![]() |
Ir.H. Herry Dermawan, anggota Komisi II DPRD Jabar (foto:istimewa). |
Menurut Herry Dermawan, hutan yang dimiliki provinsi Jabar cukup luas,
untuk itu harus tetap terjaga sebagai konservasi SDA.
Namun, peran Dinas Kehutanan bukan hanya sebatas konservasi SDA dan
ekosistemnya di lahan - lahan kritis, tetapi harus memiliki
kemampuan untuk dapat menghasilkan hasil hutan bukan kayu, tetapi dapat
menghasilkan produksi hasil hutan selain kayu, seperti Jamur atau Madu.
Beberapa waktu yang lalu, Komisi II DPRD Jabar melakukan kunker
di Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VI Tasikmlaya, terkait
evaluasi kegiatan Tahun 2020 Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VI Tasikmalaya,
kata Herry Dermawan saat dihubungi terkait hasil kunker Komisi II DPRD Jabar ke
CDK Wilayah VI Tasikmalaya.
Herry Darmawan mengatakan, KCD
Wilayah VI Tasikmalaya yang meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki
lahan seluas 132.266,96 Ha. Untuk itu, agar hutan tetap terjaga dan
masyarakat memiliki penghasilan yang dapat meningkatkan ekonomi, maka harus
diberdayakan, diberikan pendidikan, pelatihan, pendampingan selama melakukan
pembudidayaan hasil hutan bukan kayu, hingga bisa berjalan mandiri.
"Karena masyarakat itu kalau sudah tau ilmunya dan mengerti bahwa ini
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dari pada usaha yang lain yang tidak jelas
dengan spekulasi yang tinggi, lebih baik itu, dilatih budidaya Jamur atau
Madu", ujarnya.
Lebih lanjut Herry Dermawan mengatakan, di wilayah CDK Wilayah VI
Tasikmalaya ini cukup banyak limbah serbuk kayu yang dihasilkan dari hasil
pengolahan kayu. Limbah serbuk (gergaji)
kayu tentunya sangat mendukung budidaya jamur.
Ada beberapa jenis jamur yang memeiliki mamfaat tinggi yang dapat dikembang
biakkan dengan memamfaatkan limbah serbuk kayu, seperti halnya jamur kayu sebagai sumber
pangan sehat yang bernilai ekonomis, sehingga bisa menjadi sumber pendapatan.
"Ini sangat menarik, budidayanya sudah sangat maksimal disamping itu
menghadirkan 4 jenis jamur seperti jamur kuping, tiram coklat, payung dan
lainnya, kami melihat pemberdayaan masyarakat melalui produksi hasil hutan
bukan kayu ini sangat baik dan bisa menjadi pilot project untuk kelompok tani
yang lain", jelasnya.
Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, bila masyarakat (kelompok Tani
Jamur) di latih dan dibina berbudidaya jamur tentunya akan dapat meningkatkan
produksi jamur yang secara otomatis juga
dapat meningkatkan pendapatan., tandasnya.(adikarya/husein).