Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Antispasi Krisis Pangan Global, PDI Perjuangan Jabar Gelar Lomba Menu Inovasi Pangan Lokal

Minggu, 02 Oktober 2022 | 20:53 WIB Last Updated 2022-10-02T13:53:39Z

Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono dan Sekretaris Ketut Sustiawan saat meninjau salah satu stand yang sedang mamasak


 
 BANDUNG,Faktabandungraya.com,--- Ribuan warga Kota Bandung memadati Gebyar dan Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal tingkat Provinsi Jawa Barat di Kiara Artha Park Jalan Banten Kota Bandung, Minggu (2/10/2022).

Kegiatan yang diinisiasi PDI Perjuangan Jawa Barat ini merupakan antisipasi terjadinya krisis pangan global.

Lomba masak berbahan pangan (sumber karbohidrat dan protein/lauk pauk) dan makanan untuk bayi dibawah dua tahun untuk Generasi Emas Indonesia ini juga menghadirkan 8 ribu porsi makanan tradisional khas Jawa Barat dan dapat dinikmati warga secara gratis.

“Jadi kita membuat lomba masak berbasis pangan non beras dan gandum, kenapa? Karena saat ini ada ancaman krisis pangan dunia. Sehingga kita harus memersiapkan diri untuk membuat olahan makanan yang berbasis non beras,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono kepada awak media.

Meski beras merupakan makanan pokok, diutarakan Ono, namun ada beberapa kandungan di dalamnya yang kurang baik untuk tubuh, salah satunya gula.

Dia memaparkan, dari acara hari ini diketahui banyak sumber daya alam yang bisa dijadikan olahan makanan, seperti singkong maupun jagung.

Dikatakan,Lomba ini merupakan langkah konkrit hasil eksplorasi tanaman pangan lokal Jawa Barat yang akan memperkaya khasanah kuliner berbasis kearifan lokal. Seperti diketahui, beras merupakan sumber gula yang dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Dan ternyata alam telah menyediakan sumber karbohidrat selain beras seperti sagu, singkong, ubi, talas, dan lainnya. Terlebih PDI Perjuangan juga memiliki kebijakan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, guna mengurangi ketergantungan pada beras dan gandum.

“Ini harus menjadi subtitusi agar masyarakat tidak bergantung kepada beras,” papar Ono Surono anggota Komisi IV DPR RI ini.

Tak hanya itu, pihaknya pun menggelar lomba masak untuk makanan bayi dibawah dua tahun. Hal ini merupakan langkah PDI Perjuangan dalam mencegah terjadinya stunting di Tanah Air.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

“Ini merupakan tugas dari partai politik untuk mengedukasi masyarakat jika ada bahan-bahan makanan untuk mencegah stunting yang mudah didapat dan berbasis lokal seperti kelor. Dengan inovasi ini bisa membuka mata masyarakat untuk membuat makanan yang sehat dengan bahan-bahan berbasis lokal,” pungkasnya.

Ditempat yang sama, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ketut Sustiawan mengapresiasi antusiasme masyarat dan juga kader partai yang memadati kegiatan Gebyar dan Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal tingkat Provinsi ini.

"Tentu kita bersyukur acara ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat dan juga kader partai se-Jawa Barat termasuk anggota fraksi PDI Perjuangan DPR RI, DPRD Provinsi dan juga kota/kabupaten," tutur Ketut.

Ketut berharap dengan kegiatan ini masyarakat mendapat edukasi dan sosialisi serta dapat memaksimalkan makanan lokal non beras yang murah, mudah didapat dan bergizi tinggi.

Tak hanya itu, kata Ketut, lomba ini juga diharapkan dapat mengatasi stunting atau gizi buruk pada anak-anak.

"Makanan yang ditampilkan pada lomba ini adalah makanan non beras dan juga makanan untuk bayi dua tahun (baduta). Sekaligus untuk mengatasi kemungkinan krisis pangan dunia," tuturnya.

Sementara Ketua Panitia Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal, Hj Ijah Hartini yang juga anggota DPRD Jabar  dari FraksiPDI Perjuangan mengatakan menu-menu dalam resep yang dilombakan harus menggunakan bahan baku yang mudah didapat di sekitar rumah.

Selain itu, 520 peserta dari 27 kota kabupaten di Jawa Barat yang berkompetisi dalam lomba tersebut  tidak diperbolehkan menggunakan bahan olahan pabrik, MSG dan juga pewarna berbahaya.

"Kriteria penilaian juri diantaranya makanan harus memiliki gizi seimbang, cita rasa enak, inovatif dan penampilan menarik menjadi nilai tambah.," bebernya.

Ijah menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme masyarakat Jawa Barat atas lomba ini.

Karena, kata dia, menu lokal yang dilombakan itu adalah makanan sehari-hari yang sudah tak asing lagi di lidah masyarakat tapi sudah sulit ditemukan.

"Saya sangat mengapresiasi peserta mampu menampilkan menu yang beragam tak hanya rasanya enak tapi juga penyajiannya juga menarik. Selain itu para juri yang terlibat juga sangat berkompeten. Ide lomba ini juga sangat orisinil. Saya melihat masyarakat itu berharap dan menanti-nanti ada yang menginisiasi membuat lomba seperti ini.

Ijah mengatakan lomba ini bertujuan untuk menggali kembali resep tradisional turun temurun yang menjadi kebanggaan masyarakat.

Ia berharap lomba ini dapat menghasilkan menu-menu baru dan bisa disumbangkan pada Jawa Barat, menjadi menu sehat murah dan higienis dan bisa dibuat di dapur-dapur masyarakat.

"Nantinya hasil resep-resep terbaik pada lomba ini akan dituangkan ke dalam kumpulan resep masakan asli daerah Jawa Barat, dengan modifikasi serta kreasi baru, mampu memiliki nilai cita rasa, estetika, dan kandungan gizi dan nilai ekonomi yang tinggi. Jadi bila Pak Presiden Jokowi atau Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri menyerukan ketahanan pangan, ini sudah sangat cocok," pungkasnya. (*/red).

×
Berita Terbaru Update