![]() |
Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Aa Abdul Rozak, S.Pdi., M.Ag., menjadi narasumber dalam talk show yang disiarkan melalui kolaborasi antara Radio Sonata dan PRFM, (foto:humpro) |
Dalam bincang-bincang ini, Aa Abdul
Rozak menyoroti perlunya pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah tangga,
dengan dukungan edukasi masyarakat dan penerapan teknologi. Ia juga memaparkan
bahwa banyak keluhan warga soal sampah terungkap saat program reses, mulai dari
pengelolaan TPS, edukasi lingkungan, hingga harapan warga akan peningkatan
program daur ulang yang menjadi kunci utama keberhasilan pengendalian limbah di
perkotaan.
“Kesadaran warga adalah pondasi utama,
namun harus dibarengi dengan sistem yang terintegrasi, mulai dari pemilahan
sampah, pengangkutan yang terjadwal, hingga pemrosesan akhir yang ramah
lingkungan,” ujarnya.
Selain menyoroti peran masyarakat, Aa
Abdul Rozak juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mendukung
pengelolaan sampah yang lebih efisien. Ia mendorong penggunaan aplikasi
pelaporan sampah, pemetaan titik rawan sampah berbasis data digital, serta
penerapan teknologi daur ulang dan komposting yang dapat dijalankan di tingkat
komunitas.
“Teknologi harus menjadi bagian dari
solusi. Sistem pelaporan online, pengawasan berbasis sensor, atau bahkan
edukasi digital bisa menjadi alat bantu yang mempercepat perubahan,” katanya.
Kolaborasi antara Radio Sonata dan
Radio PRFM dalam penyelenggaraan talk show ini menjadi wujud sinergi media
lokal dalam membangun kesadaran publik dan menghadirkan ruang dialog antara
masyarakat dan wakil rakyat. Talk show juga berlangsung secara interaktif,
memungkinkan pendengar untuk menyampaikan aspirasi dan pertanyaan secara
langsung melalui sambungan telepon dan media sosial.
DPRD Kota Bandung, melalui Komisi III,
berharap agar pengelolaan sampah tidak hanya menjadi kegiatan teknis, tetapi
menjadi gerakan budaya kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat:
pemerintah, warga, media, komunitas, hingga dunia usaha.
“Kami di DPRD berharap agar Kota
Bandung dapat menjadi contoh kota yang mampu mengelola sampah secara modern,
manusiawi, dan berkelanjutan. Untuk itu, regulasi, edukasi, dan kolaborasi
harus berjalan seimbang. Mari kita jadikan pengelolaan sampah sebagai bagian
dari gaya hidup warga kota yang cerdas dan peduli,” tuturnya. (Hand/red).