Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bandung Award & ITJA : Gelar Diskusi Tourism Marketing Forum “Digital Tourism”

Senin, 06 Februari 2017 | 21:10 WIB Last Updated 2017-02-06T14:10:13Z
BANDUNG, FAKTABANDUNGRAYA.COM - Para stakeholder dan pelaku pariwisata saat ini harus mampu memanfaatkan teknologi digital, hal ini karena calon wisatawan sebelum berwisata tentunya terlebih dahulu ingin mengetahui objek wisata/ distinasi wisata yang akan mereka datangi. Untuk itu, sudah bukan jamannya lagi memanfaatkan dengan cara marketing offline.

Para calon wisatawan kini sudah pada dimanjakan oleh kemajuan technology digital, merka sebelum bepergian/ wisata terlebih dahulu mencari informasi melalui internet dan mem-browsing. Untuk itu , pelaku usaha wisata harus merubah pola dai marketing off line ke Digital Tourism.

Hal ini dikatakan, Dudi Effendi dari PT.Telkom yang sekaligus mewakili Kemmterian Pariwisata RI selaku narasumber dalam acara Diskusi Tourism Marketing Forum “Digital Tourism” yang diselenggarakan oleh Bandung Award 2017 bekerjasama dengan Indonesian Tourism Journalist Association (ITJA) didukung oleh PHRI, ASITA, ASPPI, KADIN di Hotel Horison Bandung, Senin (06/03).

Pola Digital Tourism harus terus kita kembangkan dan memanfaatkan media social dan termasuk organiasi yang dapat mendukung sosialisasi kepariwisataan Bandung Raya maupun Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya, sehingga dari tahun ke tahun tingkat kunjungan wisata baik local maupun mancanegara terus meningkat, ujar Dudi.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Hadi Permana mengatakan, jumlah peserta dari target 100 orang ternyata yang mengikuti sebanyak 160 orang, ini diluar dugaan kita selaku panitia

Melalui kegiatan diskusi forum marketing seperti ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pariwisata. Untuk itu, Bandung Award selaku panitia yang didukung oleh ITJA, tentunya bertujuan untuk meningkatkan industri­ pariwisata.

Dunia kepariwisataan it uterus berkembang, dan tidak ada matinya, untuk itu, kita akan terus berjuang dalam turut mengembangkan kepariwisataan khususnya Bandung Raya ( Kota/kab Bandung, Kab Bandung Barat dan kota Cimahi), ujar Hadi.

Hadi juga menuturkan, PAD yang dihasilkan dari sector kepariwisataan cukup besar bagi Bandung Raya, nilainya mencapai 63 persen. Untuk itu, melalui forum marketing ini, diharapkan dapat saling-membagi ilmu pengetahuan tentang marketing kepariwisataan.

Dikatakan, dulu para marketing pariwisata menggunakan pola offline, dengan membagi brosur kepada masyarakat atau wisatawan, Namun kini pola itu sudah ketinggalan. Contohnya, dulu ojek konvensional sekarang sudah system online, belanja online. Selain itu, melalui promosi dengan digital dimana lebih murah dan pemasukan yang besar. Bukan online­ travel agentnya saja. Ujar Hadi.

Melalui kegiatan ini juga, kita juga ingin menyatukan stakeholder pariwisata- pelaku usaha pariwisata termasuk organiasi seperti PHRI, ASITA, ASPPI, KADIN, apalagi kita juga bekerjasama dengan ITJA.

Namun, Hadi juga menyangkan, selama ini pemerintah dalam membuat program dan kebijakan kepariwisataan kurang melibatkan para pelaku usaha kaperiwatasaan, Kelompok penggerak pariwisata bukan orang yang tidak paham diberikan untuk mengolah kepariwsataan, sesalnya.

Di Bali dan Jogyakarta, kegiatan kepariwisataan sudah terintegritas semua sektor, mulai dari tukang becak, ojek dll, kalau di Bandung, misal kita pasang spanduk bandug tourism, mungkin ­tukang becak atau tukang parkir ga tahu apa makna tulisan tersebut, harusnya ada edukasi. Untuk kedepan harus ada edukasi , kandasnya. ( husein).
 

×
Berita Terbaru Update