Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pilgub DKI 2012, Pelajaran Mahal Bagi Gerindra Jabar

Senin, 06 Februari 2017 | 20:10 WIB Last Updated 2017-02-06T13:10:57Z
 BANDUNG, FAKTABANDUNGRAYA.COM – Ketua DPD Partai Gerindra Mulyadi mengatakan, dalam menghadapi pilkada serentak 2018 khususnya Pilgub, Partai Gerindra akan lebih mengutamakan kader partai ketimbang New Comer (pendatang baru). Hal ini agar peristiwa yang terjadi di DKI Jakarta sewaktu mengusung pasangan Jokowi-Ahok (periode 2012-2017) yang akhirnya menang, dalam perjalan Jokowi (Gubernur-red) maju dalam Pilpres dan kini jadi Presiden, sehingga Ahok yang diusung oleh Gerindra menjadi Gubernur DKI menggantikan Jokowi. Namun setelah Ahok jadi Gubernur malah menyatakan diri keluar dari Gerindra.

Pengalaman pahit pilgub DKI 2012 merupakan pengalaman pahit yang sangat mahal. Hal ini tentunya tidak boleh terjadi pada Pilgub Jabar 2018 mendatang. Untuk itu, dalam rangka menghadapi Pilgub Jabar 2018 mendatang, Partai Gerindra akan melakukan berapa tahapan seleksi, melakukan penjaringan, melakukn survey, elektabiltas, kepribadian, dan loyalitas terhadap partai.

Provinsi Jabar bagi Partai Gerindra dalam Pileg dan Pilpres 2014 lalu merupakan lumbung penyumbang suara terbanyak ditingkat Nasional. Untuk itu, kita tentunya ingin menang dalam pilgub 2018 mendatang, dengan harapan menang Pilgub Jabar kita dapat memuluskan Ketua umum Partai Gerindara Prabowo Subiakto menang dalam Pilpres 2019 mendatang, kata Mulyadi disela peringatan HUT Partai Gerindra Tingkat Provinsi ke 9 tahun di kantor DPD Partai Gerindra Jabar jalan Suci Bandung, Senin (06/03).

Menurut Mulyadi, sampai saat ini ada beberapa nama yang mulai muncul diantaranya, Deddy Mizwar (Wagub Jabar), Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Netty Heryawan ( istri Gubernur Ahmad Heryawan), Bima Aria (Walikota Bogor), Rudy Gunawan(Bupati Garut), bahkan tidak menutup kemungkinan masih ada nama lainnya.. Namun, berhubung waktu masih cukup panjang tentunya, kita akan kaji dan pantau, kira-kira siapa yang layak dan pantas untuk diusulkan ke DPP Gerindra. Nanti DPP-lah yang berwenang memutuskan siapa yang akan diusung dan berpasangan dengan siapanya.

Namun, saat ditanya dengan partai mana Gerindra akan berkoalisi, dengan penuh diplomasi, Mulyadi mengatakan, dalam Pilkada 2015 kita berkoalisi dengan PKS untuk Pilkada Depok, Garut, Bogor. Dan di pilkada 2017 juga dengan PKS untuk Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi dan Kab Bekasi termasuk juga Pilgub DKI sekarang juga berkoalisi dengan PKS.

Untuk itu, kelihatannya dalam Pilgub Jabar 2018 mendatang, kemungkinan besar juga akan berkoalisi dengan PKS, karena chemistry Gerindra dengan PKS sudah sangat sehati, yang merupakan kelanjutan dari KMP (Koalisi Merah Putih). Namun, kita juga tentunya akan menggandeng partai lain dalam memperkuat dan memenangkan Pilgub Jabar 2018 mendatang, tandasnya.


Ridwan Kamil Siap Maju
Sementara itu, Walikota Bandung Ridwan Kamil, yang turut hadir di acara HUT Partai Gerindra Jabar, mengatakan, siap maju dicalonkan dalam Pilgub Jabar dari Partai Gerindra jika dewan pengurus pusat memutuskan demikian.

Dalam kesempatan tersebut, RK (Ridwan Kamil) meminta pihak Gerindra menggunakan dirinya sebagai alat untuk menampilkan citra di mata masyarakat, tidak hanya di Jawa Barat tapi di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan RK berjanji akan mendukung rogram Gerindra secara istiqomah di masa-masa mendatang. Selain itu, RK juga semoga Partai GErindra jadi nomor 1 di Indonesia, arapnya. (husein/yadi).



×
Berita Terbaru Update