REALITA PUBLIK,– Di tengah hiruk-pikuk pameran Jagat Aroma 2025 di Kota Bandung, seorang pria dengan semangat membara bercerita tentang perjalanan hidupnya yang unik: dari petani durian menjadi kreator parfum premium. Dialah Alif, pendiri merek parfum Blackstag, yang produknya kini telah menembus pasar Perancis.
Dari Kebun Durian ke Dunia Parfum
Alif bukanlah nama baru di dunia pertanian. Selama 15 tahun, ia menggeluti budidaya durian dengan tanaman tumpang sari seperti nilam (pacoli oil). Pengalamannya menyuling minyak nilam memberinya pemahaman mendalam tentang wewangian, meski akhirnya ia memilih fokus pada durian.
"Dulu saya dekat dengan tengkulak pacoli oil, tapi saya merasa perdagangannya terlalu dikendalikan mereka. Saya memilih durian sebagai fokus utama," ujar Alif, yang juga dikenal sebagai juri durian ternama di Asia.
Tak disangka, passion-nya terhadap aroma membawanya ke industri parfum. "Durian punya aroma yang khas, begitu pula parfum. Saya ingin menciptakan sesuatu yang berkesan," tuturnya.
Blackstag: Untuk Pria Dewasa yang Berkarakter
Blackstag bukan sekadar parfum biasa. Alif menggandeng Jeevaudan, perusahaan parfum asal Perancis, untuk menciptakan wewangian yang elegan namun tidak berlebihan.
"Blackstag hadir untuk pria dewasa yang sudah mapan, yang tahu apa yang diinginkan. Kami tidak ingin jadi murahan, tapi juga tidak bermewah-mewah. Ini tentang karakter," tegas Alif.
Tiga varian unggulannya—Maison Al Oud, Nightfall, dan Wolfgang—dirancang dengan standar tinggi. "Kalau menurut saya aromanya tidak pas, tidak akan saya luncurkan, meski orang lain bilang bagus," ujarnya tegas.
Sukses di Pameran Jagat Aroma 2025
Keikutsertaan Blackstag dalam Jagat Aroma 2025 menjadi bukti keseriusan Alif. Di hari pertama, booth-nya dikunjungi lebih dari 3.000 orang, dengan transaksi yang melampaui ekspektasi.
"Ini bonus buat kami. Kami tidak pakai promo, tapi orang langsung tertarik karena kualitasnya terlihat," kata Alif bangga.
Yang membuatnya lebih bahagia adalah respons positif dari pengunjung. "Kami sampai kehabisan 12.000 kantong hadiah. Ini bukti bahwa pasar menyukai produk kami," tambahnya.
Kolaborasi Global & Warisan Nusantara
Kesuksesan Blackstag tidak lepas dari kolaborasi dengan Jeevaudan. Produknya sudah dipasarkan di Perancis, dan Alif akan bertemu para parfumer di Singapura untuk pengembangan varian baru.
Ia juga tak lupa menyoroti kekayaan bahan baku Indonesia. "Sejak zaman Belanda, minyak nilam (pacoli oil) kita sudah terkenal di Eropa. Saya ingin melanjutkan warisan ini," ujarnya.
Filosofi Bisnis: Jangka Panjang & Sahabat
Sebagai pebisnis yang juga berkarier di industri oil & gas, Alif menekankan pentingnya membangun relasi jangka panjang.
"Saya tidak suka mental dagang yang hanya cari untung sekali. Bisnis itu tentang persahabatan dan kepercayaan," tegasnya.
Dengan prinsip "mending tidak usah sama sekali atau ikut sekalian", Alif membawa Blackstag sebagai merek parfum lokal yang berani bersaing di kancah global.