![]() |
Komisi B DPRD Kota Bandung melaksanakan rapat kerja dengan RSUD Kota Bandung membahas terkait target pendapatan s/d triwulan II T.A 2022, (foto;humpro). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Komisi B DPRD Kota Bandung melaksanakan rapat kerja dengan RSUD Kota Bandung membahas terkait target pendapatan s/d triwulan II T.A 2022, di Ruang Komisi B Gedung DPRD Kota Bandung, Jum'at (22/7/2022).
Rapat kerja tersebut langsung
dIpimpin oleh Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung, Hasan Faozi, S.Pd., serta
dIhadiri juga oleh Wakil Ketua Komisi B, H. Wawan Mohamad Usman, S.P., serta
secara teleconference dihadiri langsung oleh anggota lainnya Christian Julianto
Budiman, drg. Maya Himawati, Sp. Ort., dan Ir. H. Agus Gunawan.
Pada kesempatan ini Hasan Faozi
menyampaikan bahwa target pendapatan yang sudah dicapai oleh RSUD Kota Bandung
sudah baik meskipun belum memenuhi target.
"Sebetulnya pencapaian
pendapatan dari RSUD Kota Bandung sudah baik meskipun baru di angka 44,47
persen," ujarnya.
Namun, menurut Faozi, masih banyak
yang harus dibenahi dari RSUD Kota Bandung, seperti sarana dan prasarana yang
harus lebih diperhatikan.
"Sarana dan prasarana yang baik
tentunya menunjang pasien non BPJS tertarik untuk menggunakan fasilitas
kesehatan dari RSUD Kota Bandung,” tuturnya.
Faozi mengatakan bahwa target
pendapatan harus berbanding lurus dengan kualitas pelayanan pada masyarakat.
"Pada capaian target pendapatan
harus berbanding lurus dengan kualitas pelayanan pada masyarakat, karena jika
kualitas pelayanannya baik maka pendapatan juga pasti tercapai. Jadi kedua hal
ini sangat berbanding lurus dan harus selalu diutamakan," ujarnya.
Anggota Komisi B lainnya, Maya Himawati
memberi usulan bahwa RSUD Ujungberung Kota Bandung harus lebih inovatif agar
pencapaian target pendapatan bisa dapat bertambah.
"RSUD Ujungberung Kota Bandung
harus lebih inovatif jangan hanya menunggu bola, misal pelayanan poliklinik
pada sore hari yang mayoritasnya untuk kalangan swasta, pelayanannya serta
fasilitas agar dibuat lebih nyaman lagi dan dari rujukan pun jangan terlalu
lama sehingga menghambat pelayanan yang diberikan RSUD,” katanya.
Rapat ini juga bertujuan untuk
melihat sejauh mana kinerja dan kendala yang ada sehingga penyelesaian dapat
dilakukan secara maksimal untuk meminimalisir hambatan yang muncul.
Dari data anggaran yang disampaikan
oleh RSUD Bandung Kiwari, Komisi B menganggap sudah sesuai dan berharap data
tersebut akan mencapai target. Namun, hanya perlu sedikit memperhatikan lagi
perincian nilai total pendapatan yang sudah masuk dan keluar.
Komisi B juga memberi pendapat bahwa
rumah sakit bukan hanya sebagai tempat menyerap pendapatan, tetapi yang
terpenting adalah pelayanan publik yang harus ditingkatkan agar semakin banyak
pasien yang berobat ke RSUD Bandung Kiwari.
Rapat ditutup dengan harapan dari
Komisi B agar RSUD Bandung Kiwari bisa lebih baik dari segi pendapatan dan
pelayanan.* (Nicko/Jaja/Mutifani).