Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Agam : Masih Gaptek, Masyarakat Pedesaan Banyak Belum Paham Program Pikobar

Minggu, 25 Juli 2021 | 21:27 WIB Last Updated 2021-07-25T14:27:01Z

H.Mirza Agam Gumay, anggota Komisi I DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra. (foto:dok.ist)

BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat H.Mirza Agam Gumay, SM.Hk mengapresiasi berbagai program yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Jabar melalui aplikasi digitalisasi. Tapi perlu diingat, bahwa dari 5.800 di Jabar tidak semua semua desa memiliki jaringan internet yang sudah memadai, ditambah lagi masyarakat pedesaan masih sangat banyak yang gaptek.   

Jadi semua program digitalisasi  yang diluncurkan oleh Pemprov Jabar belum tentu dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat Jabar terutama yang tinggal di Pedesaan. Ditambah lagi minimnya sosialisasi dari program yang diluncurkan, seperti program aplikasi Pikobar  (Pusat Koordinasi dan Informasi Covid-19 Jawa Barat).

Program aplikasi Pikobar  yang menyajikan data, dan informasi terkait penyebaran dan pencegahan covid-19  di Jabar. Apakah sepenuhnya sudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat Jabar ?.., Saya yakin hanya sebagian kecil masyarakat saja yang memahami, itupun baru didaerah /kawasan urban, sedangkan di derah rural, saya yakin mayoritas tidak tahu, apalagi untuk memhaminya.

Demikian dikatakan Agam--- sapaan--- Mirza Agam Gumay, saat dimintai tanggapannya terkait program aplikasi Pikobar, Minggu, (25/7-2021).

Dikatakan, Warga/ masyarakat yang tinggal di daerah Urban sudah lama dapat menikmati perkembangan teknologi dengan kemudahannya, sedangkan daerah  Rural masih gabtek, bahkan masih ada pedesaan (Rural) yang belum sama sekali dapat menikmati mamfaat dari teknologi. Nah disinilah diperlukan pemerataan sosialisasi program Pikobar, dan hal ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah provinsi Jabar.

Terus terang, di daerah Kabupaten Cianjur terutama yang jauh dipedesaan di wilayah Cinajur Selatan, jaringan internet aja masih sangat terbatas, daitambah gaptek lagi. Jadi mana mungkin masyarakat rural mau paham program aplikasi Pikobar, ujar Agam dari daerah pemilihan Kabupaten Cianjur ini.

Saat ditanya terkait fitur program aplikasi Pikobar, apakah sudah sangat mendukung dengan perkembangan kondisi pandemic covid-19 dari waktu-kewaktu di Jabar ?.. Kami di Komisi I DPRD Jabar yang membidangi Pemerintahan tentunya mendukung program pemprov Jabar yang telah meluncurkan program aplikasi Pikobar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Adapun terkait fitur program aplikasi Pikobar, tentunya harus menjadi perhatian juga, terutama permasalahan mengenai akurasi data pada aplikasi tersebut harus menjadi perhatian, dari jumlah angka sebaran kasus aktif, pasien sembuh, pasien meninggal, dan data lainnya.

Saya pernah mengecek dan mensandingkan, antara data Pikobar dengan data Pikokab Cianjur, ternyata, tidak sama, bahkan.  Lantas pertanyaannya ?... dari mana data yang dimiliki Pikobar ?.. Seharusnya, data Pikobar itu berasal dari Pikokab/kot se Jabar, ujar Politisi Partai Gerindra Jabar ini.

Soal siapa yang terlambat update, apakah provinsi atau Kabupaten/kota, itu saya tidak tahu.  Namun, kita minta agar Pemprov harus berpikir ulang mengenai program Pikobar, evaluasi mengenai ketepatan update penyebaran angka pasien, berapa angka sebenarnya" ujarnya.

"Evaluasi besar harus dilakukan seperi pada angka kematian harus dievaluasi akurasinya, pasien terpapar, dan sembuh. Berapa jumlah warga yang sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi sakit berat terpapar covid-19, dan berapa yang sedang melakukan isolasi mandiri ?.

Perlu dicatat, bahwa beberapa hari kebelakang ini, angka kematian yang disebabkan terpapar covid-19 naik hampir tiap hari, dan  itu terjadi di tiap daerah. Apakah jumlah warga yang meninggal di update setiap hari ?.., “Saya tidak tahu”, tandasnya. (adikarya/husein).

×
Berita Terbaru Update