Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Mengandung B3, Limbah Industri Penyumbang Terbesar Kehancuran Ekosistem Citarum

Jumat, 02 Maret 2018 | 18:05 WIB Last Updated 2018-03-02T11:06:35Z
Pangdam III/Siliwangi
Mayjen TNI Doni Monardo

BANDUNG, (Faktabandungraya.com),--- Panglima Kodam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo mengungkapkan setiap hari ada sebanyak 300.000 ton limbah industry yang dibuang dan mengalir ke Sungai Citarum. Limbah industry baik berupa cair maupun padat dari 3.200 industri yang beroperasi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Citarum.

Dari 3.200 industri, 2.000 lebih di antaranya merupakan industry tekstil dan dari dari 2.000 lebih pabrik tekstil tersebut ternyata ada sebanyak 1.900 pabrik tidak memiliki IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Limbah yang dibuang ke aliran sungai mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracu) karena mengandung merkuri, kadnium, timbal yang dapat merusak ekosisten Citarum.

Hal ini ditegaskan Pangdam Doni Monardo dalam acara silaturahmi Kodam III/Siliwangi dengan Insan Media di Café Kalpa Tree Dine and Chill jalan Kiputih Bandung, Jum’at, (3/3/18).

Dikatakan Doni, keengganan pihak pabrik industry untuk mengelola limbah industry karena biaya cukup mahal. Namun mahalnya pengolahan limbah, tak sebanding dengan hancurnya ekosistem Citarum. Namun, ia juga mengakui bahwa, penanganan permasalahan limbah sampai saat ini masih tumpang tindih. Untuk itu, diperlukan payung hukum yang jelas.

Beberapa waktu yang lalu Kodam III/Siliwangi dan Polda Jabar telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Dinas Lingkungan Hidup Jabar untuk mengatasi persoalan limbah industry ini. Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk dibuatkan regulasi/ peraturan yang jelas.

Saat ini Peraturan Presiden ( Perpres) tentang Rehabilitasi Sungai CItarum tengah digoodok dan dibuatkan oleh Pemerintah pusat . nanti setelah Perpres turun, penegakan hukum satu pintu, di kepolisian. Mudah-mudahan ke depan tak ada stetes pun limbah yang dibuang ke Citarum tanpa melalui Ipal, harapnya.

Lebih lanjut dikatakan, DAS Citarum mengalir melintasi 12 Kab/kota di Jabar yang hulunya berada di Situ Cisanti ( Nol KM Citarum), airnya sudah mengandung unsur bahaya berupa Markury yang berasal dari pupuk Kimia NPK, Pestisida dan Urea yang berasal dari kebun pertanian sayuran yang berada di sekitar situ Cisanti.

“Kita sudah berkoordinasi dengan PTN ITB dan Unpad untuk menangkal masuknya Merkury ke Sungai Citarum, salah satunya akan dibangun IPAL terpadu di beberapa titik di sepanjang DAS Ciatrum dengan melibatkan pihak swasta. Dan saat ini tengah dilakukan dan feasibility studies, ujarnya.

Jangan Mengkomsumsi Ikan Citarum

Dalam kesempatan tersebut, Pangdam juga menghimbau masyarakat untuk tidak dulu mengkomsumsi ikan air tawar yang berasal dari Sungai Citarum, terutama ikan yang dihasilkan dari waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur.

Ikan-ikan yang dikembang baikan dari karamba waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur sudah terkontaminasi B3 yang mengandung merkuri, kadnium, timbal. Kalau dikomsumsi dapat membahayakan kesehatan.

Hal ini karena air ke tiga waduk tersebut berasal dari sunagi Citarum yang telah tercemar limbah yang mangandung B3, belum lagi limbah pakan ternaknya sendiri, himbau Pangdam.

Dalam kesempatan tersebut, Pangdam Doni juga mengajak insan media bersama TNI, Polri, LSM, Ormas, Penggiat Lingkungan, Mahasiswa, Pelajar dan segenap komponen masyarakat lainnya serta berbagai pihak yang peduli lingkungan untuk bersama mensukseskan Program Citarum Harum.

“Ayo kita sama-sama bekerja untuk mensukseskan Citarum Harum menuju Indonesia Emas 2045, dan menjadikan sungai Citarum yang bersih dan tanpa ada unsur limbah B3,” tandasnya. (sein).
×
Berita Terbaru Update