Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tutup Saluran Limbah Pabrik, Satgas Sektor 21 Temukan Hal Tak Wajar Di Aliran Sungai Dan IPAL

Sabtu, 02 Juni 2018 | 15:59 WIB Last Updated 2018-06-02T23:24:09Z
FAKTABANDUNGRAYA.COM, KABUPATEN BANDUNG - Lagi-lagi, Satgas Citarum Sektor 21 menutup lubang saluran pembuangan limbah pabrik milik 2 perusahaan yakni PT. Pranata Jaya Abadi dan PT. Safilindo Permata di kawasan pabrik Jalan Raya Pameungpeuk, Banjaran, Kabupaten Bandung.

Kedua perusahaan tekstil bidang pencelupan tersebut disinyalir masih terus mengotori dan mencemari aliran anak sungai Citarum, yakni sungai Cibabakan. Selain itu, di sekitar titik lokasi penutupan lubang limbah tim satgas sektor 21 yang dikomandoi oleh Kol Inf Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 bersama Jurnalis Peduli Citarum menemukan keganjilan, diantaranya ditemukannya sejumlah bangkai ikan sapu-sapu mengambang di sekitar aliran sungai Cibabakan, juga mendapati instalasi IPAL yang dibangun belum mengantongi ijin.

"Langkah tegas ini diambil berdasarkan dari laporan masyarakat lewat foto dan video, serta penyisiran yang dilakukan tim satgas di titik lokasi lubang pembuangan limbah pabrik," ujar Dansektor 21 saat menemui pihak PT Pranata Jaya Abadi usai melakukan penutupan lubang limbah, Sabtu, 2 Juni 2018.


Kol Inf Yusep Sudrajat menegaskan bahwa pabrik yang tidak mengelola IPAL dengan baik memiliki andil besar dalam pencemaran yang terjadi di anak maupun cucu sungai Citarum. 


"Anda memiliki andil dengan adanya (pencemaran) seperti ini," ujar Dansektor 21 kepada penanggung jawab pabrik, Tony.

Namun didalam pertemuannya dengan pihak pabrik, Dansektor 21 mengungkapkan kemirisannya karena menurutnya pabrik telah bertahun-tahun mencemari sungai tetapi mengelak mengakui saat dikonfirmasi dan menunjukkan bukti-bukti melalui foto dan video yang diambil dari pabrik tersebut.

"Sudah bertahun-tahun mencemari seperti itu tapi masih mengelak, sudah ditunjukkan bukti video masih bingung," tegas Kol Inf Yusep Sudrajat.

Diungkapkan Kol Inf Yusep Sudrajat, selama penanganan yang dilakukan TNI dalam mengemban kontrol lingkungan pada pabrik hanya ada satu tekad yakni harus berhasil mengembalikan kelestarian ekosistem aliran sungai.

"Setelah (penanganan) ditangani TNI, hanya ada satu tekad yaitu berhasil mengembalikan kelestarian ekosistem sungai. Sungai Cisangkuy beberapa hari yang lalu sudah bisa buat berenang anak-anak, namun karena pencemaran masih terjadi disini, tak bisa lagi anak-anak untuk berenang karena gatal-gatal. Sementara bapak bersenang-senang diatas penyakit (karena limbah) yang diderita orang lain ," ungkapnya.

Sementara, pihak PT. Pranata Jaya Abadi mengaku saat ini pihaknya tengah gencar memperbaiki pengelolaan limbah pabrik.

Menurut Mulfi, selaku Koordinator operator limbah PT. PJA menerangkan bahwa perbaikan pengolahan limbah salah satunya dengan membangun instalasi IPAL tambahan guna memaksimalkan hasil limbah yang akan dikeluarkan dan juga menambah porsi obat kimia sebanyak 50 persen. Hal ini dilakukan pihak pabrik setelah mengikuti seminar beberapa waktu lalu yang dihadiri Menko Kemaritiman, dan berkomitmen mendukung program pengendalian Citarum.


"Penambahan instalasi IPAL dibangun kira-seminggu setelah seminar bersama Menko Kemaritiman, untuk perijinan belum ada tapi sedang dalam proses," terang Mulfi.

"Dinas LH Kabupaten Bandung seminggu yang lalu melakukan sidak dini hari. Dinas LH udah mengecek keseluruhan IPAL, tapi belum merilis hasil sidak," ujar Mulfi.

Hal tersebut disayangkan Ketua Jurnalis Peduli Citarum, Setio, karena pembangunan instalasi IPAL tambahan tidak diikuti dengan prosedural perijinan, dan mempertanyakan sikap Dinas LH Kabupaten Bandung terkait perijinan, "dan hal ini diketahui pihak Dinas LH, karena baru seminggu yang lalu Dinas LH sidak di Instalasi IPAL," herannya.


Terkait banyaknya bangkai jenis ikan sapu-sapu yang mengambang disekitar lokasi lubang limbah, pihak pabrik tak banyak memberikan penjelasan tentang hal tersebut. (cuy)
×
Berita Terbaru Update