Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sensus Penduduk Digitalisasi Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia

Kamis, 22 Agustus 2019 | 18:23 WIB Last Updated 2019-08-23T11:31:02Z
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Sampai saat ini data kependudukan yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (PBS) Jabar dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jabar, masih terjadi perbedaan/ selih yang cukup segnifikan. Tidak tanggung-tanggung selisihnya sekitar 3-4 juta jiwa. Untuk itu, pemerintah pusat melalui Kemendagri dan BPS Pusat sudah merancang bersama-sama untuk menciptakan Satu Data kependudukan dengan digitaliasi.

Menurut Kedisdukcapil Jabar Herry Seherman, jumlah penduduk Jabar berdasarkan data Disdukcapil tahun 2019 sebanyak 45. 632.714 jiwa dengan jumlah penduduk pria sebesar 23. 152. 783 lebih banyak dari penduduk perempuan yang berjumlah 22.479.931. Sedangkan data berdasarkan BPS Jabar jumlah penduduk Jabar sekitar 49,94 juta jiwa. Atau selisih 4 jutaan jiwa.

Terjadinya perbedaan data jumlah pendudukan dengan BPS, Herry mengatakan, karena pola atau metode yang dipergunakan berbeda. Kalau Disdukcapil, mendata penduduk berdasarkan by nama by adress. Yaitu sesuai dengan data berdasarkan KIP (kartu induk kependudukan) yang tercantum dalam Kartu Keluarga.

Bahkan sejak 2019 ini, secara online, setiap anak yang lahir dan dibuatkan akte kelahirannya, secara otomatis sudah terdata, ujar Herry Suherman dalam acara Jabar Punya Informasi (JAPRI) di di halaman Museum Gedung Sate Parkir Timur gedung Sate. Bandung Kamis. (22/8-2019).

Turut hadir dan menjadi narsum, selain Kadisdukcapil Jabar Hery Suherman, juga Kadiskominfo Jabar Setiaji, ST.MM., Kepala Badan Pusat Statistik Jabar. Dodi Herlando, bertempat di halaman Museum Gedung Sate Parkir Timur gedung Sate. Bandung Kamis. (22/8-2019).

Herry juga mengatakan, adanya perbedaan data kependudukan dengan antara Disdukcapil dengan BPS itu, terjadi karena masih cukup banyak masyarakat yang tidak meng-update data. Misalnya, anak baru lahir tapi belum dibuatkan akte kelahiran; anggota keluarga yang sudah meninggal tapi masih tercantum dalam KK; anggota Keluarga yang sudah menikah dan pindah rumah tapi masih tercantum dalam KK.

Ditambah lagi adanya warga migrasi dari luar Jabar, seperti pindah kerja; sekolah,kuliah. Selain itu, Disdukcapil Jabar juga, sudah menggunakan tandatangan elektronik atau barcode data kependudukan dan masyarakat juga bisa melakukan upload dan cetak akte kelahiran sendiri, ujarnya.

Adapun terkait penggunaan data kependudukan yang dimiliki oleh Disdukcapil Jabar, rata-rata dipergunakan untuk kepentingan Pemilu, Pendidikan , Kesehatan, ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Privinsi Jawa Barat, Ir Dody Herlando mengatakan, Sensus Penduduk 2020 ini adalah ke 7 yang dilakukan oleh Indonesia sejak kemerdekaan. Pendataan SP dilakukan tiap 10 tahun sekali. Sedangkan saat ini menjelang era data kependudukan baru/ digitalisasi berdasarkan rekomendasi PBB, SP dilakukan dengan Metode Kombinasi yang digunakan sebagai upaya transisi dari sensus dengan metode tradisional.

Pada tahun 2020 Indonesia akan melaksanakan Sensus Penduduk. Berdasarkan amanat UndangUndang no 16 tahun 1997 tentang Statistik, rekomendasi PBB dan menuju satu data kependudukan Indonesia, BPS akan menyelenggarakan Sensus Penduduk (SP2020).

Tujuan Sensus Penduduk adalah untuk mendapatkan informasi jumlah, komposisi, distribusi dan karakterisitik penduduk. Manfaat yang dapat diperoleh dari SP2020 adalah mengetahui jumlah penduduk menurut wilayah sampai wilayah lingkungan terkecil (RT); diperoleh data dasar yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan pembangunan seperti penyediaan sarana kesehatan, pendidikan, perumahan, dan lain sebagainya; serta manfaat tertib administrasi kependudukan.

Dikatakan, sebagai Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia(18% penduduk Indonedia ada di Jawa Barat), provinsi dengan jumlah generasi milenial di 2019 sebebesar 32,86% terhadap total penduduk, maka Jawa Barat memiliki potensi besar.

Dody Juga menyebutkan Data Sensus Penduduk BPS yang dirili BPS tidak bisa dijadikan sebagai basis untuk menentukan jumlah penduduk miskin, tetapi untuk mengklarifikasi berapa jumlah anak bangsa. berbeda dengan hasil dari Dinas dulcapil yang lebih detail by name dan by addres.

Lebih lanjut Dody mengatakan, dengan berbagai asumsi demografi, penduduk Jawa Barat tahun 2020, diproyeksikan hampir mencapai 50 jutaan orang, atau akan ada sekitar 49,94 juta jiwa. Pada Sensus Penduduk(SP) 2010, pendusuk Jawa Barat mencapai 43,05 juta jiwa. Perkiraan tersebut akan terkonfirmasi dengan hasil penghitungan sensus penduduk yang akan dilaksanakan di tahun 2020, tandasnya. (husein).
×
Berita Terbaru Update