Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Komitmen Dukung Citarum Harum, Pabrik Tekstil Ini Lakukan Pembenahan IPAL Secara Menyeluruh

Rabu, 29 Juli 2020 | 00:11 WIB Last Updated 2020-07-28T17:12:54Z
Klik

CIKANCUNG, faktabandungraya.com,--- Perusahaan tekstil PT Filamenindo Lestari Textile tunjukan komitmen mendukung program citarum harum dalam mengembalikan kelestarian DAS Citarum. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan memiliki IPAL yang cukup representatif hingga nyaris 100 persen direcycle.

Perusahaan tekstil yang berlokasi di Jalan Cicalengka-Majalaya KM 3, Cikancung, Kabupaten Bandung ini diketahui mulai membangun IPAL yang representatif sejak bergulirnya Program Citarum Harum.

"Ipal yang baru ini mulai beroperasi sejak awal tahun 2019 lalu. Sebelumnya kami sudah ada ipal, namun belum seperti saat ini," kata Edi Musadeq Selaku direktur PT Filameinindo Lestari Textile usai dilakukan pengecekan berkala oleh Satgas Sektor 21 Subsektor 16 Cicalengka, Senin (27/7/2020).


Sebelumnya, diakui Edi, IPAL yang dimiliki belum optimal seperti saat ini. Karena menurutnya, limbah cair yang dihasilkan dari pabrik tekstil yang memproduksi kain grey (tenun) cenderung tidak berbahaya, tidak seperti produksi Dyeing (pencelupan warna).

Namun demi mendukung program Citarum Harum melalui Perpres No 15 Tahun 2018 Percepatan Pengendalian Pencemaran DAS Citarum. Pihaknya melakukan pembenahan dengan membuat IPAL yang lebih tertata sesuai arahan Satgas Citarum.

"Setelah ada program citarum, kami ingin menunjukkan bahwa kami mendukung dalam mengembalikan kelestarian lingkungan sungai dengan pembuatan sistem IPAL yang lebih baik," ungkap Edi.

Untuk melakukan perombakan IPAL secara menyeluruh, dirinya mengklaim bahwa biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan cukup besar mencapai miliaran rupiah.

"Kalo dari biaya ya memang meningkat, cuma karena itu demi kebaikan bersama dan anjuran pemerintah kita harus nurut. Dan itu juga kita dari awal dibina oleh satgas sektor 21," tuturnya.

"Dengan sistem ipal yang ada saat ini, kami bisa melakukan recycle air limbah untuk digunakan kebutuhan produksi," pungkasnya.

Perusahaan yang berdiri sejak Tahun 1995 lalu, memproduksi kain Grey rata rata 30 ribu meter perhari. Sejak pandemi Covid-19 produksi menurun hingga 50 persen.

Limbah cair produksi yang diolah dan dihasilkan, kata Didin Solehidin selaku penanggung jawab IPAL, kalau produksi sedang berjalan rata-rata limbah yang keluar sebanyak 40 meter kubik perhari.

Didin juga menjelaskan sistem pengolahan limbah yang digunakan menggunakan metode kimia dan fisika. Sementara sludge (lumpur endapan) yang dihasilkan diproses melalui kationik dan belt press. Selanjutnya dibuang ke panampungan limbah sludge menggunakan jasa transporter yang berijin. (Cuy)
×
Berita Terbaru Update