Dengan kekuatan personel 120 orang terdiri dari satgas Citarum 80 personil dan 40 orang warga, setiap hari diterjunkan langsung untuk melakukan penanaman.
Dansektor Pembibitan Letkol Inf Choirul Anam mengatakan, " keberadaan pohon sebagai resapan air sudah habis, kondisi seperti ini sudah berlangsung lama ".
" Di Bulan April ini, satgas Citarum bersama warga sudah menanam bibit pohon sebanyak 150 ribu pohon, dengan berbagai jenis," ujar Dansektor, Kamis (18/04).
"Lahan kritis di petak 73 seluas 456 hektar, untuk wilayah itu saja dibutuhkan sekitar 350 ribu pohon berbagai jenis, jadi satgas setiap hari naik ke Gunung Wayang Windu yang jaraknya sekitar 2-3 Km dengan kondisi lahan yang curam," ungkap Letkol Choirul Anam.
Adapun bibit pohon yang ditanam, semua menggunakan polibek dari bahan kulit singkong," Kita tidak menggunakan polibek dari bahan plastik, yang kita gunakan polibek dari bahan kulit singkong, ini sudah terbukti sangat baik, bibit pohon bisa langsung ditanam tanpa harus membuang polibeknya dulu, jadi sangat ramah lingkungan," terangnya.
Menurut Dansektor konsep dengan menggunakan polibek dari kulit singkong sudah dilakukan, " agar semua penanaman yang dilakukan di sektor pembibitan tetap ramah lingkungan "
Masih menurut Dansektor, " beberapa jenis pohon yang ditanam di petak 73 antara lain Ecaliptus, Mani'i, Manglid dan Alpukat, setiap hari kita tanam karena masih masuk di musim penghujan," pungkas Letkol Inf Choirul Anam. (Red/Pendam)
