BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Gedong Cai Tjibadak yang terletak di Kelurahan
Ledeng merupakan sumber air dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat
kota Bandung.Gedong Cai Tjibadak yang terletak di Kelurahan Ledeng kini usianya sudah seabad (foto;humas)
Kini usia seabadnya (1921-2021), keberadaan Gedong Cai Tjibadak kota Bandung masih menjadi sumber air bersih
bagi masyarakat kota Bandung.
Untuk mengetahui sejauhmana keberadaan,
peran dan fungsi Gedong Cai Tjibadak, Humas Bandung , pada Kamis (06/01/2022) mengunjungi
langsung keberadaan Gedong Cai Tjibadak
yang terletak di kelurahan Ledeng.
Untuk sampai ke Gedong Cai Tjibadak,
perlu waktu setengah jam dari pusat kota untuk sampai ke sini. Aksesnya melalui
samping Terminal Ledeng dan bisa dilewati oleh sepeda motor atau berjalan kaki.
Ketua Yayasan CAI (kelompok
masyarakat yang merawat kawasan Gedong Cai Tjibadak) Yadi Supriyadi mengisahkan, Gedong Cai
Tjibadak dibangun di era Wali Kota Bandung pertama, Bertus Coops.
“Ya, walau usianya satu dekade
namun sampai saat ini Gedong Cai Tjibadak masih jadi salah satu sumber mata air
bagi masyarakat Kota Bandung”, ujar Yadi.
Dikatakan, pembangunan sumber air
ini berawal dari pencetusan Bandung yang diproyeksikan menjadi ibu kota Hindia
Belanda saat itu.
Informasi lainnya menyebut sumber
air ini dibangun saat Pemerintah Hindia Belanda kala itu sedang berhadapan
dengan wabah kolera.
Hadirnya Gedong Cai Tjibadak juga
merupakan upaya Pemerintah Bandung kala itu menyediakan air bersih buat
masyarakat.
Filosofi nama Tjibadak itu
sendiri berangkat dari nama cai badag dalam bahasa Sunda, alias air yang besar
dalam bahasa Indonesia.
Namun, ada pula sumber yang
menyebut penamaan Cibadak berasal dari kondisi di kawasan ini yang dulunya
dihuni badak.
Kabarnya, nama wilayah Ledeng
juga berawal dari istilah Waterleiding di era kolonial Belanda. Waterlaiding
itu sendiri berarti air yang besar.
Kehebatan dan anugerah Gedong Cai
Tjibadak tercermin dari limpahan air yang banyak. Saat itu, Gedong Cai Tjibadak
menghasilkan debit air 50 liter per-detik.
Jumlah ini menurut Yadi mengalami
surplus. Hanya perlu 20 persen saja jumlah air di sini bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat Kota Bandung.
Pada perjalanannya, Gedong Cai
Tjibadak terus menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kota Bandung.
Waktu silih berganti, hingga
memasuki dekade 2010-an, debit air di Gedong Cai Tjibadak menyusut cukup jauh,
hingga 18 liter per detik.
Penurunan ini kemudian jadi
konsen Pemerintah Kota Bandung beserta masyarakat untuk sama-sama melakukan
konservasi.salah seorang warga Bandung sedang menikmati air bersih yng berasal dari gedong cai tjibadak
(foto;humas)
Secara bertahap, kolaborasi
Pemkot dan masyarakat pun dibangun. Akses menuju Gedong Cai diperbaiki,
demikian pula sumber airnya.
“Konservasi tersebut berbuah
hasil. Debit air yang menyusut sampai 18 liter, kini menjadi 22 liter,” terang
Yadi.
Peningkatan ini tidak lantas
membuat pemerintah dan masyarakat terlena. Kolaborasi menjaga alam di kawasan
Gedong Cai Tjibadak terus dijalankan.
Demikian pula sosialisasi dan
edukasi kepada masyarakat, bahwa Kota Bandung punya sumber air yang usianya
satu dekade.
Dalam kesempatan yang sama, Lurah
Ledeng, Budi Prasetio menuturkan, Gedong Cai jadi suatu kebanggaan bagi
Kelurahan Ledeng. Apalagi bangunan tersebut bersejarah dan menjadi sumber kehidupan
bagi masyarakat Kota Bandung,
“Di sini banyak potensi yang kita
miliki,” terang Budi.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan
saat ini upaya Pemkot Bandung lewat Kelurahan dalam menjaga kawasan ini antara lain
dengan merevitalisasinya.
Bangunan yang kini menjadi
kawasan heritage tersebut dipagar dan dijaga agar tidak mudah tersentuh.
Demikian pula cat dan bangunannya
yang dikembalikan seperti tampilan awal di zaman kolonial Belanda.
Sebagai informasi, ulang tahun
ke-100 Gedong Cai Tjibadak dihadiri pula oleh Plt. Wali Kota Bandung Yana
Mulyana pada 29 Desember 2021 silam.
Dalam kesempatan tersebut, Yana
mengapresiasi seluruh pihak yang sama-sama menjaga hingga Gedong Cai Tjibadak berusia
100 tahun.
Ia berpesan agar konservasi
tersebut terus dijaga dengan baik. Mulai dari pemanfaatan lahan, ruang untuk
habitat flora dan fauna.Lurah Ledeng, Budi Prasetio menuturkan, Gedong Cai jadi suatu kebanggaan bagi Kelurahan Ledeng
"Terutama pengamanan aset,
juga fungsi seke sebagai mata air di tempat ini. Mudah-mudahan kembali memberikan
sumber air baku bisa dimanfaatkan kepada warga Kota Bandung," ujar Yana
saat menghadiri acara ulang tahun ke-100 Gedong Cai Tjibadak.
Budi berharap selebrasi 100 tahun
Gedong Cai Tjibadak bukan sekadar selebrasi belaka. Ia berharap sumber air ini
dapat menjadi sumber kehidupan masyarakat Bandung tanpa henti.
“Semoga terus mengalir dan
anak-cucu kita bisa ketemu di 100 tahun dan 100 tahun ke depan,” tutur
Budi.(ray/red).