![]() |
| Tutup AAYF 2025, Wali kota Bandung memberikan penghargaan dan refleksi sejarah KAA |
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan
membuka malam penutupan dengan sambutan hangat, menggambarkan bagaimana akhir
pekan di Kota Bandung selalu menjadi momentum hidup bagi warga dan tamu
internasional.
“Kita telah memasuki akhir pekan,
yang selalu menjadi hari-hari tersibuk dalam seminggu mulai dari Jumat malam
hingga Minggu malam,” tutur Farhan mengawali sambutannya.
Farhan mengungkapkan, Bandung bukan
hanya tempat penyelenggaraan konferensi dan festival, melainkan simbol
keberagaman dan solidaritas yang hidup hingga kini.
“Kami tidak mengadakan Asia-Africa
Festival di Jakarta. Anda semua dipersilakan untuk bergabung bersama kami dan
menikmati keberagaman Bandung, para delegasi Asia-Afrika, serta pertunjukan
budaya dari seluruh Jawa Barat,” ujarnya di hadapan tamu undangan, dan
perwakilan pemuda dari berbagai negara seperti Bangladesh, Uni Emirat Arab,
Rwanda, Guinea, Seychelles, Mesir, dan Malaysia.
Dalam sambutannya, Farhan juga
mengenang semangat sejarah 1955 yang melahirkan Konferensi Asia-Afrika di
tempat yang sama.
Ia menyebut momen tersebut sebagai
“pesan dari akar rumput” (bottom-up message) — sebuah refleksi penting bagi
generasi muda.
“Pada tahun 1955, sejarah besar
tercipta di tempat ini oleh para pemimpin bangsa-bangsa muda yang baru merdeka.
Semangat solidaritas itu lahir dari rakyat dan untuk rakyat. Inilah pesan dari
akar rumput yang harus terus kita teruskan kepada pemerintah pusat masing-masing,”
ujarnya.
Ia mengajak seluruh delegasi muda
agar pesan solidaritas dan kerja sama Asia-Afrika tidak berhenti di forum,
tetapi diteruskan hingga menjadi kebijakan konkret di tingkat pemerintahan.
“Pesan ini berasal dari para pemuda Asia dan Afrika. Mereka bukan diplomat, bukan pejabat pemerintah, tapi mereka adalah masa depan kita. Dalam 20–30 tahun ke depan, mereka akan menggantikan posisi kita dan memastikan semangat solidaritas terus tumbuh di antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika,” tambahnya.

Wali Kota Bandung M Farhan bersama peserta Asia Africa Youth Forum (AAYF)
Sementara itu, Wakil Wali Kota
Bandung, Erwin yang turut hadir dalam acara tersebut menuturkan, kegiatan AAYF
sekaligus menjadi bagian dari puncak perayaan Hari Jadi ke-215 Kota Bandung
(HJKB) ke-215.
“Ini adalah puncak dari HJKB juga,
di mana kegiatan seni budaya telah digelar di berbagai wilayah — dari Cibiru,
Ujungberung, hingga Mayang Sunda. Dan malam ini menjadi penutupnya, dengan
semangat Asia-Afrika yang akhirnya bisa kita rayakan kembali,” ujarnya.
Erwin menilai forum dan festival
ini bukan sekadar ajang kebudayaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat
persatuan lintas bangsa.
“Asia-Afrika ini adalah tonggak
sejarah dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Harapannya, semua suku bangsa
bisa bersatu dalam semangat yang sama,” katanya.
Ia juga menyampaikan pesan
solidaritas kemanusiaan, khususnya untuk perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Saya berharap Palestina bisa
merdeka, seperti semangat yang dulu lahir dari Bandung tahun 1955. Inilah makna
sejati solidaritas Asia-Afrika,” ucapnya penuh harap. (ziz/red).
