Klik
BANDUNG, FAKTABANDUNGRAYA.COM,-- Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz), menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terelenggaranya kegiatan 'Festival Seni Anak Berkebutuhan Khusus Se-Jawa Barat 2017,' yang dihelat di Museum Sribaduga, jl. BKR Bandung, Rabu (29/11).
Menurut Demiz, ajang unjuk kebolehan para Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai channel informasi bagi para orang tua dan masyarakat luas untuk lebih mengetahui tentang tumbuh-kembang, kemandirian dan kemampuan para Peserta Didik ABK. Selain itu, dapat menjadi media yang efektif bagi para Peserta Didik dalam mengekspresikan minat, bakat, dan potensi kecerdasan atau bakat istimewa masing-masing di bidang seni. "Festival ini juga dapat menjadi wahana apresiasi kita terhadap keberhasilan SLB-SLB yang ada di Jabar dalam memberikan layanan pendidikan khusus, sekaligus apresiasi kita terhadap kemampuan yang dimiliki para Peserta Didik ABK, serta menjadi dorongan bagi para stakeholders untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kemajuan dunia pendidikan khusus di Jawa Barat," kata Demiz.
Diuangkapkan Demiz, pada tahun 2011, Jabar telah mendapatkan anugerah Inclusive Award dari Pemerintah. Kemudian pada tahun 2013 Jabar juga mendapat kebanggaan dan kehormatan sebagai Provinsi Inklusif oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam rangka memberikan pelayanan publik yang terbaik, termasuk melalui Penyelengaraan Pendidikan Inklusif diharapkan dapat lahirnya paradigma Pendidikan Inklusif, sarat dengan muatan kemanusiaan dan semangat penegakan hak-hak asasi manusia.
Inti paradigma Pendidikan Inklusif, menurut Demiz, yaitu sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan, sedangkan falsafahnya yaitu menghargai perbedaan semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa, dan sebagainya.
Jadi pengembangan Pendidikan Inklusif merupakan sebuah strategi dalam upaya mempercepat peningkatan kualitas kehidupan, daya saing serta kehormatan dan martabat bangsa.
Untuk itu, Demiz meminta sekolah umum dan kejuruan agar lebih terbuka bagi semua individu, serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing individu, ramah dan tidak diskriminatif terhadap semua anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus.
Lebih lanjut Demiz mengatakan, kini Pemprov Jabar melalui Disdik telah menggulirkan berbagai program dalam rangka implementasi Pendidikan Inklusif di Jabar, antara lain; Pembentukan Kelompok Kerja Pendidikan Inklusif; Pemberian Bantuan Sosial atau Hibah bagi Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif; Bantuan Biaya Pendidikan S1 dan S2 bagi Guru; Pembangunan Pusat Dukungan Pendidikan Inklusif dan berbagai sarana atau media pembelajarannya; serta Pelatihan bagi para Kepala dan Guru Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.
"Selain itu, kami juga memberikan Bantuan untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang bersekolah di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif, Dukungan atau Fasilitasi Guru SLB sebagai Guru Pembimbing Khusus, menerbitkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Penyandang Disabilitas dan Penyelenggaraan Pendidikan yang juga mengatur tentang Pendidikan Inklusif," katanya.
Tak sampai disitu, kegiatan Sosialisasi, Workshop, Seminar dan Lokakarya, Bimbingan Teknis, Advokasi Pendidikan Inklusif, serta menjalin kemitraan dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan, juga dilakukan demi tercapainya harapan yang dituju.
Pada saat yang sama, Deddy pun berharap agar seluruh orang tua dan keluarga anak penyandang disabilitas memiliki kemampuan pengasuhan dan perawatan sekaligus pendampingan yang dibutuhkan anak penyandang disabilitas.
Dengan demikian, katanya, para anak penyandang disabilitas khususnya ABK mampu mengembangkan diri melalui penggalian potensi sesuai kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing, serta pada gilirannya mereka dapat menikmati, berperan, dan berkontribusi secara optimal, leluasa, dan tanpa diskriminasi, tandasnya. (hms/red)