BANDUNG,
Faktabandungraya.com,-- Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna
mengatakan, salah satu visi pembangunan Kota Bandung yaitu ingin menghadirkan
kota yang unggul.Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menandatangani Gerakan Bandung Salamina
sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak (foto:humas).
Untuk
mewujudkannya harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas baik
secara lahir maupun batin. Termasuk di dalamnya unggul dalam bidang kesehatan.
"Kesehatan
ini adalah pondasi. Salah satu tolak ukur yaitu keselamatan ibu hamil dan
bayi," kata Ema saat menghadiri Rapat Koordinasi Tim Penyelamat Ibu dan
Anak di Harris Hotel Festival Citylink, Selasa 28 September 2021.
Ema
mengakui, hingga saat ini angka kematian ibu dan bayi masih relatif tinggi.
Maka diperlukan strategi khusus untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan ibu dan bayi.
Salah
satunya dengan mengoptimalisasi peran posyandu. Karena, posyandu merupakan
garda terdepan yang paling dekat dengan masyarakat.
"AKB
(angka kematian bayi) dan AKI (angka kematian ibu) termasuk di Kota Bandung
angkanya relatif tinggi. Saya lihat AKB lebih besar datanya dari pada
AKI," terangnya.
Di
tempat sama, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Anhar Hadian
mengungkapkan, faktor sosial budaya menjadi salah satu permasalahan mendasar
yang menyebabkan kematian ibu dan bayi.
"Adanya
keterlambatan dan pelu adanya penanganan terpadu dari semua pihak,"
ungkapnya.
Maka
melalui tagline Bandung Salamina 'Bandung Selamatkan Nyawa Ibu dan Bayi',
Dinkes berkolaborasi dengan Jhpiego akan menghimpun berbagai pihak untuk
membentuk tim penyelamat ibu dan bayi.
Perlu
diketahui, Jhpiego organisasi nirlaba internasional yang bergerak meningkatkan
kesehatan wanita dan keluarga.Sekdakot Bandung Ema Sumarna dalam acara Gerakan Bandung Salamina ( foto;humas).
"Melalui
Rakor ini juga diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dalam upaya percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi," tuturnya.
Sementara
itu, Kepala DPPKB Kota Bandung, Andri Darusman mengatakan, untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi harus dimulai dari hulu. Yakni mengedukasi mulai
dari calon pengantin, dan ibu hamil.
"Ada
yang namanya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mulai dia hamil sampai bayi
berusia 2 tahun. Kita edukasi agar dari 0-1000 hari, ibu menjaga asupan gizi
bayi," terangnya.
"Dan
mulai bayi lahir sampai dia usia 2 tahun dianjurkan pakai ASI untuk mencegah
terjadinya stunting," tambahnya.
Di
samping itu, untuk mencegah terjadinya kematian ibu maupun bayi, selama masa
kehamilan harus rutin memeriksa kandungan ke dokter.
"Minimal
4 kali, biar terpantau kondisi ibu dan bayinya," tuturnya. (tan/red).