Klik
BANDUNG, (FBR.Com),--- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meminta kepada dewan pendidikan provinsi Jabar untuk berinovasi mendesain pendidikan karakter. Karena selama ini, para pelajar hanya dijejali dengan ilmu pengetahuan ( transfer knowledge) dan tugas-tugas oleh para guru. Padahal selain transfer pengetahuan juga dibutuhkan pendidikan karakter ( moral, akhlak dan budaya).
Menurut Aher, selama ini pola pendidikan atau metodelogi pembelajaran di Jabar lebih bersifat transfer pengetahuan. Untuk itu, keberadaan Dewan Pendidikan, hendaknya dapat memberikan masukan/ usulan kepada pengambil kebijakan untuk memperbaiki metodologi pengajaran, kurikulum, termasuk memperbaiki suasana pembelajaran bila dirasa kurang nyaman bagi para pelajar.
Hal ini disampaikan Aher, ketika melantik pengurus Dewan Pendidikan Jawa Barat massa bakti 2017-2022, di Aula Barat Gedungsate Bandung, Senin (5/3/18).
Dikatakan, pendidikan yang kita inginkan saat ini dna kedepan, adalah pendidikan berkarakter jadi pendidikan tidak hanya tranfser knowledge disaat yang sama juga pendidikan moral dan akhlak. Untuk itu, hendaknya pengurus Dewan Pendidikan Jabar yang dilantik sekarang harus mampu merencanakan, mendesain supaya pendidikan di Jabar lebih unggul dari provinsi lain.
Aher juga meminta kepada Dewan Pendidikan untuk terus mengingkatkan pengawasan pada dunia pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Apalagi, pengurus dewan pendidikan yang dilantik sekarang beranggotakan para pakar dari berbagai bidang dan pemerhati pendidikan, melalui keahlian dan pengalamannya juga berhak untuk memberi masukan atau usulan bagi kepada pemerintah daerah, agar Pendidikan di Jabar memiliki ciri khas yang berkarakter.
Dewan Pendidkan Jabar periode 2017 - 2018 ini berisi para pakar pendidikan yang mewakili berbagai bidang dan instansi. Dari perguruan tinggi diwalili oleh pakar dari ITB, Unpad, UPI, IPB dan Unpas. Terdapat juga wakil dari organisasi guru yaitu PGRI, sekolah swasta yang tergabung dalam BNPS, komite sekolah, pengawas, hingga wakil dari dunia usaha. Ini sudah kumplit sekali, ujarnya.
"Saya mengharapkan dewan pendidikan untuk menjadi pakar yang bersama mengamati persoalan dunia pendidikan untuk menjadi masukan, saran bagi pengambil kebijakan demi memperbaiki suasana pembelajaran agar belajar itu nyaman, itu tidak salah, saya kira wajar," harapnya.
Lebih lanjut Aher mengatakan, Dewan pendidikan Jabar memiliki sejumlah tugas, seperti mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi dan tugas mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan. Menyampaikan hasil penghimpunan, analisis, rekomendasi atas keluhan, saran, kritik dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan kepada Gubernur.
Sementara itu, ditempat yang sama Ketua Dewan Pendidikan Jabar, Prof. Wisnu Cahyadi, menyambut baik apa yang diamanatkan Gubernur Aher, insa Allah kita siap memberikan masukan kepada pemerintah dan Disdik Jabar untuk memperbaiki pendidikan di Jabar.
Prof Wisnu juga mengomentari soal belum meratanya mutu pendidikan di Jabar, menurutnya hal ini tidak terlepas dari belum meratanya fasilitas pendidikan di Jabar. Kalau mutu pendidikan di Jabar dapat merata tentunya seluruh membutuhkan sarana-prasarana yang memadai, semisal jumlah ruang kelas yang proporsional, buku, dan internet yang sama.
"Semua fasilitas tentu baik dari internet, buku semua harus dipenuhi pihak sekolah. Selama ini belum merata," ujarnya.
Semua permasalahan dan kekurangan sapras, fasilitas pendidikan termasuk kurikulum dan SDM guru, akan kita data dan petakan, untuk dikaji dan selanjutnya akan kita serahkan Pemprov Jabar melalui Dinas Pendidikan, tandsnya. (sein).
Menurut Aher, selama ini pola pendidikan atau metodelogi pembelajaran di Jabar lebih bersifat transfer pengetahuan. Untuk itu, keberadaan Dewan Pendidikan, hendaknya dapat memberikan masukan/ usulan kepada pengambil kebijakan untuk memperbaiki metodologi pengajaran, kurikulum, termasuk memperbaiki suasana pembelajaran bila dirasa kurang nyaman bagi para pelajar.
Hal ini disampaikan Aher, ketika melantik pengurus Dewan Pendidikan Jawa Barat massa bakti 2017-2022, di Aula Barat Gedungsate Bandung, Senin (5/3/18).
Dikatakan, pendidikan yang kita inginkan saat ini dna kedepan, adalah pendidikan berkarakter jadi pendidikan tidak hanya tranfser knowledge disaat yang sama juga pendidikan moral dan akhlak. Untuk itu, hendaknya pengurus Dewan Pendidikan Jabar yang dilantik sekarang harus mampu merencanakan, mendesain supaya pendidikan di Jabar lebih unggul dari provinsi lain.
Aher juga meminta kepada Dewan Pendidikan untuk terus mengingkatkan pengawasan pada dunia pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Apalagi, pengurus dewan pendidikan yang dilantik sekarang beranggotakan para pakar dari berbagai bidang dan pemerhati pendidikan, melalui keahlian dan pengalamannya juga berhak untuk memberi masukan atau usulan bagi kepada pemerintah daerah, agar Pendidikan di Jabar memiliki ciri khas yang berkarakter.
Dewan Pendidkan Jabar periode 2017 - 2018 ini berisi para pakar pendidikan yang mewakili berbagai bidang dan instansi. Dari perguruan tinggi diwalili oleh pakar dari ITB, Unpad, UPI, IPB dan Unpas. Terdapat juga wakil dari organisasi guru yaitu PGRI, sekolah swasta yang tergabung dalam BNPS, komite sekolah, pengawas, hingga wakil dari dunia usaha. Ini sudah kumplit sekali, ujarnya.
"Saya mengharapkan dewan pendidikan untuk menjadi pakar yang bersama mengamati persoalan dunia pendidikan untuk menjadi masukan, saran bagi pengambil kebijakan demi memperbaiki suasana pembelajaran agar belajar itu nyaman, itu tidak salah, saya kira wajar," harapnya.
Lebih lanjut Aher mengatakan, Dewan pendidikan Jabar memiliki sejumlah tugas, seperti mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi dan tugas mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan. Menyampaikan hasil penghimpunan, analisis, rekomendasi atas keluhan, saran, kritik dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan kepada Gubernur.
Sementara itu, ditempat yang sama Ketua Dewan Pendidikan Jabar, Prof. Wisnu Cahyadi, menyambut baik apa yang diamanatkan Gubernur Aher, insa Allah kita siap memberikan masukan kepada pemerintah dan Disdik Jabar untuk memperbaiki pendidikan di Jabar.
Prof Wisnu juga mengomentari soal belum meratanya mutu pendidikan di Jabar, menurutnya hal ini tidak terlepas dari belum meratanya fasilitas pendidikan di Jabar. Kalau mutu pendidikan di Jabar dapat merata tentunya seluruh membutuhkan sarana-prasarana yang memadai, semisal jumlah ruang kelas yang proporsional, buku, dan internet yang sama.
"Semua fasilitas tentu baik dari internet, buku semua harus dipenuhi pihak sekolah. Selama ini belum merata," ujarnya.
Semua permasalahan dan kekurangan sapras, fasilitas pendidikan termasuk kurikulum dan SDM guru, akan kita data dan petakan, untuk dikaji dan selanjutnya akan kita serahkan Pemprov Jabar melalui Dinas Pendidikan, tandsnya. (sein).