![]() |
| Ketua DPRD Jabar Dr.Buky Wibawa dalam acara Gunem Catur Sareng Asosiasi PSSI Kab/kota se-Jabar di roodtof DPRD Jabar |
Menurut Buky, diskusi tersebut menjadi
momentum penting untuk mengidentifikasi hambatan yang membuat sepak bola Jawa
Barat tertinggal dibandingkan provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Gunem Catur ini bukti kecintaan kita
terhadap sepak bola. Kami ingin mengetahui sumbatan apa saja yang membuat sepak
bola Jawa Barat tertinggal,” tegasnya.
Dalam paparannya, Buky menekankan tiga
pilar utama yang wajib diperkuat untuk memajukan sepak bola Jawa Barat:
yaitu pertama, Dukungan komunal
dari organisasi dan klub anggota PSSI; Kedua.,Dukungan pemerintah, baik
berupa infrastruktur, kebijakan, maupun program pembinaan.
Serta ketiga Dukungan
sponsorship, yang ia nilai tidak kalah krusial karena mampu menopang
keberlangsungan kompetisi dan klub.
“Ketiga komponen ini harus solid.
Kalau salah satu tidak kuat, sepak bola akan sulit berkembang,” ujar Buky.
Ia juga menyoroti pemerataan fasilitas
olahraga, terutama lapangan sepak bola, agar pembinaan melalui liga desa, liga
pesantren, dan pembinaan usia dini dapat tumbuh merata.
Buky berharap diskusi tersebut dapat
menjadi blueprint pembinaan sepak bola di Jawa Barat serta mengakomodasi kekhasan
dan potensi daerah.
Gubernur
Jabar: Klub Tidak Bisa Bergantung pada Pemda
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi,
turut menekankan pentingnya perubahan pola pengelolaan klub sepak bola.
“Jangan berharap klub naik liga kalau
hanya mengandalkan kabupaten atau kota. Tidak ada bupati yang mau dipenjara
gara-gara sepak bola,” ujarnya.
KDM menilai ekosistem sepak bola tidak harus bertumpu pada stadion megah. Ia mendorong pembangunan lapangan standar di setiap kecamatan dalam waktu tiga tahun ke depan.
“Lapangan tidak perlu mewah, yang
penting layak dipakai dan memiliki tempat duduk,” tegasnya..jpeg)
Acara Gunem Catur Sareng Asosiasi PSSI Kab/kota se-Jabar di roodtof DPRD Jabar
Ia juga mengungkapkan rencana pembangunan sekolah sepak bola profesional di Jawa Barat dengan sistem pembinaan berjenjang.
Dispora
Jabar Apresiasi Forum Diskusi
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa
Barat, Hery Antasari, mengapresiasi forum tersebut dan menilai kolaborasi
antara eksekutif, legislatif, dan stakeholder sepak bola sebagai upaya
strategis meningkatkan kualitas SDM generasi muda.
“Ini bukti perhatian terhadap aspirasi
stakeholder sepak bola. Daripada anak muda di desa terpengaruh hal negatif,
lebih baik terlibat dalam sepak bola,” ujarnya.
Ia juga berharap rencana pendirian
sekolah sepak bola pada 2026 dapat menjadi solusi jangka panjang dalam
meningkatkan daya saing atlet di Jawa Barat.
Aspirasi
Klub: Infrastruktur dan Dukungan Pemerintah Masih Minim
Sejumlah perwakilan klub menyampaikan aspirasi
mereka dalam forum tersebut. Ketua Persigar Garut, Rudi Gunawan, berharap
implementasi regulasi seperti Perpres 86/2021 tentang DBON dan Inpres 3/2019
tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional dapat mendorong kemajuan
sepak bola Jabar.
“Kita tertinggal dari Jatim dan
Jateng. Jawa Barat hanya punya Persib, sedangkan di Jatim ada banyak klub kuat.
Kami berharap ketua PSSI mendatang mampu membawa sepak bola Jabar lebih
tinggi,” ujar Rudi.
Sementara itu, Ketua Klub Citeureup
Raya, Dedi Cakra, menyoroti minimnya bantuan kepada klub.
“Kami miris dengan perhatian
pemerintah. Klub yang mewakili Jawa Barat sudah seharusnya mendapatkan dukungan
lebih baik,” keluhnya.
ia juga mempertanyakan akses klub-klub
terhadap dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (*/red).
