Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Masalah Sampah, DPRD Jabar Soroti Lambat Beroperasional TPPAS Regional Lulu Nambo dan Legok Nangka

Sabtu, 20 Mei 2023 | 23:40 WIB Last Updated 2023-05-20T16:45:19Z

Gerbang TPPASR Lulu Nambo di Kab Bogor (foto:ist).



BANDUNG, Faktabandungraya.com,--  DPRD Provinsi Jawa Barat menyoroti lambatnya Realisasi pembangunan 4 (Empat) Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah Regional (TPPASR). Sorotan DPRD Jabar itu tertuang dalam rekomendasi Pansus I yang menangani LKPJ Gubernur T.A.2022.


Adapun ke-empat tersebut terdiri dari  TPPAS Legok Nangka di Kab Bandung , TPPAS Lulu Nambo di Kab Bogor,  dan di wilayah Ciayumajakuning (di Cirebon) dan Bekasi Karawang Purwakarta Subang.

Menurut anggota Komisi IV DPRD Jabar,  H.M.Hasbullah Rahmad, SPd, M.Hum,  permasalahan dan pengelolaan sampah yang terjadi di daerah, cukup krusial. Bila tidak dipikirkan dan ditangani dengan benar, maka dikhawatirkan, persoalan sampah ini justru akan merusak lingkungan di sekitarnya.

Untuk itu, DPRD Jabar  mendukung dan mendorong Pemprov Jabar  untuk membangunan TPPASR di empat wilayah.  Namun, kini baru dua TPPASR yang sedang di bangun yaitu TPPASR Lulu Nambo di Kab Bogor dan TPPASR Legok Nangka di Kab Bandung.

Kedua TPPASR tersebut, sudah lebih dari 10 tahun dibangun, namun tidak kunjung selesai dan dioperasionalkan.

Lambatnya beroperasionalnya TPPASR Lulu Nambo dan Legok Nangka tentunya sangat menghawatirkan karena dampak sampah berpotensi menimbulkan bencana lingkungan hidup. Untuk itu, permasalahan sampah menjadi salah satu sorotan dan rekomendasi Pansus I (LKPJ Gubernur) untuk ditindaklanjuti dan direalisasikan, ujar Hasbullah mantan anggota Pansus LKPJ Gubernur Jabar T.A. 2022, saat dimitai tanggapan terkait rekomendasi Pansus I soal penanganan sampah, Sabtu (20/5/2023).

Politisi PAN Jabar ini juga mengatakan, bahwa Proyek pembangunan TPPASR Lulut Nambo di Kabupaten Bogor merupakan rencana strategis Pemprov Jabar dalam pengelolaan sampah.

Keberadaan TPPASR Lulut Nambo dengan luas sekitar 15 hektar tersebut, nantinya akan diperuntukan bagi sampah-sampah dari wilayah Bogor Raya, Kota Tangerang Selatan dan Kota Depok.

Saat ini sampah warga Bogor Raya dan Depok  di buang diTPA Cipayung  dan kondisinya sudah overkapasitas.  Bahkan setiap hari sampah wilayah Kota Depok bisa mencapai 1.300 ton per-hari. Dan yang dibuang ke TPA Cipayung sebanyak 800 ton per hari.

Untuk itu, kenapa kita di DPRD Jabar sangat mendorong agar TPPASR Lulut Nambo cepat beroperasi karena kondisi TPA Cipayung memang sudah overkapasitas, ujarnya.

Lebih lanjut Hasbullah mengatakan, berdasarkan informasi dari Dinas LHK Jabar, bahwa lambatnya beroperasional TPPASR Lulu  Nambo karena belum ada perusahaan pemenang untuk mengolah limbah sampah di TPPASR Lulut Nambo.

Namun, kini BUMD PT. Jasa Sarana selaku  konsorsium, dikabarkan telah menggandeng perusahaan Jerman untuk mengolah limbah sampah di TPPASR Lulut Nambo menjadi sumber energi berupa Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif batubara.

Anggota Komisi IV DPRD Jabar dari Dapil 8, Kota Bekasi-Depok menambahkan,  hasil dari pengolahan limbah sampah  berupa RDF  sebagai alternatif  batubara ( Briket) dengan resdiunya kecil , maka perusahaan semen di Bogor yang tertarik menggunakannya untuk bahan bakar pembuatan semen. ’’PT Indocemen, Cibinong itu sudah tertarik dan mau membelinya.

“ Jadi permasalahan sampah ini memang cukup krusial makanya kita di DPRD Jabar mendorong percepatan penyelesaikan dan beroperasinalnya TPPASR Lulu Nambo dan TPPASR Legok Nangka, tandasnya. (Adip/sein).

×
Berita Terbaru Update