Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Cek IPAL PT GMS, Dansektor 21 Tutup Satu Lubang Dan Beri Waktu Seminggu Perbaiki

Rabu, 05 September 2018 | 17:42 WIB Last Updated 2018-09-05T10:42:34Z
FAKTABANDUNGRAYA.COM, CIMAHI - Menindaklanjuti laporan dari masyarakat berupa video yang mendapati PT Garuda Mas Semesta buang limbah kotor, Dansektor 21 Kol Inf Yusep Sudrajat periksa IPAL dan temui pemilik serta pihak manajemen perusahaan yang berlokasi di Jalan Industri Nomor 2, Kota Cimahi.

Usai melakukan pengecekan pengolahan limbah perusahaan tersebut,  Dansektor 21 dan anggota satgas sektor 21 dapati hasil olahan limbah akhir masih keruh dan pekat, serta temukan ada dua lubang pembuangan limbah. Atas dasar temuan itu, Kolonel Yusep Sudrajat meminta komitmen pemilik pabrik untuk memperbaiki hasil pengolahan limbah dan perintahkan anggotanya untuk menutup salahsatu lubang saluran pembuangan limbah.

"Menindaklanjuti laporan masyarakat berupa video sekitar dua minggu lalu, hari ini kami periksa dan dapati limbahnya masih kotor juga temukan ada dua lubang pembuangan. Saya perintahkan anggota untuk menutup salahsatu lubang tersebut," ujar Yusep Sudrajat, Rabu (4/9).

"Penutupan ini saya lakukan agar tidak ada asumsi negatif bagi pabrik, cukup satu saja lubang pembuangan. Juga meminta komitmen selama satu pekan pihak pabrik memperbaiki hasil limbahnya dan membuat kolam yang ditanami ikan sebagai tolak ukur bahwa limbah yang dibuang tak membunuh ekosistem di sungai," tegasnya.

Budi Hermawan mewakili perusahaan mengakui adanya kerusakan pada Fuser Aerasi yang mengakibatkan limbah yang dihasilkan masih tercampur lumpur. Namun dirinya mengklaim dengan adanya kerusakan alat tersebut, sejak bulan Agustus menginstruksikan divisi IPAL untuk tidak membuang limbah selama alat yang rusak diperbaiki. Perusahaan yang mengklaim telah mampu merecycle limbah sebanyak 80 persen dari 500-600 meter kubik perhari, dihadapan Dansektor 21 berjanji akan memperbaiki hasil pengolahan limbahnya selama tujuh hari kedepan.

"Kami akui ada kesalahan, ini adalah pembelajaran besar bagi kami, kami juga berterimakasih kepada satgas, khususnya Dansektor 21 atas pengawasannya. Kami akan lakukan yang terbaik untuk mendukung program ini, kami juga ingin satu frekuensi dengan tujuan satgas, kami juga ingin menjadi bagian dari solusi bagi kelestarian lingkungan, bukan menjadi musuh lingkungan," tutur Budi Hermawan.

Sementara, Kusman selaku pemilik pabrik ditemani manajemen pabrik dan divisi IPAL mengatakan jika dirinya merasa kecolongan dengan adanya temuan satgas, pasalnya dirinya mengaku sejak tahun 1997 pabriknya konsentrasi terhadap lingkungan dan menghimbau jajarannya supaya bisa tertib, "saya ingetin staf-staf saya agar memiliki alat-alat cadangan bila terjadi kerusakan pada alat pengolahan limbah," ujarnya. (cuy).
×
Berita Terbaru Update