Trucktor sedang mengerjakan pematangan lahan TPA Cicabe (foto:hms). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Pemerintah
Kota (Pemkot) Bandung mengaktivasi kembali eks-TPA Cicabe sebagai langkah
darurat penanganan sampah di Kota Bandung. Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna
menyampaikan, sudah sekitar 500-600 ton sampah digeser ke sana.
"Ini langkah darurat kami mereaktivasi
eks TPA Cicabe, sehingga saat ini alhamdulilah sudah sekitar 500-600 ton sampah
geser ke sana. Sambil menunggu Pemprov Jawa Barat merealisasikan penanganan
sampah di Legok Nangka," ujar Ema, Rabu (3/5/2023).
Menurut Ema, sampah merupakan
masalah yang dialami hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kota Bandung.
Rata-rata masyarakat Kota Bandung menghasilkan 1.500 ton per hari dan hanya
mengandalkan penanganan regional di TPA Sarimukti.
"Saat ini Sarimukti sedang
terkendala. Tadinya bisa menampung 100 persen, tapi sekarang hanya 50-60
persen," ucapnya.
Ia menjelaskan, saat ini ada satu
lokasi di Sarimukti yang masih dalam penanganan, sehingga terjadi hambatan.
Padahal, biasanya petugas kebersihan bisa mengangkut 1.200 ton sampah ke
Sarimukti. Lalu 300 ton sisanya telah coba diuraikan dengan Kang Pisman dan
skema pengolahan sampah lainnya.
"Kendala yang terjadi membuat
penambahan sampah yang tidak terangkut menjadi bertambah sekitar 500-600 ton.
Berarti ada 900 ton sampah yang tidak terangkut. Sekarang ini kita memiliki 135
TPS. Sebanyak 55 TPS saat ini sudah overload," papar Ema.
Ia mengakui, faktornya karena pola
pengangkutan tidak berjalan ideal. Selain tempat di sana masih banyak masalah,
banyak tercegat macet juga terutama di Padalarang.
"Apalagi Sarimukti itu bukan
hanya dipakai oleh Kota Bandung, tapi juga kabupaten sekitar, seperti Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi," tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar
masyarakat bisa bijak dalam memproduksi sampah. Ia ingin mendorong agar warga
masyarakat bisa menyelesaikan sampah di rumah masing-masing. Sehingga tidak
semua sampah dibuang di tempat akhir.
"Sampah ini tanggung jawab kita
bersama. Jangan sampai berpikir sampah itu harus berakhir di TPA. Tapi coba
kita kelola sampah di rumah masing-masing untuk mengurangi jumlah sampah yang
berakhir di TPA," imbaunya. (din/red).