Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sorotan dan Catatan Penting Pandangan Umum Fraksi PDI Perjuangan Terhadap Raperda P2APBD Jabar T.A.2024

Kamis, 19 Juni 2025 | 17:26 WIB Last Updated 2025-06-19T10:26:44Z
Klik
Pimpinan Fraksi PDIP DPRD Jabar  jelaskan Pandangan Umum terhadap Raperda P2APBD T.A.2024



BANDUNG,  Faktabandungraya.com,--- DPRD Jawa Barat menggelar Rapat Paripurna dengan agenda pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)  Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2024, Kamis (19/06/2025).  

Usai rapat paripurna , Fraksi DPI Perjuangan menggelar jumpa pers di ruang Rapat Fraksi, terkait Pandangan Umum (PU) Fraksi PDIP, yang disampaikan dalam rapat paripurna.

Menurut Ketua Fraksi PDIP Dr.Hj.Ineu Purwadewi Sundari,S.Sos, M.M didampingi Wakil Ketua M. Jaenudin, S.Ag., M.H , Sekretaris  Dr. H.Tom Maskun, M.Pd, Hj. Ika Siti Rahmatika, S.E (yang membacakan PU FPDIP), dan Diah Fitri Maryani, SE, MM  menyoroti 7 komponen besar terkait penyerapan anggaran, APBD Jabar T.A 2024.

Adapun ke-tujuh (7)  komponen tersebut terdiri dari : 1. Realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah; 2. Perubahan saldo anggaran lebih ; 3. Neraca pemerintah provinsi jawa barat. ; 4. Laporan operasional.; 5. Laporan arus kas ; 6. Laporan perubahan ekuitas ; 7. Catatan atas laporan keuangan.

Pada realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), Fraksi PDIP mengapresiasi terkait pendapatan yang mengalami peningkatan di tahun 2024 dimana realisasi pendapatan daerah sampai dengan 31 Desember 2024 sebesar Rp 36,68 triliun lebih atau 101,084 persen dari target pendapatan yang telah ditetapkan sebesar Rp 36,29 triliun lebih.

Sektor realisasi belanja daerah sampai dengan 31 desember 2024 sebesar Rp 35,54 triliun lebih, atau 96,319 dari anggaran sebesar Rp 36,911 triliun lebih. 

Adapun belanja daerah terdiri dari  : 1. Belanja operasi, direalisasikan sebesar Rp 19,98 triliun lebih.; 2. Belanja modal rp 2,11 trilyun; 3. Belanja tidak terduga Rp 784,11 juta. ; 4. Belanja transfer 13,44 triliun.

Melihat realisasi penyerapan belanja  kurang dari 98%, Fraksi PDIP mempertanyakan,kenapa  bisa terjadi. Apakah karena perencanan kurang matang   atau sudah sesuai dengan perencanaan dan terukur, mohon penjelasan. !!!.

Berdasarkan hasil serapan secara keseluruhan APBD 2024 rata - rata diatas 95,%, Namun, serapan yang paling besar anggaran nya justru untuk program penunjang urusan pemerintahan daerah, bukan pada program kegiatan yang berbasis pemenuhan kebutuhan sarana prasarana untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pembiayaan daerah, penerimaan pembiayaan realisasi nya 100%  sebesar Rp. 1,23 triliun lebih, pengeluaran pembiayaan realisasinya 100% sebesar 618,25 milyar yang ditetapkan. Dari penerimaan pembiayaan ini pos terbesar dari pos apa ? apakah silpa, penerimaan dana bergulir atau dari mana.  Sementara pengeluaran pembiayaan terkait penyertaan modal kepada PT.BIJB mohon penjelasan dari saudara gubernur.

Lebih lanjut Ineu mengatakan, Fraksi PDIP juga menyoroti  saldo anggaran awal sebesar rp 800.40 milyard, sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) tahun 2024 sebesar Rp1,75 triliun lebih, di dapatkan dari efesiansi, realisasi pendapatan yang melebihi target atau perencanaan yang kurang matang mohon penjelasan saudara gubernur terkait silpa ini.

Dalam PU Fraksi PDIP Juga menyoroti  catatan atas laporan keuangan. harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan daerah, termasuk analisis rasio keuangan, perbandingan dengan tahun sebelumnya, dan proyeksi tahun yang akan datang. analisis yang disajikan dalam laporan keuangan ini kurang mendalam. mohon penjelasan saudara gubernur.

Catatan Fraksi PDIP

Lebih lanjut, Fraksi PDI memberikan beberapa catatan penting tentang capaian kinerja dan harus menjadi prioritas pada APBD 2025,  Diantara, terkait hutang BPJS ysebesar 311 Miliar. Kenapa bisa terjadi, padahal dalam setiap penyusunan anggaran di alokasikan dana untuk BJPJS.  

Hal lain yang menjadi soroti Fraksi PDIP , yaitu soal  penyerapan APBD 2024 pada Diskominfo terkait target Zero Blank Spot untuk di seluruh wilayah Jawa Barat, ternyata gagal total.  Hal ini disebabka oleh apa ?... sehingga gagal.

Fraksi PDIP juga menyoroti terkait asset yang dimiliki oleh Pemprov Jabar yaitu investasi jangka panjang non permanen (penyertaan modal) dan permanen, aset tetap, aset yang tidak di kelompokan dalam investasi dan aset tetap yang tersebar baik di BUMD, BUD dan BLUD harus di kelola dengan baik dan tercatat betul baik pengeluaran maupun pendapatan bagi PAD Pemerintah Jabar.

Permasalahan aset, setiap tahun menjadi catatan dari BPK RI, untuk itu, Fraksi PDIP mendorong Pemprov Jabar melalui Biro Aset dan Keuangan Daerah (AKD) agar secepatnya melakukan verifikasi dan mensertifikatkan semua aset daerah.  Karena hingga kini pendataan dan pengelolaan aset belum optimal dan maksimal. Contoh kasus SMAN 1 Bandung di jalan Dago.

Kami dari Fraksi PDIP, berharap kepada Gubernur dan TAPD Pemprov Jabar dapat memberikan tanggapan dan penjelasan atas apa-apa yang kami sampaikan dalam Pandangan Umum ini. Tandasnya (sein).

×
Berita Terbaru Update