Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dansektor 21 Temukan Salah Satu Titik Pencemaran Limbah Dari PT Adetex Grup

Selasa, 23 Oktober 2018 | 10:16 WIB Last Updated 2018-10-24T03:31:16Z
Klik
FAKTABANDUNGRAYA.COM, BANJARAN - Dansektor 21 temukan salah satu titik pencemaran yang terjadi di sungai Citalugtug yang bermuara ke sungai Cisangkuy. Dimana setelah tiga jam mengecek instalasi IPAL PT Adetex, Kol Inf Yusep Sudrajat dapati salah satu bak penampungan limbah pabrik tumpah dan mengalir langsung ke aliran sungai. Titik pencemaran itu didapati Dansektor 21 di area PT Ade Moda, Adetex Group, Jalan Raya Banjaran, Kabupaten Bandung, Senin (22/10).

"Saya mengharapkan, baik pihak Dinas Lingkungan Hidup yang sudah memberikan sanksi administrasi dan pihak Kepolisian untuk mengusut perusahaan ini secara hukum hingga ke pengadilan,"tegas Kolonel Yusep Sudrajat.

Atas temuan tersebut, Dansektor 21 Kolonel Yusep mengatakan bahwa perusahaan Adetex ini sebagai pelaku industri yang paling membandel, karena sejak awal dilakukan penindakan berupa penutupan lubang pembuangan limbahnya sebanyak 3 kali, tak banyak melakukan perbaikan dan pembenahan proses pengolahan limbah.

Sampai hari ini, kata Yusep, lubang pembuangan limbah PT Adetex masih ditutup coran, mereka (perusahaan) mengaku tetap beroperasi dengan konsekuensi jumlah produksi dikurangi. Dan mengaku limbahnya tidak ada yang keluar dibuang ke sungai, karena seratus persen limbah di recycle oleh perusahaan.

Namun, ketika ditemukan titik pencemaran dari salah satu bak penampungan limbah yang tumpah ke sungai membuktikan bahwa PT Adetex masih membuang limbah kotor ke sungai.

Sementara, Asep selaku penanggung jawab IPAL mengatakan bahwa pihak Adetex semenjak ditutup lubang pembuangan limbahnya mengklaim telah melakukan recycle seratus persen limbahnya. "Selama ini kami tidak buang limbah karena sudah seratus persen di recycle," ujarnya.

Namun hal berbeda justru saat pihak konsultan IPAL pabrik menemui Dansektor 21 dan menyebutkan jika selama ini perusahaan merecycle limbah 70 persen, sementara 30 persen sisanya ditampung di kolam yang ada di perusahaan. Bahkan dirinya menyebut bahwa sisa 30 persen limbah yang ditampung dibuang tiap satu minggu sekali. Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidak-sinkron-an apa yang disampaikan pihak perusahaan. (Cuy)
×
Berita Terbaru Update