Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha (baju Hitam) foto bersama dgn NArsum Pitoyo (Pakar Komukasi) usai memberikan perwakilan Peserta Workshop. |
Kenapa dikatakan Pemilu Barbar, karena beberapa tahapan Pemilu yang sudah diatur
dalam undang-undang Pemilu, ditabrak.
Bahkan, kecurangan demi kecurangan
tampak jelas terjadi tetapi pihak penyelenggara Pemilu (KPU dan
Bawaslu) seakan membiarkan.
Berbagai kecurangan yang dilakukan
oleh Paslon tertentu untuk mencapai kemenangan dengan kecurangan mencengangkan,
mulai dari pembagian minyak goring, Beras, politik uang, hingga penggiringan
opini massa untuk mendukung calon tertentu.
"Selama massa kampanye, kita lihat sendiri, dimana -mana ada pembagian minyak goreng
secara gratis. Namun untungnya
masayrakat Kota Bandung tidak tergelincir
pada rayuan tersebut. Makanya
pada saat kampanye, saya menegaskan kepada ibu-ibu untuk tetap memilih sesuai dengan
hati nurani, bukan tergiur dengan iming-iming semacam itu. Namun, berhadasarkan
perolehan suara, ternyata saya kehlangan
suara cukup banyak bila dibandingkan hasil Pemilu 2019”.
Achmad Nugraha memberikan Piagam kepada Ihsan (Sekretaris Pokja PWI Kota Bandung) |
Politisi PDIP Kota bandung ini, juga
mengatakan, pasca pencoblosan, ternyata lebih gila lagi, permainan manipulasi
perhitungan suara melalui Sirekap KPU, ternyata- dimana terjadi penggelembungan
suara bagi paslon tertentu.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Memet juga mengungkapkan rasa keprihatinannya atas minimnya pemberitaan mengenai dugaan kecurangan yang terjadi selamaPemilu 2024.
Sebelum mengakhir sambutannya, Kang Memet menyanyikan lagu “ Buat Apa KPU, buat apa KPU kalau tidak ada gunanya. Buat apa Bawaslu, buat Bawaslu kalau tidak ada gunanya, sekian terima kasih, tandasnya (Sein).