Sejak maraknya media sosial, baik dari Facebook, WhatsApp, Instagram, Twitter atau medsos lainnya, tidak sedikit masyarakat terjebak dengan hukum atau Undang-undang ITE, karena kekurang pahaman dan terbawa emosional, padahalbelum tentu informasi dari Medsos itu benar adanya,bisa jadi itu berita bohon alias HOAX.
Hal ini merupakan salah satu ciri pada era disrupsi adalah penggunaan sosial media yang semakin masif dan menimbulkan dampak positif dan juga negatif.
Maka
itu era disrupsi perlu direspon dengan positif dengan nilai-nilai ketimuran.
Jangan sampai justru penggunaan sosial media dapat merugikan diri sendiri
ataupun masyarakat lain sehingga terkena jerat hukum. Walaupun teknologi
digital bisa membawa manfaat dan bisa dimaksimalkan sebagai potensi membuka
jejaring bisnis.
Menyikapi
demikian, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menggandeng Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Kota Bandung menggelar pelatihan dengan mengusung tema
"Pengembangan Kapasitas Daya Saing Kepemudaan Dalam Membangun Networking
Bisnis Melalui Literasi Digital" yang digelar selama dua hari dari
tanggal 28 - 29 September 2021 di Zest Sukajadi Hotel Kota Bandung.
Dikatakan
Kepala Dispora Kota Bandung Edy Marwoto dalam sambutannya yang dibacakan Kepala
Bidang Pengembangan dan Infrastruktur Kepemudaan, Win Sepridjal bahwa dengan
kegiatan pelatihan tersebut diharapkan pemuda mampu memperkaya pengetahuan dan
keterampilannya agar bisa bersaing khususnya di bidang kewirausahaan.
"Para
pemuda, kalian hadir di sini sebagai generasi muda yang membanggakan, generasi
pelanjut, generasi milenial, pemimpin di hari esok. Maka itu acara ini mohon
untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam membuka wawasan dan informasi, dengan
harapan saatnya nanti berhasil sebagai wirausahawan muda," ujar Win,
Selasa (28/9/2021).
Ia
juga menegaskan, pelatihan ini memiliki tujuan untuk membangun karakter,
kapasitas dan daya saing pemuda di bidang kewirausahaan.
"Maksud
dan tujuan penyelenggaraan ini adalah untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi
di tengah pademi covid-19 saat ini dan membina generasi pemuda dalam meningkatkan
pemulihan ekonomi nasional," terangnya.Dispora kota Bandung dan Pengurus PWI Kota Bandung dalam acara pelatihan
"Pengembangan Kapasitas Daya Saing Kepemudaan Dalam Membangun
Networking Bisnis Melalui Literasi Digital"
Menurutnya,
program tersebut lahir dan termotivasi atas ruang gerak yang terbatas.
Sementara, ruang gerak pemuda Kota Bandung memiliki aktivitas tinggi dalam hal
kreativitas.
Program
GEDOR
"Maka
lahirlah Gedor, sebuah gerakan pemuda dan olahraga dengan tagline 'segera' yang
artinya semangat, gerak dan dobrak. Dengan gerakan ini, kita menginginkan
aktivitas positif dan produktif," tegas Win.
Program
Gedor Dispora Kota Bandung, dituturkannya adalah program jangka panjang. Gerakan
ini pun, sambungnya, diharapkan dapat terus membangkitkan semangat pemuda meski
di tengah masa PPKM dan ke depan rencana sosialisasi program Gedor akan pula
menggandeng PWI Kota Bandung sebagai organisasi profesi dalam membangun
informasi dan publikasi positif sebab dinilainya dengan Gedor, Kota Bandung
diharapkan menjadi pelopor untuk wilayah lainnya.
Sedang
disampaikan Ketua PWI Kota Bandung, Hardiyansyah yang diwakili Wakil Ketua
Ferry Ardiansyah menyambut baik pelatihan berbasis literasi digital.
Pihaknya
menyampaikan, dengan teknologi digital arus informasi semakin mudah didapatkan
tetapi tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri.
Sebab,
selain rentannya penyebaran hoaks juga alih-alih akan terjerat undang-undang
ITE bila menggunakannya tidak secara bijak. Dari pelatihan ini berharap bisa
dijadikan media untuk mengupgrade diri karena tuntutan di masa kekinian,
disamping pemuda dapat mengembangkan potensi diri dan jejaring.
Begitu
pula, lanjutnya, PWI Kota Bandung menyambut baik dan siap bekerjasama untuk
bisa mensosialisasikan program Gedor sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan
se Kota Bandung.
Pelatihan
selain menghadirkan narasumber diantaranya, mantan Kadiskominfo Kota Bandung
Bulgan Alamin, Drg., M.Sc, Sekretaris PWI Kota Bandung Zaenal Ihsan, S. Sos
beserta Seksi Kerjasama Lembaga A. Husein Widjaya disamping narasumber lainnya
yakni Haris Abdullah dari FLP yang akan mengisi di hari kedua. Pelatihan juga
diikuti sebanyak 40 peserta pemuda lokal di Kota Bandung, berasal dari
mahasiswa dan pelajar organisasi kepemudaan, organisasi kemahasiswaan serta
karang taruna yang memiliki minat berwirausaha serta yang baru memulai usaha
(early start-up).
Sedang
Ketua PWI Kota Bandung, Hardiyansyah yang berkesempatan hadir di tengah-tengah
acara menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada Dispora Kota Bandung
yang selama ini menjalin kerjasama dengan baik.
Ia
menjelaskan, dibutuhkan kualitas mental untuk menghadapi perubahan-perubahan
termasuk era digitalisasi dan bertahan dalam memiliki nilai-nilai atau value
dan believing yang seyogyanya setiap individu harus memegang nilai dan prinsip
budaya ketimuran agar tidak terjadi disorientasi dalam membuat langkah ke masa
depan.
"Penting
juga problem solving yaitu skill atau kemampuan memecahkan persoalan yang
dihadapi dengan cara positif dan konstruktif, mau berkreasi dan berinovasi,
berpikir secara kritis, kerjasama, peduli terhadap sesama," pungkasnya.
(sein).