Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

4 Pabrik Di Kawasan Asia Agung Rancaekek Tunjukkan Upaya Perbaikan Pengolahan Limbah

Rabu, 26 Agustus 2020 | 02:05 WIB Last Updated 2020-08-26T12:31:33Z
Lokasi IPAL PT Moatex
RANCAEKEK, faktabandungraya.com,--- Kerap kali dituding menjadi penyumbang pencemaran limbah cair di aliran sungai wilayah Kecamatan Rancaekek. Empat pabrik tekstil di Kawasan Asia Agung tunjukkan berbagai upaya perbaikan instalasi pengolahan limbah yang berdampak terhadap lingkungan.

Kehadiran Satgas Citarum, khususnya Sektor 21 senantiasa selalu mengawasi dan mendorong para pelaku industri tekstil di wilayah Rancaekek (Subsektor 01) agar meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke badan sungai.

Hal itu ditegaskan Dansektor 21 Satgas Citarum Kol Inf Yusep Sudrajat terkait upaya mengurangi pencemaran limbah industri sebagai salahsatu sumber permasalahan yang terjadi di sungai terpanjang di Jawa Barat.

Menurut Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 01 Rancaekek, Serka Mulyana menyampaikan bahwa sesuai perintah Komandan Sektor, "kami sebagai anggota yang ada di wilayah rancaekek (21-01) akan tetap memberikan pengawasan dan mendorong para pelaku industri agar meningkatkan pengelolaan limbah cair di tiap perusahaan (tekstil)," ujarnya seusai melakukan pengecekan limbah industri di Kawasan Asia Agung, Rancaekek, Selasa (25/8/2020).

Lokasi IPAL PT Beronica
Khusus di kawasan Asia Agung, kata Serka Mulyana, terdapat empat pabrik, diantaranya Beronica, Kosina, Moatex dan Jeongsang. Keempatnya merupakan pabrik tekstil dengan produksi yang berbeda.

"Dari empat pabrik yang ada, sebagian besar mereka memproduksi pengkanjian dan penenunan. Untuk yang produksi pencelupan hanya pabrik Beronica," katanya.


Sejauh ini, lanjut Serka Mulyana, masing-masing pabrik sudah memiliki pangolahan air limbah. Dengan kapasitas dan metode pengolahan yang disesuaikan dengan jenis atau karakter limbah yang dihasilkan dari masing-masing pabrik.

"Untuk pengolahan limbah yang paling besar adalah Beronica, karena memproduksi pencelupan (warna). Dibutuhkan treatment yang lebih baik secara instalasi," katanya.

Sementara, untuk ketiga pabrik lainnya, Moatex, Kosina dan Jeongsang, tidak memproduksi pencelupan hanya memiliki IPAL dengan instalasi yang sudah disesuaikan karakteristik limbah.

Lokasi IPAL PT Kosina
Meskipun keempat pabrik telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). "Kami akan terus mengawasi, supaya mereka mengoperasionalkannya tetap secara optimal. Dan ini sesuai perintah komandan sektor 21," tegasnya.

Dalam masa pandemi Covid-19, pabrik tekstil juga mengalami dampaknya. Produksi menurun, alhasil limbah yang dihasilkan juga jauh lebih berkurang. Namun komitmen menjaga lingkungan dari pencemaran air limbah tetap harus dilakukan dari tiap perusahaan.

Ditemui di lokasi pabrik, Muhaimin selaku Manajer Utility PT Beronica, mengaku dengan kondisi produksi sedang menurun pihaknya lebih optimal dalam mengolah limbah.

"Justru dengan produksi yang berkurang ini kita lebih optimal. Karena setiap stop (libur) produksi, kita langsung lakukan pembersihan, sludge (lumpur) yang ada di outlet langsung kita lakukan press," katanya.

Sementara, PT. Moatex melalui Manajer Produksi, Iyas juga mengakui jumlah produksi menurun sekitar 50 persen. "Sekarang ini produksi (penenunan) dalam sehari hanya 10 ribu sampai 12 ribu yard. Biasanya kalau normal berjalan semua mencapai 25 ribu (yard)," katanya.

Untuk limbah cair yang dihasilkan, pihak pabrik mengklaim bahwa tak ada limbah yang dibuang karena hampir 100 persen recycle.

Cek Lokasi Septictank PT Moatex
"Karena karakteristik limbah lebih ringan, pengolahannya ditingkatkan dan memadai. Melalui beberapa bak penyaringan dan tabung filtrasi karbon aktif," kata Epu selaku penanggung jawab IPAL.

Selain menerapkan apa yang disarankan Satgas Citarum dengan meningkatkan pengolahan limbah, baik secara instalasi dan pengolahannya. PT. Moatex juga menerapkan anjuran dari Satgas. Yakni dengan membangun instalasi Septictank.

"Sebelumnya wc disini salurannya ke sungai, tapi setelah kita dorong dan ingatkan. Pihak pabrik akhirnya membangun septictank," ujar Serka Mulyana. (cuy)
×
Berita Terbaru Update