ilustrasi : air bersih Tirtawening Bandung akan naik pada bulan November 2022 |
Direktur Utama Perumda Tirtawening Sonny Salimi mengatakan,
rencana kenaikan tarif sebenarnya telah ada sejak 10 tahun lalu. Hingga kini rencana
tersebut masih tertunda.
"Jadi sebetulnya rencana yang tertunda kita ini sejak tahun
2013, terakhir kita menetapkan tarif sampai hari ini kurang lebih 10 tahun
melakukan penyesuaian tarif," ujarnya di Kantor PDAM Tirtawening Kota
Bandung, Jumat 2 September 2022.
Atas hal itu, pihaknya akan mencoba menyesuaikan tarif yang telah
ada sesuai aturan pemerintah pusat maupun surat keputusan Gubernur Jawa Barat.
"Hari ini kita coba menyesuaikannya karena harga naik. PDAM
Tirtawening adalah salah satu dari 5 kota yang mengelola air limbah tapi tidak
berbayar sampai hari ini," katanya.
Sony mengaku tengah menyosialisasikan kebijakan tersebut.
"Tentunya ini juga akan menjadi semakin besar kalau hanya
menggunakan tarif air minum, sehingga hari ini mulai sosialisasi. Operasional
kita tetap berjalan dan masyarkat dapat akses air minum dengan mudah,"
bebernya.
Ia mengungkapkan, kenaikan penyesuaian berkisar antara 30-40
persen dari tarif sekarang.
"Kenaikannya sekitar 30- 40 persen dari tarif rata rata
(sekitar 25 persen). Pentingnya itu kita masih subsidi untuk golongan 1A, 1B,
2A, 2A1, 2A2 dan 2A3. Jadi kita ini keluarkan subsidi Rp7 miliar lebih untuk
menyubsidi pelanggan," jelasnya.
Menurutnya, kenaikan tarif berlaku pada November juga merupakan
bentuk tindaklanjut surat keputusan dari Gubernur Jawa Barat.
"Berlakunya bulan November sesuai peraturan pemerintah bahwa
tiap bulan November tiap tahun ditetapkan. Ini merupakan bentuk tindaklanjut
apa yang sudah dikeluarkan oleh pak gubernur SK tarif bawah tarif atas. Jadi
kita masih di tarif bawah yang ditetapkan oleh gunernur," ujarnya.
Sony menjelaskan, konsumsi air warga Kota Bandung 15-18 kubik per
bulan. Nantinya akan diatur dalam satuan liter agar lebih mudah.
"Konsumsi harian warga kota 15-18 kubik per bulan. Nanti
diatur dalam kubik. Tapi dalam 1.000 liter karena dalam kubik itu berat, kalau
lihat 1 kubik itu 1.000 liter, harganya cuman Rp 3.000, artinya Rp 30 per liter
ini kan jauh lebih murah," tuturnya.
Harus disosialisasikan dulu
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bandung Yana Mulyana memerintahkan
agar pelaksaaan sosialisasi kepada masyarakat harus masif.
"Itu sosialisasi harus dilakukan dulu sama PDAM,"
pintanya.
Yana menambahkan, dengan rencana kenaikan tersebut, tentunya
komitmen untuk pelayanan pun harus ditingkatkan.
"Iya, pastinya penyesuaian itu tujuannya untuk meningkatkan
pelayanan," bebernya. (yan/red).