Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pangdam III/Slw : Tangani & Selamatkan Citarum Menuju Indonesia Emas 2045

Sabtu, 20 Januari 2018 | 16:28 WIB Last Updated 2018-01-20T09:54:44Z
BANDUNG, (Faktabandungraya.com),--Panglima Kodam III/ Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo menegaskan, bila Sungai Citarum tidak ditangani secara holistic dengan melibatkan seluruh instansi dan komponen masyarakat, jangan harap program Indonesia Emas tahun 2045 dapat tercapai, yang ada malah Indonesia Cemas. Karena persoalan perekonomian, Energi dan sebagainya.

Menurut Pangdam Doni, berdasarkan dari dari berbagai pihak Baik dari Kemen Pupera, DLH Jabar, Puslitbang SDA, BBWS Citarum, Perguruan Tinggi, ternyata tingkat kerusakan Sungai Citarum sudah dalam kondisi mengkhawatirkan dan airnya sudah sangat tidak layak dipergunakan.

Tim Survey Kodam III/Siliwangi menganalisa bahwa Singai Citarum terdapat Tinja Manusia sebanyak 35,5 Ton/hari dan kotoran ternak 58 Ton/hari. Sedangkan data dari BBWS Citarum, ditemukan bahwa sampah organic dan anorganik 20,462 ton/hari atau sekitar 71% tidak terangkut. Selain itu, di Ciatarum juga ditemukan limbah Medis diantaranya Kantong Daerah HIV/ AIDS, Potongan Tubuh Manusia, Alat Medis bekas pakai.

Hal ini dikatakan Pangdam III/Siliwangi Doni Monardo dalam acara revitalisasi Sungai Citarum menuju Indonesia Emas 2045 dihadapan ratusan Mahasiswa dari berbagai Perti se Bandung Raya, di Gedung Graha Tirta Siliwangi Bandung, Sabtu (20/1/18).

Turut Hadir dan manjadi narasumber Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsyah Suryadi DEA; Rektor UNPAD Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr’, Sekretaris DLHD Jabar Dr. Ir. Prima Mayaningtias ; Polda Jabar. Selain itu hadir juga para Komandan satuan, Danrem dan Dandim.

Pangdam juga memaparkan bahwa tingkat kerusakan lingkungan dan sungai Citarum mulai dari Hulu- hingga Hilir daerah aliran sungai (DAS) sudah rusak. Karena berdasarkan data bahwa dari 12 Kab/kota yang dialirin Sungai Citarum terdapat sebnayak 1.900 Industri penghasil limbah dengan presentase sebesar 90% IPAL-nya tidak sesuai aturan. Sehingga sebanyak 340.000 ton/hari lambah cairnya dibuang ke Sungai Citarum.

Kerusakan lingkungan ini, tentunya berdampak negative, yaitu pada saat musim hujan, debit aliran mencapai 578 M3/detik, sehingga menimbulkan banjir di wilayah Majalaya, Banjaran dan Dayeuhkolot. Namun, pada ssat musim kemarau, debit alira hanya sekitar 2,7 M3/detik, sehingga menyebabkan kekeringan dan kegagalan panen dan berkurangnya pasokan air ke PLTA Saguling. Padahal debit aliran normal rata-rata 41 m3/detik.

Lebih lanjut dikatakan, Kawasan Hutan /perkebunan yang dilintasi Sungai Citarum seluas 690.108,34 Ha, namun berdasarkan data dari Pulitbang SDA Ken Pupera, ternyata saat ini yang berpotensi kritis seluas : 212.186,16 Ha; Agak Kritis seluas 166.571,80 Ha; hutan Kritis seluas : 76.877,82 sedangkan yang Sangat Kritis seluas 2.670,19 Ha. Dengan kondisi ini tentunya mengurangi mata air, dimana pada tahun 2009 ada 300 mata air namun di tahun 2015 lalu tinggal 144 mata air, paparnya.

Adapun terkait hasil uji klinis pada ikan dan Air Citarum ternyata ditemukan untuk berbahaya bagi kehidupan manusia, karena ditemukan unsur Mercuri, Coliform, Pseudomonas Aeroginose, Logam Berat seperti Besi, Mangan, Timbel, Solfur dan Klor. Untuk itu, kita harus berhati-hati bila mengkonsumsi ikan dari sungai Citarum, tegas Doni.

Pada hal keberadaan sungai Citarum itu sangat Staegis dan Vital bagi bagi masyarakat Jabar dan DKI Jakarta. Air Citarum 80% dikomsumsi Penduduk DKI Jakarta; Digunakan Masyarakat sepanjang DAS Citarum; Budidaya perikanan air tawar, Irigasi, Pemasok Listrik Area-Jawa Bali.

Pangdam juga mengajak Polda Jabar Jabar untuk secara tegas menindak secara hokum perusak lingkungan dan DAS Citarum. Sedangkan mangatasi Tinja Manusia, akan dibangun WC perorangan, Pipa Gendong dan WC Komunal. Sampah Rumah tangga dipilih dan diolah. Untuk kotoran hewan diolah dijadikan pupuk kandang.

Selain itu, kini Kodam juga sudah bekerja sama dengan instansi terkait, untuk melakukan pembibitan tanam keras dan maupun tanaman ekonomis yang akan ditebar disepnajang DAS Citarum. Bahkan kita juga kini sudah mulai melakukan pengerukan terhadap sedimentasi disepanjang DAS Citarum.

Mari kita benahi lingkungan sepanjang DAS Citarum, bersihkan dan jaga Citarum agar Citarum Harum menuju Indonesia Emas 2045, tandasnya. (sein/yad).
 


×
Berita Terbaru Update