Klik
Bandung, faktabandungraya.com,-- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat mengakui hampir semua SMA/SMK Negeri dan Swasta di Jabar elah memiliki Media literasi atau majalah sekolah, baik berupa cetak maupun website. Namun, masih perlu dibuat lebih menarik lagi. Untuk itu, kedepan Disdik Jabar akan menggandeng/ meminta PWI dan IKWI untuk dapat melatih dan mendidikan Jurnalistik bagi siswa maupun guru pembina .
Menurut Pengawas SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Heri Susanto Boaz, untuk melatih dan mendidik para siswa dan guru dalam dunia Jurnalistik, kita melihat organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Jawa Barat memiliki kompeten. Untuk itu, Disdik Jabar siap menggendeng PWI dan IKWI Jabar demi perbaikan dan kemajuan media literasi sekolah.
"Kami merencanakan menyelenggarakan pelatihan untuk pengelola media literasi di SMA dan SMK di Jawa Barat. Pelatihan juga diberikan kepada guru-guru yang menjadi pembina media literasi di sekolah,".
Demikian dkatakan Heri Susanto Boaz usai menghadiri acara "Pasinggiri Nulis Naskah Pidato Basa Sunda" yang diselenggarakan IKWI Provinsi Jawa Barat di Aula PWI Jawa Barat, jalan Wartawan II No 23 Bandung, Sabtu (9/3-2019).
Namun, sebelum dilakukan Diklat Jurnalistik tentunya kita lakukan dulu pendataan melalui 13 KCD (Kantor Cabang Dinas) Pendindikan se Jabar. Setelah data lengkap, baru kita tentukan model pelatihannya seperti apa, apakah mandiri atau kerja sama. Tiap KCD modelnya akan berbeda-beda," tuturnya.
Sedangkan untuk menentukan materi Diklat Jurnalistik, Disdik dan PWI Jawa Barat akan menyusun silabus, supaya materi yang diberikan di setiap daerah seragam. Materinya meliputi jurnalistik, manajemen media, literasi, dan Pendidikan Penguatan Karakter (PPK).
"Penguatan Pendidikan Karakter menjadi salah satu materi yang diberikan, karena kalau karakter sudah kuat, saya indonesia, saya sunda, saya antihoaks, tidak usah pakai teknis, sudah otomatis menangkal hoaks," ujarnya.
Rencananya Cabang Dinas Pendidikan VI yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi akan menjadi daerah pertama yang melaksanakan diklat ini. "Mengapa KCD 7 yang menjadi medel, karena daerah ini sebagai Ibu Kota Provinsi dan etalase pendidikan di Jawa Barat," katanya.
Diklat, lanjutnya, akan diikuti dengan lomba untuk mengukur sejauh mana materi pelatihan diaplikasikan oleh peserta. Setelah lomba dilanjutkan dengan evaluasi untuk menyiapkan pelatihan selanjutnya.
Sementara itu, Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat menyambut baik rencana Disdik Jawa Barat tersebut. "PWI Jawa Barat siap mendukung rencana Disdik Jawa Barat untuk memberikan pelatihan jurnalistik bagi pengelola majalah sekolah," katanya.
PWI Jawa Barat, lanjutnya, siap menyediakan instruktur untuk kegiatan tersebut. Menurut Hilman, pengelola majalah sekolah sudah selayaknya mempunyai pengetahuan tentang jurnalistik.
Majalah sekolah, lanjutnya, tidak lagi sekadar media penyalur potensi siswa, tetapi sudah menjadi media aspirasi, komunikasi, organisasi, sampai media penyemai demokrasi di kalangan siswa dan juga guru. Oleh karenanya, pengelolanya perlu mempunyai pengetahuan dan keterampilan jurnalistik.
Hilman berharap, majalah sekolah bisa berfungsi sebagai kawah ”candradimuka” bagi calon-calon penulis masa depan Indonesia. (rls/red).
Menurut Pengawas SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Heri Susanto Boaz, untuk melatih dan mendidik para siswa dan guru dalam dunia Jurnalistik, kita melihat organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Jawa Barat memiliki kompeten. Untuk itu, Disdik Jabar siap menggendeng PWI dan IKWI Jabar demi perbaikan dan kemajuan media literasi sekolah.
"Kami merencanakan menyelenggarakan pelatihan untuk pengelola media literasi di SMA dan SMK di Jawa Barat. Pelatihan juga diberikan kepada guru-guru yang menjadi pembina media literasi di sekolah,".
Demikian dkatakan Heri Susanto Boaz usai menghadiri acara "Pasinggiri Nulis Naskah Pidato Basa Sunda" yang diselenggarakan IKWI Provinsi Jawa Barat di Aula PWI Jawa Barat, jalan Wartawan II No 23 Bandung, Sabtu (9/3-2019).
Namun, sebelum dilakukan Diklat Jurnalistik tentunya kita lakukan dulu pendataan melalui 13 KCD (Kantor Cabang Dinas) Pendindikan se Jabar. Setelah data lengkap, baru kita tentukan model pelatihannya seperti apa, apakah mandiri atau kerja sama. Tiap KCD modelnya akan berbeda-beda," tuturnya.
Sedangkan untuk menentukan materi Diklat Jurnalistik, Disdik dan PWI Jawa Barat akan menyusun silabus, supaya materi yang diberikan di setiap daerah seragam. Materinya meliputi jurnalistik, manajemen media, literasi, dan Pendidikan Penguatan Karakter (PPK).
"Penguatan Pendidikan Karakter menjadi salah satu materi yang diberikan, karena kalau karakter sudah kuat, saya indonesia, saya sunda, saya antihoaks, tidak usah pakai teknis, sudah otomatis menangkal hoaks," ujarnya.
Rencananya Cabang Dinas Pendidikan VI yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi akan menjadi daerah pertama yang melaksanakan diklat ini. "Mengapa KCD 7 yang menjadi medel, karena daerah ini sebagai Ibu Kota Provinsi dan etalase pendidikan di Jawa Barat," katanya.
Diklat, lanjutnya, akan diikuti dengan lomba untuk mengukur sejauh mana materi pelatihan diaplikasikan oleh peserta. Setelah lomba dilanjutkan dengan evaluasi untuk menyiapkan pelatihan selanjutnya.
Sementara itu, Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat menyambut baik rencana Disdik Jawa Barat tersebut. "PWI Jawa Barat siap mendukung rencana Disdik Jawa Barat untuk memberikan pelatihan jurnalistik bagi pengelola majalah sekolah," katanya.
PWI Jawa Barat, lanjutnya, siap menyediakan instruktur untuk kegiatan tersebut. Menurut Hilman, pengelola majalah sekolah sudah selayaknya mempunyai pengetahuan tentang jurnalistik.
Majalah sekolah, lanjutnya, tidak lagi sekadar media penyalur potensi siswa, tetapi sudah menjadi media aspirasi, komunikasi, organisasi, sampai media penyemai demokrasi di kalangan siswa dan juga guru. Oleh karenanya, pengelolanya perlu mempunyai pengetahuan dan keterampilan jurnalistik.
Hilman berharap, majalah sekolah bisa berfungsi sebagai kawah ”candradimuka” bagi calon-calon penulis masa depan Indonesia. (rls/red).