Pembangunan SPALDT atau sanimas komunal merupakan salahsatu bagian dari dukungan terhadap program Citarum Harum yang dilaksanakan Kementerian PUPR bekerjasama dengan pemerintah daerah yang dikerjakan langsung oleh masyarakat atau Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Dalam kegiatan tersebut, sebagai satgas citarum Kolonel Yusep menyempatkan diri menceritakan latar belakang dan tujuan program citarum berdasarkan Perpres No 15 Tahun 2018. Karena, menurutnya sampai hari ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan paham tentang program yang ditargetkan selama 7 tahun.
Dirinya menerangkan bahwa Satgas Sektor sebagai kepanjangan tangan dari Pangdam III/Siliwangi selaku Wadansatgas II yang bertugas mengembalikan ekosistem DAS. Untuk Satgas Sektor 21, kata dia, memiliki tanggung jawab menjaga dan mengembalikan ekosistem anak dan cucu sungai citarum, dengan wilayah mencakup Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang.
Luas wilayah dan banyaknya aliran anak sungai yang menjadi tanggung jawab Satgas Sektor 21, hampir semua pencemaran yang terjadi di sungai citarum hulu permasalahannya ada di Sektor 21.
Mulai dari sampah rumah tangga, limbah domestik (kotoran manusia dan hewan), limbah industri, bangunan liar di bantaran, serta lahan kritis di wilayah subsektor 18 Pangalengan.
Untuk itu, katanya, dengan adanya program sanimas komunal ini dapat meminimalisir dan menekan angka pencemaran sungai dari limbah domestik (kotoran) manusia. "Karena dalam setiap unit sanimas mampu menampung dan mengolah minimal 70 rumah (KK),"ujar Kolonel Yusep.
Untuk tahun 2020, lanjutnya, Sektor 21 akan membantu mengawasi pelaksanaan pembangunan SPALDT atau Sanimas Komunal di masing masing subsektor. "Untuk di wilayah Cimahi ada 4 unit, kabupaten bandung 8, dan kabupaten sumedang sebanyak 12 unit pembangunan," katanya.
"Kita akan bantu kontrol pembangunannya guna mempercepat penyelesaian pembangunannya," pungkasnya. (Cuy)
