Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tim Investigasi Kebocoran USBN Jabar Tidak Berkenan Paparkan Hasil Temuan

Jumat, 06 April 2018 | 16:39 WIB Last Updated 2018-04-06T09:40:47Z

BANDUNG, (FBR.CoM),--- Ketua Tim Investigasi Kebocoran Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Husein R Hasan telah selesai menjalankan tugas melakukan investigasi. Namun, Husein tidak berkenan memaparkan hasil temuan Tim dengan alasan  pihak Kepolisian tengah melakukan  penyelidikan.
Menurut Husein, Tim Investigasi telah mengunjungi dan melakukan penyelidikan di empat sekolah, yaitu di SMAN 5, SMAN 16, SMAN 3 dan SMAN 20 Bandung.  Namun di empat sekolah tersebut tidak ditemukan adanya kebocoran, walaupun kebocoran bisa saja terjadi.
“ Kami selaku Tim Investigasi tidak memiliki kompetensi sampai melakukan penyidikan  karena itu ranahnya aparat kepolisian.  Jadi kami tidak bisa mengatakan ada tidaknya kebocoran atau siap pelaku yang membocorkan soal USBN tersebut”, kata Husein dalam rilis yang diterima faktabandungraya.com.
Husein juga mengatakan, kalau dilihat dari hasil USBN ternyata hasil rata-rata nilai siswa terbilang normal. Walaupun ada beberapa yang mendapatkan nilai sempurna, karena siswa tersebut memang sudah berprestasi sebelumnya.
Saat ini baru ada satu temuan SMA Swasta yang diduga kuat terjadinya kebocoran. Hal itu, Kami temukan berdasarkan laporan pengawas sekolah yang menemukan ada murid yang membawa HP saat ujian padahal aturan tidak boleh, dan saat dilihat pengawas. Anak itu sedang mengakses kunci jawaban dari HP-nya,”ujarnya
“ Namun, jika ditemukan siswa nilainya cukup signifikan, tentunya perlu ada pengulangan. Tetapi sampai saat ini Kepala Disdik Jabar  belum mengeluarkan kebijakan untuk dilakukan ujian ulang”, ujarnya.
Husein juga mengatakan, kedepan tentunya perlu dikaji ulang SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan USBN.  Tim menyarankan, penyusunan soal USBN seluruhnya dikelola oleh sekolah dan merekomendasikan pelaksanaan USBN berbasis komputer, memperbaiki mekanisme pendistribusian soal ke sekolah dan pemperketat penyelenggaraan USBN. Hal ini sebagai langkah antipasi mencegah kebocoran.
“Diperketat proses penyelenggaraan USBN di sekolah, mulai dari perencanaan, pembuatan soal, pendistribusian soal hingga pelaksanaan ujian. Dan tidak diperlukan lagi distribusi soal yang melibatkan terlalu banyak pihak,” tandasnya.

Sementara itu, ditempat terpisah Ketua FAGI (Forum Aksi Guru Indonesia) Iwan Hermawan mengatakan, berdasarkan  hasil investigasi dan data yang dimiliki oleh FAGI, pihak sangat nyakin telah terjadi kebocoran soal dan kunci jawaban USBN 2018 di Jabar.
Bahkan FAGI  mengendus adanya indikasi maladministrasi yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) dalam kasus kebocoran USBN SMA/SMK 2018 di Jabar. Adapun  Maladministrasi yang dimaksud adalah kesalahan dalam menerjemahkan pos USBN, ujarnya kepada wartawan.
Iwan juga menyayangkan, hasil investigasi dan data yang disampaikan FAGI kepada Tim Investigasi, tidak ditindak lanjuti, bahkan ada sekolah yang seharusnya di kunjungi dan dilakukan penyelidikan tapi Tim Investigasi tidak mendatangi sekolah tersebut, Ada apa ?... ujar Iwan.
Saat ditanya, kapan hasil Tim Investigasi akan disampaikan ke DPRD Jabar melalui Komisi V, Iwan mengatakan, menurut rencana akan dilaporkan ke Komisi V pada hari Senin (9/4/2018).
Dalam rapat di Komisi V nanti, FAGI akan bukan dan beberkan bukti dan pengakuan dari pihak Sekolah yang dimaksud. Namun, Iwan masih belum berkenan menyebutkan sekolah yang  jelas-jelas terjadi kebocoran.
 “ Nanti aja, kang kita bukan saat Tim Investigasi melaporkan kerjanya ke Komisi V DPRD Jabar, sabar aja”, tandasnya. (husein).  

×
Berita Terbaru Update