Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sidak IPAL Industri di Wilayah Subsektor 21-2 Cileunyi, Ini Kata Dansektor 21

Jumat, 03 Mei 2019 | 09:35 WIB Last Updated 2019-05-03T02:46:11Z
FAKTABANDUNGRAYA.COM, BANDUNG - Satgas Citarum Sektor 21 terus melakukan pengawasan terhadap pelaku industri penghasil limbah cair di wilayah Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Sumedang. Hari Kamis (2/5/19) Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat bersama anggota satgas Subsektor 21-2 Cileunyi lakukan sidak IPAL di pabrik PT Polyfin Canggih, Jalan Raya Garut-Bandung, Sumedang.

Setelah melakukan pengecekan bersama pihak manajemen perusahaan, Dansektor 21 nampak puas karena limbah cair yang dihasilkan pabrik dengan mengeluarkan jumlah limbah cair sebanyak 300 meter kubik ini sudah sesuai apa yang diinginkan Perpres 15 Tahun 2018, yakni limbah yang dibuang jernih dan ada ikan yang hidup di kolam sebelum pembuangan.

 “Kita juga lihat tadi pada Inlet masih agak bau kimia, namun sampai di sini di pembuangan terakhir atau outletnya terdapat tiga kolam ikan yang cukup bagus, dan bau kimia sudah hilang,” ujarnya.

“Saya berharap semua perusahaan seperti ini, dan tidak lagi merusak lingkungan sekitar,” tegas Kolonel Inf Yusep Sudrajat.

Seperti kita lihat bersama, lanjut Kolonel Yusep, IPAL PT Polyfin sudah lama beroperasi, dan mudah-mudahan perusahan ini dapat dijadikan contoh bagi pabrik lain, dan dapat menjadi trigger.

“Ternyata jika para pengusaha peduli lingkungan, hal seperti ini bisa dilakukan dengan baik,” kata Kolonel Inf Yusep Sudrajat.

“Dalam mengolah limbah, tentunya akan menambah cost yang lebih tinggi, namun semua itu memang sudah kewajiban, karena ketika membangun sebuah pabrik sudah ada ketentuan yang harus dilaksanakan yang salah satunya adalah membuat IPAL dengan baik,” tandas Kolonel Inf Yusep Sudrajat.

Ditempat yang sama, Manager PT Polyfin Canggih Suganda Permana kepada para awak Media mengungkapkan, pengolahan IPAL dimulai sejak pabrik dibangun pada tahun 1993 dan mulai produksi tahun 1994.

“Kami sudah kelola IPAL dengan baik, karena kami tidak main-main,” kata Suganda Permana.

“Jadi dengan adanya Program Citarum Harum, buat kami tidak ada masalah, karena kita sudah terbiasa melakukan proses ini,” ujarnya.

“Bagi kami, ada atau tidaknya Program Citarum Harum buat kami sama saja, karena kami berkomitmen terhadap lingkungan,” ujar Suganda Permana.

Lebih lanjut Suganda Permana mengatakan, pihaknya dalam mengelola limbah menggunakan metode biologi, “Penggunaan kimia ada, tetapi hanya untuk penjernih saja, dan sangat sedikit, itupun jika memang diperlukan,” ungkapnya.

“Sedangkan air limbah yang sudah kami olah sekitar 300 kubik perhari, dan sebagian besar kita gunakan kembali untuk digunakan pada proses batubara,” pungkas Suganda Permana.

Di akhir Sidak, kegiatan dilanjutkan dengan penanda tanganan kesepakatan bahwa PT Polyfin Canggih akan tetap mengolah limbah dan menjaga hasil olahan dengan baik serta tidak mencemari lingkungan. (Cuy).
×
Berita Terbaru Update