Klik
Bandung, faktabandungraya.com,-- Pansus VII DPRD Jawa Barat saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menemukan permasalahan yang cukup urgen. Ternyata disana ada sekitar 400 Ha sawah produktif telah beruabah menajdi sawah tadah hujan.
Adanya perubahan status sawah ini tentunya, tidak boleh dibiarkan dan harus secepatnya dilakukan penataan. Hal ini agar sejalan dengan semangat Jabar Juara Lahir Bathin.
“Apa yang kita (pansus VIII DPRD Jabar), saksikan saat kenker ke KBB, sungguh sangat miris. Untuk itu harus secepatnya ditangani”, kata H.M Hasbullah Rahmad, S.Pd,M.Hum di DPRD Jabar usai melakukan kunker Pansus VII ke KBB, Rabu (6/2-2019).
Dikatakan, dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat, Pansus VII melakukan kunjungan kerja beberapa Kabupaten/kota di Jabar. Hal ini sangat penting dalam mendukung Pemprov Jabar, untuk mewujudkan visi-misi Gubernur Jabar yaitu menjadikan Jabar Juara Lahir bathin.
Hasbullah menjelaskan, hilangnya 400 ha sawah produktif di kawasan KBB tersebut jelas sangat mengkhawatikan mengingat, hal tersebut sangat bertentangan dengan semangat Jabar Juara Lahir Batin yang saat ini tengah digedor Gubernur Ridwan Kamil (Emil), yang dalam visi misi 5 tahun pertama pengabdiannya.
Mengingat visi misi gubernur itu juga saat ini DPRD Jabar turun kebawah (Turba) dalam rangka mencari masukan terkait keinginan Pemprov Jabar yang ingin melakukan revisi Raperda RTRW karena dinilai masih banyak program strategis nasional dan daerah yang belum ter-input pada Perda RTRW.
"400 ha sawah produktif berubah menjadi sawah tadah hujan karena sumber air yang dari Kabupaten Bandung tidak sampai ke KBB," ungkapnya.
Air irigasi dari Kabupaten Bandung, kata Hasbullah tidak sampai ke KBB karena mengalami ketersendatan atau hambatan, di kawasan Soreang, Kabupaten Bandung
"Itu saya kira, kan tugas provensi. Agar terjadi keselarasan antar kabupaten kota. Agar produktivitas pertaniannya tidak berkurang," ujarnya.
Salah satu bentuk dari tugas dari Provinsi itu adalah melakukan rehab tuntas saluran irigasi di kawasan Soreang. Agar air irigasi dari Kabupaten Bandung masuk ke KBB," imbuhnya.
Politisi PAN dari daerah pemilihan Depok Bekasi meminta saluran irigasi tersebut cepat direhab tuntas karena dia mengetahui Jawa Barat yang dahulu dikenal sebagai lumbung padi nasional, sekarang tengah.mengalami krisis sawah produktif.
"Provins Jabar kan menetapkan kawasan produktif pertanian 17 ribu ha, tapi eksisting-nya kan baru adanya 10 ribu hektar. Itu saja masih kurang 7000 ha, belum lagi bila ditambahkan dengan kondisi di KBB," pungkasnya. (sein).
Adanya perubahan status sawah ini tentunya, tidak boleh dibiarkan dan harus secepatnya dilakukan penataan. Hal ini agar sejalan dengan semangat Jabar Juara Lahir Bathin.
“Apa yang kita (pansus VIII DPRD Jabar), saksikan saat kenker ke KBB, sungguh sangat miris. Untuk itu harus secepatnya ditangani”, kata H.M Hasbullah Rahmad, S.Pd,M.Hum di DPRD Jabar usai melakukan kunker Pansus VII ke KBB, Rabu (6/2-2019).
Dikatakan, dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Barat, Pansus VII melakukan kunjungan kerja beberapa Kabupaten/kota di Jabar. Hal ini sangat penting dalam mendukung Pemprov Jabar, untuk mewujudkan visi-misi Gubernur Jabar yaitu menjadikan Jabar Juara Lahir bathin.
Hasbullah menjelaskan, hilangnya 400 ha sawah produktif di kawasan KBB tersebut jelas sangat mengkhawatikan mengingat, hal tersebut sangat bertentangan dengan semangat Jabar Juara Lahir Batin yang saat ini tengah digedor Gubernur Ridwan Kamil (Emil), yang dalam visi misi 5 tahun pertama pengabdiannya.
Mengingat visi misi gubernur itu juga saat ini DPRD Jabar turun kebawah (Turba) dalam rangka mencari masukan terkait keinginan Pemprov Jabar yang ingin melakukan revisi Raperda RTRW karena dinilai masih banyak program strategis nasional dan daerah yang belum ter-input pada Perda RTRW.
"400 ha sawah produktif berubah menjadi sawah tadah hujan karena sumber air yang dari Kabupaten Bandung tidak sampai ke KBB," ungkapnya.
Air irigasi dari Kabupaten Bandung, kata Hasbullah tidak sampai ke KBB karena mengalami ketersendatan atau hambatan, di kawasan Soreang, Kabupaten Bandung
"Itu saya kira, kan tugas provensi. Agar terjadi keselarasan antar kabupaten kota. Agar produktivitas pertaniannya tidak berkurang," ujarnya.
Salah satu bentuk dari tugas dari Provinsi itu adalah melakukan rehab tuntas saluran irigasi di kawasan Soreang. Agar air irigasi dari Kabupaten Bandung masuk ke KBB," imbuhnya.
Politisi PAN dari daerah pemilihan Depok Bekasi meminta saluran irigasi tersebut cepat direhab tuntas karena dia mengetahui Jawa Barat yang dahulu dikenal sebagai lumbung padi nasional, sekarang tengah.mengalami krisis sawah produktif.
"Provins Jabar kan menetapkan kawasan produktif pertanian 17 ribu ha, tapi eksisting-nya kan baru adanya 10 ribu hektar. Itu saja masih kurang 7000 ha, belum lagi bila ditambahkan dengan kondisi di KBB," pungkasnya. (sein).