Kadispora Kota Bandung Eddy Marwoto foto bersama dengan perwakilan pemuda tergabung dalam program Pepeling (foto:hms). |
Para relawan nantinya akan bertugas
mendampingi program pengolahan sampah dari sumber melalui metode Kang Empos dan
Maggotisasi.
Relawan tersebut dikukuhln oleh Pj
Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono yang diwakili Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga, Eddy Marwoto.
Eddy mengatakan, hadirnya relawan
dari pemuda tersebut merupakan langkah cepat tanggap mencari solusi dan kerja
nyata penanggulangan sampah di kota Bandung.
Ia mengakui, perlu kolaborasi semua
stakeholder termasuk para pemuda untuk turun tangan bersama dalam mengelola
sampah di Kota Bandung.
"Berdasarkan data dari seluruh
rumah tangga baru 31 persen yang memilah sampah. Kita segera menginjak akhir
masa darurat sampah. Kita tidak akan tinggal diam. Kita harus mencari solusi
yang terbaik, dengan relawan kita ambil peran," kata Eddy.
Ia berharap hadirnya kolaborasi
semua pihak dapat segera membawa Kota Bandung keluar dari masa darurat sampah.
"Kita sudah lakukan kickoff
awal di Tegalega. Nantinya para rewalan akan membantu pendampingan, mentoring
dan edukasi kepada masyarakat di lingkungannya Kalau ini serentak kita lakukan,
insyaallah kita bisa lepas dari masa darurat sampah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Lingkungan Hidup, Dudy Prayudi mengajak seluruh stakeholder terkait untuk
mengubah gaya hidup dengan mengubah mindset terkait sampah dari awalnya kumpul,
angkut dan buang menjadi dikumpul, diolah dan dipilah.
Saat ini, 60 persen sampah kota Bandung merupakan sampah organik. Untuk itu penting adanya pengolahan sampah organik mulai dari skala rumah hingga skala kelurahan.
"Ini momen bagi kita
menyelesaikan sampah di sumber, yang paling utama sampah organik karena
komposisi nya paling besar 50-60 persen. Bagaimana kita bisa mengolah sampah
secara berjenjang. Pertama di skala rumah tangga bisa mengolah sampah secara
mandiri. Di masa darurat di kota Bandung kita menyiapkan 20 persen KK di
kelurahan untuk melakukan Kang Empos," ungkapnya.inilah rompi Relawan Pepeling
"Pada skala kelurahan, harus
membangun hanggar untuk maggotisasi, untuk sampah organik tidak dibuang ke TPS
tapi diolah di pusat pengolahan sampah organik di kelurahan," imbuhnya.
Dengan hadirnya para relawan, lanjut
Dudy, diharapkan dapat menjadi pendorong masyarakat untuk dapat memilah dan
mengelola sampahnya secara mandiri mulai dari sumber.
"Di Kota Bandung 272 RW jadi
KBS (Kawasan Bebas Sampah). Ini yang ingin kita replikasi ke seluruh RW di Kota
Bandung. Para pemuda peduli lingkungan harus beraksi sebagai langkah preventif.
Dengan menyelesaikan sampah organik kita bisa menyelesaikan 50-60 persen
sampah," kata dia. (rob/red).