Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Gubernur Jabar Aher Terima Sertifikat Varietas Padi Tarabas

Rabu, 15 Maret 2017 | 17:56 WIB Last Updated 2017-03-15T10:56:59Z

Gubernur Jabar Aher terima sertifikat varietas Padi Tarabas
(foto: ist)
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Tahun 2017 di Ballroom Travello Hotel, Jl. Dr. Setiabudhi No. 268, Kota Bandung, Selasa malam (14/03). Pada kesempatan ini, Aher menerima sertifikat sebagai tanda pendaftaran tanaman varietas Padi Tarabas dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI.

Berdasarkan sertifikat Nomor: 251/PV/2017 ditetapkan di Jakarta, 30 Januari 2017, varietas Padi Tarabas ini telah terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. Untuk itu, Padi Tarabas menjadi milik masyarakat di wilayah yang bersangkutan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan dicatat dalam Daftar Umum PVT, serta diumumkan dalam Berita Resmi PVT.

Pemprov Jawa Barat sendiri mendaftarkan tanaman varietas Padi Tarabas ini pada 4 Januari 2017 lalu atas nama pemohon Gubernur Jawa Barat. Aher menilai sertifkat ini sebagai bagian dari upaya pihaknya dalam menyelenggarakan program ketahanan dan kedaulatan pangan dan holtikultura yang kuat.

“Kalau kemudian kehadiran keamanan pangan tersebut hadir atas usaha kita sendiri lahirlah kedaulatan pangan. Tapi kalau semata-mata ada pangan, pokoknya asal ada pangan yang tersedia, memadai, bisa diakses itu namanya ketahanan pangan,” ujar Aher dalam sambutan di acara pembukaan rakor.

“Nah, hari ini dimana dalam tambahan itu kita ada sertifikatnya. Kita belum termasuk negara yang punya sertifikasi keamanan pangan dan kedaulatan pangan. Masih cukup jauh kelihatannya, padahal kita dianugerahi oleh Allah SWT sebagai negeri tersebut di dunia,” tambahnya.

Varietas Padi Tarabas ini akan digunakan untuk keperluan pangan khusus. Artinya, beras dari jenis padi vatietas ini sebagian besar akan digunakan untuk konsumsi rumah makan, hotel, dan kafe. Setiap tahunnya, impor beras untuk keperluan rumah makan, hotel, dan kafe ini mencapai 500 ribu ton. Biasanya jenis beras ini disajikan untuk menu makanan Jepang, Taiwan, dan Korea.

“Jadi varietas ini dinamakan varietas Padi Tarabas. Dalam arti ini suatu terobosan dari Kementerian Pertanian yang ingin tahun 2017 selanjutnya impor beras nol. Kalau untuk keperluan beras khusus Kementerian Pertanian telah menyatakan bahwa Indonesia tidak mengimpor beras sampai hasil panen 2016,” ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Hendy Jatnika dalam laporannya di acara pembukaan rakor.

Lebih lanjut, Hendy juga mengatakan bahwa produksi beras Jawa Barat pada 2016 sangat menggembirakan. Pada 2015 lalu kontribusi beras Jawa Barat mencapai 11 juta ton. Namun, dengan dukungan iklim dan cuaca baik, serta curah hujan merata dimanfaatkan dengan baik oleh para petani padi. Dengan begitu angka sementara produksi beras Jawa Barat pada 2016 meningkat hingga 12,5 juta ton lebih dengan area panen mencapai 2 juta hektar lebih.

“Ini tentunya kontribusi kita semua, semua pemangku kepentingan pembudidaya padi. Termasuk unsur TNI bahu-membahu bersama petugas lapangan,” kata Hendy.

Rapat Koordinasi Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Tahun 2017 ini digelar selama tiga hari, dari 14-16 Maret 2017. Melalui rakor yang dihadiri sekitar 200 peserta pemangku kepentingan Tanaman Pangan dan Holtikultura se-Jawa Barat, diharapkan bisa menghasilkan sebuah kesepahaman dan komitmen bersama dalama membangun ketahanan dan kedaulatan pangan.

“Mari kita jadikan rapat koordinasi pangan ini agar bisa menghasilkan sebuah kesepahaman, berkomitmen bahwa kita terus merintis dan berusaha sekuat tenaga, bahwa Jawa Barat khususnya dan Indonesia secara umum Insya Allah akan menuju pada ketahanan dan kedaulatan pangan. Harus yakin, ibadah besar kita disitu urusannya,” pungkas Aher. ( hms/sein)
×
Berita Terbaru Update