Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Hasbullah Rahmad : Kemerosotan Nilai Budi Pekerja Pelajar Akibat Pembentukan Karakter Dikesampingkan

Jumat, 20 Juni 2025 | 15:20 WIB Last Updated 2025-06-20T08:20:38Z
Klik
Anggota Komisi V DPRD Jabar H.M.HAsbullah Rahmad, S.Pd, M.Hum dari Fraksi PAN



BANDUNG, Faktabandungraya.com,--  Beberapa tahun belakangan ini, telah terjadi komorosotan nilai-nilai budi pekerja dikalangan pelajar. Hal ini akibat dari pembelajaran budi pekerti di satuan Pendidikan dikesampingkan.

Untuk meningkatkan kembali nilai-nilai budi pekerti bagi kalangan pelajar, maka sudah seharusnya di setiap tingkatan Pendidikan diadakan kembali pelajaran budi pekerti.

Pendidikan budi pekerti merupakan usaha pembentukan peserta didik /pelajar yang mencerminkan nilai, norma dan moral luhur bangsa Indonesia melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan. Jadi betapa pentingnya Pendidikan / pembelajaran budi pekerti bagi kalangan pelajar sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.

Demikian dikatakan Anggota Komisi V DPRD Jabar, H.M. Hasbullah Rahmad, S.Pd, M.Hum saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, baru baru ini.

Dikatakan, tujuan Pendidikan budi pekerti adalah untuk membentuk kepribadian yang baik, meliputi kata, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya bagi para pelajar di setiap tingkatan, muali dari PAUD/TK hingga SLTA.

Hasbullah Rahmad yang akrab disapa Bang Has menilai, karakter pelajar zaman sekarang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.

“Dulu, pendidikan dasar memang keras, tapi keras dalam arti mendidik. Ada kurikulum P4, Pendidikan Pancasila, dan pelajaran UUD 1945 yang membentuk jiwa nasionalisme serta etika sejak dini,” ujar Politisi PAN Jabar dari Dapil Jabar VIII (kota Depok-kota Bekasi).   

Bang Has  juga menyayangkan bahwa saat ini pembentukan karakter justru semakin dikesampingkan.“Pendidikan agama pun porsinya sedikit. Jadi wajar kalau budi pekerti anak-anak hari ini terasa jauh bergeser. Mereka lebih dekat dengan gawai daripada guru dan orang tua,” katanya.

Menurutnya, arus globalisasi dan kemajuan teknologi dan banyaknya informasi dari media social (medsos) yang tingkat kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan  tentunya menjadi ancaman serius bagi perkembangan mental generasi muda.

Sering terjadi keributan dan berakhir tawuran antarpelajar yang dahulu terjadi spontan, kini direncanakan dengan matang melalui media sosial. Lebih miris lagi, aksi-aksi itu kerap melibatkan senjata tajam, hingga jatuh korban jiwa

“Banyak orang tua datang kepada saya, mengeluh karena anaknya kini sulit dinasehati. Bahkan ada yang berani melawan. Ini bukan sekadar soal kenakalan biasa, ini krisis moral,” ucapnya prihatin.

Menanggapi gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menitipkan pelajar bermasalah ke barak militer, Hasbullah menyatakan dukungan penuh.

Menurutnya, langkah ini adalah bentuk ikhtiar untuk menyelamatkan generasi muda dari keterpurukan moral.

“Bukan untuk menghukum, tapi membina. Kita ingin mereka tumbuh dengan kedisiplinan, tanggung jawab, dan jiwa kepemimpinan. Ini bukan pendidikan militer, tapi pendidikan karakter dalam bingkai ketegasan,” tegasnya.

Lebih lanjut Bang Has mengatakan, beberapa waktu lalu, Komisi V DPRD Jabar melakukan kunjungan kerja ke SMA Taruna Nusantara.

Di SMA Taruna Nusantara telah dilakukan pendekatan semi-militer tersebut dinilai mampu menjadi tempat pembinaan alternatif yang lebih ramah bagi siswa, tanpa menghilangkan aspek ketegasan.

“Sekolah ini punya kurikulum nasional, tapi dengan nilai-nilai kedisiplinan yang tinggi. Mereka menyambut baik jika ada siswa nakal yang dititipkan. Tapi tentu perlu dukungan pemerintah Jawa Barat dalam hal sarana dan prasarana,” ungkapnya.

Hasbullah menambahkan, ketimbang langsung menempatkan siswa di lingkungan barak militer yang keras dan mungkin dikhawatirkan akan menimbulkan trauma, model pembinaan di sekolah seperti Taruna Nusantara justru bisa menjadi jembatan pembentukan karakter tanpa kehilangan sisi kemanusiaan.

“Jika kita ingin melihat masa depan bangsa yang cerah, maka karakter anak-anak kita hari ini harus kita bentuk dengan sungguh-sungguh. Sekolah tidak cukup hanya tempat menimba ilmu, tapi harus menjadi tempat menempa jiwa, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai budi pekerti, tandasnya (AdiP/sein).

×
Berita Terbaru Update