Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

ICS2C 2018 Mendukung Potensi dan Kebutuhan Cyber Security di Indonesia

Sabtu, 03 Maret 2018 | 16:40 WIB Last Updated 2018-03-04T05:44:52Z
BANDUNG,- Guna mendukung potensi dan kebutuhan akan pentingnya cyber security di Indonesia, Telkom University menggelar Internet & Cyber Security Seminar and Competition (ICS2C) 2018 berlangsung selama dua hari (2-3 Maret) di Gedung Auditorium Telkom University, Bojongsoang Kota Bandung. Rektor Telkom University Prof. Ir Mochamad Ashari, Ph. D, mengatakan bahwa kegiatan kali ini diisi dengan seminar dan kompetisi, kompetisi digelar untuk menggali potensi para pelaku cyber security/hacker untuk disalurkan bakatnya kearah yang positif. “Kompetisi ini merupakan simulasi, para peserta diuji untuk membobol sistem sebuah program," ujar Ashari usai menghadiri ICS2C 2018 kepada awak media, (3/3/2018).

Kompetisi seperti ini diperlukan untuk menggali seberapa besar potensi dan mengukur tingkat keamanan sistem sebuah program. "Bagi dunia cyber, saat ini sudah tidak ada lagi batas negara, hampir semua transaksi bisa menggunakan gadget, untuk itu keberadaan Cyber Security akan semakin penting," kata Ashari.

Seminar dan kompetisi diikuti sebanyak 138 peserta baik umum dan mahasiswa dengan memperebutkan total hadiah sebesar 72,5 juta rupiah yang disediakan untuk lima tim pemenang. 50% peserta yang tergabung berasal dari berbagai perguruan tinggi, namun ada satu tim peserta dari tingkat SMK. "Peserta kompetisi ini 50 persen berasal dari Perguruan Tinggi mulai dari Jakarta hingga Medan, peserta umum, bahkan ada pendaftar dari SMK, bahkan masuk 15 besar,” ungkap Rektor.

Ditempat yang sama, SVP Financial Planning & Analysis PT Telkom Edi Witjara mengatakan, Telkom melihat kegiatan ini sebagai portofolio, “Karena peluang Cyber Security sangat besar, dan ada energi positif yang harus dibangun,” ujarnya, “Kemampuan-kemampuan yang hebat ini harus dibina oleh negara, operator dan institusi pendidikan agar nantinya terarah,” tegasnya.

Edi Witjara menegaskan, bagi Telkom, para Hacker memiliki potensi besar, “Oleh karenanya Telkom melakukan perekrutan tidak hanya dari institusi pendidikan, tetapi melalui Inkubasi level yaitu teman-teman yang sudah memiliki aplikasi,” ungkapnya, “Pemenang kompetisi ICS2C 2018 berpeluang untuk kita ajak bergabung bersama Telkom,” tegasnya.

Security Sistem harus dijadikan solusi untuk Customer Telkom, “Kegiatan ini dilaksanakan karena kita melihat ada peluang bisnis, selain itu, kita ingin berkontribusi kepada negara,” pungkas Edi Witjara.

Sementara, Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengatakan, Hacker adalah kemampuan melihat lubang sistem untuk dimasuki, kemampuan ini dapat digunakan untuk kriminalitas atau untuk membuat sistem pengamanan. Saat ini kebutuhan para cyber security/hacker di indonesia melonjak hingga 10ribu hacker. “Untuk memenuhi kebutuhan sebanyak itu, perguruan tinggi diharapkan mampu mencetak potensi itu dan melalui kompetisi dan seminar seperti ini," ujar Ardi.

“Kami saat ini sedang memantau bakat para anak muda yang berpotensi menjadi Hacker, lalu kita harapkan yang berbakat menjadi Hacker mendapat beasiswa dari Telkom University untuk melanjutkan pendidikannya” harap Ardi Sutedja.

Lebih lanjut Ardi Sutedja mengakui, ada banyak hacker yang saat ini hidup di dunianya sendiri, “Kita tidak bisa memaksakan mereka untuk muncul, namun dengan adanya kegiatan ini, suatu saat mereka (hacker-red) akan merasa teman-temannya sudah tidak ada, dan pada akhirnya hacker tersebut akan muncul dengan sendirinya,” ungkapnya.

“Kita tinggal mencari pihak-pihak yang mau membiayai anak-anak yang berbakat menjadi Hacker untuk tujuan yang positif,” kata Ardi Sutedja, “Hacker selama ini berkonotasi negatif, sebenarnya tidak, Hacker itu disiplin ilmu untuk menguji sistem, untuk melihat kelemahan sistem, untuk melihat celah sistem dan bagaimana memperbaikinya,” tegasnya.

“Kesempatan kerja bagi para hacker sangat terbuka luas, dan jangan anggap para hacker sebagai tukang semir sepatu, karena mereka merupakan orang-orang yang terlatih, maka kita akan dorong agar derajat hacker meningkat,” kata Ardi Sutedja, “Maka para hacker harus mampu memanfaatkan kemampuan mereka yang terselubung dan tersembunyi untuk tujuan-tujuan positif,” pungkas Ardi Sutedja. (suryadi).
×
Berita Terbaru Update