![]() |
Anggota Komisi V Diah Fitri Maryani bersama Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa dan pelajar SMA Cahaya Rancamaya Bogor |
Program
Sekolah Garuda merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang
digagas Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk mendukung percepatan pembangunan
pendidikan unggul di Indonesia. Peluncuran dilakukan serentak di 12 sekolah
yang telah bertransformasi menjadi Sekolah Garuda di berbagai daerah, termasuk
SMA Cahaya Rancamaya sebagai salah satu titik pelaksanaan.
Acara
peluncuran nasional bertajuk "Mengenal Sekolah Garuda: Harapan Baru
Pendidikan Unggul" ini juga dilaksanakan di sejumlah sekolah terkemuka
lainnya, seperti SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMAS Unggul Del Toba, MAN IC
Ogan Komering Ilir, SMANU MH Thamrin Jakarta, hingga SMA Pradita Dirgantara
Boyolali.
Selain
itu, pemerintah juga memperkenalkan empat lokasi pembangunan Sekolah Garuda baru
di Belitung Timur, Timor Tengah Selatan, Konawe, dan Bulungan. Sekolah-sekolah
tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027.
Pendidikan Berbasis STEM dan Asrama Modern
Sekolah
Garuda dirancang sebagai lembaga pendidikan berasrama setingkat SMA dengan
pendekatan kurikulum yang mengedepankan Sains, Teknologi, Teknik, dan
Matematika (STEM). Sekolah ini juga dilengkapi dengan fasilitas modern dan
sistem pembelajaran yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan agar mampu
bersaing di level global, termasuk melanjutkan pendidikan ke
universitas-universitas terbaik di dalam maupun luar negeri.
Dalam
kesempatan tersebut, Diah Fitri Maryani, anggota Komisi V dari Fraksi PDI
Perjuangan, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Ia
menyebut Sekolah Garuda sebagai langkah konkret dalam mencetak generasi unggul
dan mempercepat pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
“Saya melihat program ini punya misi besar, tidak hanya soal pendidikan unggul, tetapi juga menjadi salah satu cara memutus rantai kemiskinan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Diah Fitri Maryani foto bersama pelajar SMA Cahaya Rancamaya Kota Bogor
Skema Pembiayaan dan Perbedaan dengan Sekolah Rakyat
Menurut
Diah, Sekolah Garuda menerapkan skema pembiayaan campuran. Sekitar 80 persen
siswa akan mendapat beasiswa penuh dari pemerintah, sementara 20 persen lainnya
masuk melalui jalur berbayar. Informasi tersebut mengacu pada data resmi dari
laman Kemdiktisaintek.
Ketika
ditanya mengenai perbedaan antara Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat, Diah
menjelaskan bahwa kedua lembaga pendidikan ini memiliki pendekatan dan sasaran
yang berbeda.
“Sekolah
Garuda menyasar siswa-siswa berprestasi dari berbagai latar belakang untuk
dipersiapkan masuk ke universitas top dunia, sedangkan Sekolah Rakyat ditujukan
untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem sebagai bagian dari program
penanggulangan kemiskinan,” jelasnya.
Dari
sisi jenjang, Sekolah Garuda hanya ada di tingkat SMA, sedangkan Sekolah Rakyat
tersedia mulai dari SD hingga SMA. Selain itu, pengelolaan Sekolah Garuda
berada di bawah Kemdiktisaintek dengan kurikulum gabungan nasional dan
internasional. Sementara itu, Sekolah Rakyat dikelola oleh Kementerian Sosial
(Kemensos) dengan kurikulum nasional yang ditekankan pada penguatan karakter.
“Dari
sisi kurikulum, fasilitas, hingga target output-nya, ini adalah dua program
berbeda dengan tujuan strategis masing-masing,” tutup Diah. (sein).