Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, RANCAEKEK - PT Jatayutex melalui General Manager Souw Hie Tjong tandatangani komitmen menjaga hasil olahan limbah cair pabriknya agar tetap baik, sebagai dukungan terhadap program Citarum Harum sesuai Perpres No 15 Tahun 2018. Penandatanganan komitmen dibuat pihak perusahaan dan diketahui oleh Komandan Sektor 21 Satgas Citarum.
Hal ini dilakukan seusai Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat melakukan sidak di pabrik tekstil yang memproduksi seizing kain grey, berlokasi di Jalan Raya Garut-Bandung, KM, Kabupaten Bandung.
Setelah beberapa menit mengecek ke lokasi dan operasional IPAL yang dimiliki perusahaan secara seksama, Dansektor 21 menilai cukup puas atas hasil olahan limbah dari IPAL perusahaan, juga ada bak kontrol di outlet yang berisi ikan mas hidup.
“Jadi, Satgas Citarum Sektor 21 tetap konsisten dan tidak akan pernah berhenti untuk mengecek dan mengembalikan sesegera mungkin ekosistem di DAS Citarum sesuai dengan amanat atau perintah dari Perpres No. 15 tahun 2018,” ujar Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat kepada awak media, Jumat (8/3/19).
“Perpres ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo, disitu jelas bahwa kita, TNI, dilibatkan dalam percepatan pengendalian ekosistem di DAS Citarum,"sambungnya.
Hari ini, kata Kolonel Yusep, Satgas Sektor 21 masuk ke PT Jatayutex, perusahaan ini bergerak dibidang tekstil, mulai dari benang sampai ke kain. Limbah yang dihasilkan relatif sedikit, karena memang hanya mengolah air limbah 13 sampai dengan 15 meter kubik perhari.
"Hasil yang kita lihat tadi, limbah yang diolah sudah bening sebelum dibuang ke aliran sungai. Tadi juga kita lihat ada ikan mas di bak kontrol outlet, yang artinya sudah aman dibuang ke aliran sungai. Meski hasil olahan limbah disini kecil, tapi sekecil apapun tetap harus clear (bersih). Tidak boleh ada limbah yang membunuh ekosistem di DAS Citarum,” tegasnya.
“Sudah saatnya kita kembalikan lagi ekosistem di DAS Citarum yang sudah bertahun-tahun telah rusak. Padahal Sungai Citarum ini juga dimanfaatkan untuk pasokan listrik Jawa Bali, keperluan air bersih sekitar 30 juta warga Jawa Barat dan Jakarta, pertanian dan perikanan, dan sebagainya,” ungkap Kolonel Yusep.
Ditempat yang sama, General Manager PT Jatayutex, Souw Hie Tjong, menyampaikan bahwa, pabrik ini bergerak di bidang tekstil, tapi tidak sampai proses pencelupan. "Tapi memang, begitu kita buat pabrik di lokasi Rancaekek, kita sudah punya komitmen, antara lain kita sudah punya kerjasama yang baik dengan muspika dan warga setempat, karena kita merasa bahwa kalau kita hadir di sebuah kawasan, kita juga harus bisa memberikan dampak positif buat lingkungan sekitar. Diantaranya pengolahan limbah," tuturnya. (Cuy).
Hal ini dilakukan seusai Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat melakukan sidak di pabrik tekstil yang memproduksi seizing kain grey, berlokasi di Jalan Raya Garut-Bandung, KM, Kabupaten Bandung.
Setelah beberapa menit mengecek ke lokasi dan operasional IPAL yang dimiliki perusahaan secara seksama, Dansektor 21 menilai cukup puas atas hasil olahan limbah dari IPAL perusahaan, juga ada bak kontrol di outlet yang berisi ikan mas hidup.
“Jadi, Satgas Citarum Sektor 21 tetap konsisten dan tidak akan pernah berhenti untuk mengecek dan mengembalikan sesegera mungkin ekosistem di DAS Citarum sesuai dengan amanat atau perintah dari Perpres No. 15 tahun 2018,” ujar Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat kepada awak media, Jumat (8/3/19).
“Perpres ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo, disitu jelas bahwa kita, TNI, dilibatkan dalam percepatan pengendalian ekosistem di DAS Citarum,"sambungnya.
Hari ini, kata Kolonel Yusep, Satgas Sektor 21 masuk ke PT Jatayutex, perusahaan ini bergerak dibidang tekstil, mulai dari benang sampai ke kain. Limbah yang dihasilkan relatif sedikit, karena memang hanya mengolah air limbah 13 sampai dengan 15 meter kubik perhari.
"Hasil yang kita lihat tadi, limbah yang diolah sudah bening sebelum dibuang ke aliran sungai. Tadi juga kita lihat ada ikan mas di bak kontrol outlet, yang artinya sudah aman dibuang ke aliran sungai. Meski hasil olahan limbah disini kecil, tapi sekecil apapun tetap harus clear (bersih). Tidak boleh ada limbah yang membunuh ekosistem di DAS Citarum,” tegasnya.
“Sudah saatnya kita kembalikan lagi ekosistem di DAS Citarum yang sudah bertahun-tahun telah rusak. Padahal Sungai Citarum ini juga dimanfaatkan untuk pasokan listrik Jawa Bali, keperluan air bersih sekitar 30 juta warga Jawa Barat dan Jakarta, pertanian dan perikanan, dan sebagainya,” ungkap Kolonel Yusep.
Ditempat yang sama, General Manager PT Jatayutex, Souw Hie Tjong, menyampaikan bahwa, pabrik ini bergerak di bidang tekstil, tapi tidak sampai proses pencelupan. "Tapi memang, begitu kita buat pabrik di lokasi Rancaekek, kita sudah punya komitmen, antara lain kita sudah punya kerjasama yang baik dengan muspika dan warga setempat, karena kita merasa bahwa kalau kita hadir di sebuah kawasan, kita juga harus bisa memberikan dampak positif buat lingkungan sekitar. Diantaranya pengolahan limbah," tuturnya. (Cuy).