Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Denny Juanda : Sekolah Seharusnya Tidak Tarik DSP Dari Orangtua Siswa

Kamis, 02 Februari 2017 | 14:24 WIB Last Updated 2017-02-02T07:25:22Z
Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM - Sejak diberlakukannya Undang-Undang UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, terutama bidang pendidikan, yang mengamanatkan soal alih kelola SMAN/SMKN dari Kab/kota ke Provinsi. Maka, dalam APBD Jabar 2017, anggaran untuk sector pendidikan sudah melebih dari 20% dan terbesar dari sektor lainnya.

Menurut Asisten Daerah (Asssda) II Setda Jabar Bidang Perekomonian dan Pembangunan Prof Denny Juanda mengatakan, pemerintah provinsi Jabar bersama DPRD Jabar dalam setiap penyusunan anggaran, terus berupaya menambah sarana-prasarana sekolah diantaranya membangun RKB, Renovasi kelas dan fasilitas lainnya, termasuk juga membangun Unit Sekolah Baru (USB). Hal ini agar para orangtua siswa tidak terbebani dan direpotkan dengan Dana Sumbangan Pembangunan (DSP).

Untuk itu, Pemprov Jabar pada tahun 2017 ini akan membangun sebanyak 1945 ruang kelas baru (RKB), Hal ini bertujuan, agar sekolah Negeri baik SMAN/SMKN tidak lagi menarik DSP dari para orang tua siswa.

“ Kalau semua sekolah SMAN/SMKN se Jabar sudah terpenuhi ruang belajar, seharusnya pihak sekolah tidak melakukan lagi penarikan DSP dari orangtua siswa”, kata Assda II Denny Juanda dalama acara jumpa pers terkait implentasi kerjasama Pemprov Jabar dengan Pemerintah Australia Selatan di Gedung Sate, Rabu (01/02).

Denny juga mengatakan, permprov Jabar kini sedang merancang program untuk membuat ciri khas SMA/SMK se Jabar dari provinsi lain, diantaranya soal mutu pendidikan, dimana kita ingin kualitas/ mutu pendidikan di Jabar merata, baik yang diperkotaan maupun di daerah pelosok.

Kedua sukses lembaga (SMAN/SMKN) dimana kita akan terapkan IPTEK dan IPTAK, sehingga para pelajar apabila sudah lulus nanti mampu bersaing dalam dunia ketenagakerjaan. Dan ketiga yang tidak kalah penting yaitu tentang pengetahuan Bahasa.

Soal pengetahuan Bahasa, kata Denny, merupakan salah satu kelemahan SDM Jawa Barat, untuk itu kita akan rancang dan harus dapat dilaksanakan oleh sekolah, yaitu pihak sekolah mewajibkan kepada seluruh siswanya untuk mampu mengusai bahasa selain Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Inggris, Jepang, Mandarin dan Arab.

Denny juga mengakui bahwa, sejak beberapa tahun belakangan ini, tukar menukar pelajar lintas negera sudah dilakukan, seperti ke Arab Saudi, ke Jepang, ke Australia, ke Cina, dan beberapa negera yang menerapkan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Namun, kelemahan pelajar Jabar saat seleksi gugurnya dari segi Bahasa. Untuk itu, kita akan perkuat, caranya yaitu melalui penerapan Bahasa di sekolah, tandasnya. (sein)
×
Berita Terbaru Update