mereka merasa resah, ujar Mansur saat dihubungi media melalui telp selulernya,
Jum’at (9/5/2025).
Mereka
(petugas TPOP PPA) sudah menyampaikan aspirasi ke Pemkab Indramayu dan Cirebon,
tetapi kurang direspon, dan bahkan mereka diminta menyampaikan aspirasinya ke
Dinas SDA Jabar dan BBWS Citanduy.
Mansur mengatakan ada beberapa aspirasi dan tuntutan yang mereka sampaikan, diantara pertama, pengalihan status pekerja dari TPOP PPA Dinas SDA Jabar menjadi pekerja BBWS Cimanuk Cisanggarung .
.
Kedua, mutasi kerja, yang semula dekat tempat tinggal dan bisa bekerja 24 jam untuk menjaga pintu air, kini dipindahkan sejauh 30 higga 60 KM jaraknya.
Ketiga, terkait gaji/honor,, mereka sewaktu
di TPOP pendapatan perbulan sebesar Rp2.450.000 hingga Rp 3 jutaan, namun setelah menjadi pekerja BBWS Citanduy dibayar harian sebesar Rp.100ribu hingga 120ribu dan dalam
sebulan hanya 20 hari kerja. Untuk itu, Mereka
menuntut gaji bulanan seperti di TPOP dan mereka siap bertanggungjawab 24 jam terhadap
tugas yang diberikan.
Keempat, terkait massa kerja, dimana mereka bekerja sejak tahun 2007 hingga Desember 2024 (sudah 17 tahun) sebagai TPOP PPA tidak diakui oleh pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung dan danggap memulai dari nol kembali terhitung mulai Januari 2025. Hal ini tentunya menambah keresahan mereka dan tentunya sangat melukai semangat dan integritas mereka sebagai abdi negara.
Kelima : Tidak ada jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan (BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan), padahal mereka bekerja di lapangan dengan risiko tinggi setiap hari. Untuk itu mereka menuntut adanya BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
![]() |
Mansur (sesepuh/ mantan petugas penjaga Pintu Air Irigasi |
Adapun terkait aspirasi dan tuntutan pekerja penjaga pintu air (PPA) Irigasi tersebut, tidaklah berlebihan, mereka mempertanyakan status pekerjaan, hak dan kewajiban mereka, setelah menjadi pekerja di UPI BBWS Cimanuk Cisanggarung'.
Coba
banyangkan, cukup jauhnya tempat tinggal dan lokasi penugasan yang jaraknya
puluhan kilometer, bila sewaktu-waktu
terjadi kerusakan , tersumbat Irigasi karena sampah atau terjadi banjir yang disebabkan
oleh hujan dengan intentitas tinggi, mereka tidak bisa cepat sampai lokasi
pintu air.
Padahal,
keberadaan pekerja penjaga pintu air irigasi, memiliki tugas strategi dalam
mendukung program pemerintah Hasta Cita, khususnya dibidang ketahanan pangan,
ujarnya.
Selain itu, perlu diketahui bahwa, Cimanuk-Cisanggarung RENTANG memiliki areal dengan luas sawah 90 ribu Ha yang diairi. Dengan areal sawh seluas terseut tentu para petugas TPOP PPA harrusnya menjadi perhatian pemerintah, tetapi malah dipindahkkan pengelolaanya ke UPI BBWS.
"Kita tidak ingin, akibat adanya pengalihan tugas kerja dari TPOP PPA Dinas SDA Jabar ke UPI BBWS Cimanuk -Cisanggarung malah kerja mereka tidak maksimal, sebagaimana aspirasi mereka sampaikan diatas", harapnya.
Lebih lanjut Mansur juga mengatakan, dirinya prihatin dengan mereka, setelah mendengarkan aspirasi mereka tersebut. Akibat kebijakan yang tidak jelas. Sehingga, saya merasa terpanggil untuk membantu mereka agar Gubernur Jabar KDM tahu. Kondisi nasib petugas TPOP PPA setelah dilaihkan ke BBWS Cimanuk -Cisanggarung.
Maka hari ini
Jum’at , kami menemui mantan Sekretaris Dinas SDA Jabar, pak Andri Heriyanto yang
sekarang menjabat sebagai Sekretaris Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
(Bapusipda) Jabar.
Dalam
pertemuan dengan pak Andri tersebut,
mereka menyampaikan aspirasi , bahwa mereka sudah menyampaikan aspiranya
mereka ke Pemprov Jabar melalui Dinas SDA Jabar, ke UPTD PSDA Cimanuk
Cisanggarung, ke Pemkab Indramayu dan Cirebon, tapi hingga kini belum mendapat perhatian.
Berhubung belum
juga mendapat perhatian, kami menemui mantan Sekretris Dinas SDA Jabar Andri
Heriyanto. Minta saran dan arahan dari beliau. Kami paham bahwa Andri Heriyanto
sudah hampir lima tahun meninggalkan OPD (Dinas SDA Jabar), tapi kami yakin pak
Andri masih perhatian terhadap pekerja TPOP PPA.
Pak Andri
selama berdinas di Dinas SDA Jabar , sangat paham kondisi petugas TPOP PPA, karena
beliau berdinas di Dinas SDA Jabar mulai
dari Staf OP hingga jadi Kabid OP dan terakhir menjabat Sekretaris Dinas SDA
Jabar adalah sosok pejabat yang sangat dekat dengan petugas Penjaga pintu air
irigasi, ujar Mansur.
Sementara itu
ditempat terpisah, Andri Heriyanto saat dihubungi membenarkan, bahwa dirinya
didatangi pekerja TPOP PPA untuk dimitai pendapat dan saran.
“Ya, para
petugas pintu air irigasi tersebut, telah menyampaikan aspirasi dan keresahan
kepada saya ”, kata Andri saat dihubungi, Jum’at
(9 /5/2025).
Dalam aspiranya, mereka ingin mendapat arahan yang jelas dari pimpinan terutama ke pak Gubernur Dedi Mulyadi, Kepala Dinas SDA Jabar, Kepala UPTD PSDA Cimanuk- Cisanggarung termasuk juga ke pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung.
Terus terang kehadiran mereka saya tidak bisa menolak, walaupun saya sudah sampaikan bahwa saya sudah lima tahun tidak berdinas di Dinas SDA Jabar, tetapi mereka tetap saja minta bantuan saya. Karena mereka menganal saya, ujar Andri.
“Tolong, bantu kami pak, agar aspirasi kami didengarkan dan disikapi oleh Pak Gubernur, Kadis SDA Jabar dan Kepala UPTD Cimanuk- Cisanggarung termasuk pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung ”, ujar Andri mengulangi apa yang disapaikan para petugas pintu air irigasi.
Aspirasi
petugas pintu air tersebut, sudah saya komunikasikan dengan pihak Dinas SDA
Jabar, dan juga ke Komisi IV DPRD Jabar, namun, berhubung sekarang lagi pada
sibuk penyusunan RPJMD dan Evaluasi
kinerja program 2025, sehingga keinginan mereka (petugas pintu air) untuk bertemu
dan rapat kerja belum dapat terpenuhi.
Mudah-mudahan
dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka dapat menyampaikan aspirasinya
langsung ke Pihak Dinas SDA Jabar dan Komisi IV DPRD Jabar, tandasnya. (*).