Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem, DPRD Jabar Minta Mitigasi Bencana Diperkuat

Rabu, 03 Desember 2025 | 23:43 WIB Last Updated 2025-12-11T17:11:20Z
Klik
Anggota DPRD Jabar, H.Zulkifly Chaniago, BE dari Fraksi Demokrat (foto:dok.ist)

 
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem masih akan melanda seluruh wilayah Jawa Barat hingga awal 2026. Kondisi ini memicu kekhawatiran meningkatnya risiko banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah.

Anggota DPRD Jawa Barat, H. Zulkifly Chaniago, BE dari Fraksi  Demokrat, meminta seluruh pihak memperhatikan serius peringatan BMKG tersebut. Menurutnya, sejak Oktober hingga awal Desember, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang terus terjadi di berbagai wilayah Jabar dan telah menimbulkan dampak nyata.

“Cuaca ekstrem berpotensi menyebabkan banjir dan longsor yang mengancam keselamatan manusia dan harta benda. Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan mitigasi bencana,” kata Sidkon saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, baru-baru ini.

Sejumlah wilayah seperti Bandung Raya, Bogor Raya, Priangan Timur, dan Cirebon Raya, Subang, Sumedang sudah terdampak banjir. Karena itu, Zulkifly mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dan tidak lengah.

Politisi Demokrat Jabar ini mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperkuat sistem mitigasi bencana, terutama menghadapi ancaman hidrometeorologi yang berulang setiap tahun. Ia menilai kebutuhan teknologi pemantau cuaca dan bencana semakin mendesak mengingat pola cuaca yang makin sulit diprediksi.

“BMKG sudah memiliki peralatan canggih, tetapi kondisi cuaca sekarang tidak menentu. Pemprov Jabar harus memiliki aset teknologi yang lebih lengkap, seperti pemantau cuaca, sensor gempa, dan alarm banjir yang terintegrasi dengan BMKG,” ujarnya.

Zulkifly  menilai sistem peringatan dini yang dimiliki Jabar masih tertinggal dan memerlukan pembaruan total. Dengan alat pantau yang lebih modern, informasi potensi bencana dapat diterima masyarakat lebih cepat dan akurat.

Ia juga menyoroti kerusakan lingkungan sebagai faktor yang memperbesar risiko bencana. Berkurangnya area resapan air dan semakin meningkatnya intensitas hujan memicu banjir di berbagai daerah.

“Lahan lindung yang hilang membuat kemampuan tanah menyerap air menurun. Ini harus jadi perhatian bersama,” tegasnya.

Zulkifly menambahkan bahwa teknologi tidak akan efektif tanpa dibarengi penataan ruang dan penegakan aturan yang tegas. Ia mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Barat yang menertibkan bangunan ilegal di kawasan sungai guna melindungi lingkungan dan ruang publik.

“Kami di DPRD Jabar mendukung penertiban bangunan liar demi Jabar yang aman, tertata, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (sein)

×
Berita Terbaru Update