Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pandemi Covid-19 Terus Menyebar, Nakes Ikut Terpapar, Daddy: Butuh Langkah Cepat

Rabu, 14 Juli 2021 | 15:00 WIB Last Updated 2021-07-14T08:00:55Z

Drs.H. Daddy Rohanady anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra (foto:husein).
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Sebaran pandemi covid-19 begitu cepat dan belum menunjukan akan melandai, disisi lain tingkat kepatuhan dan disiplin masyakarat terhadap protokol kesehatan juga masih rendah. Hal ini terbukti, selama pemberlakuan PPKM Darurat masih cukup banyak masyarakat yang terjaring razia,  Bahkan mobilitas masyarakat yang diharapkan akan turun 30 persen, kini baru tercapai 17 persen.

Menurut anggota DPRD Jabar Drs.H.Daddy Rohanady, untuk menekan angka sebaran pandemi covid-19, pemerintah dan Satgas Penanganan Covid-19 butuh langkah cepat.   

"Ketika pandemi terus menyebar, bahkan banyak tenaga kesehatan ikut terpapar, dibutuhkan langkah penanggulangan secepatnya.", kata Daddy Rohanady kepada faktabandungraya.com saat dihubungi melalui telepon selulernya, terkait perkembangan terakhir situasi  pandemi covid-19 pada Rabu (15/07/2021).

Kasus harian virus corona-19 secara nasional memang sangat mengkhawatirkan. Betapa tidak, hingga Selasa (13/07/2021) tercatat sebanyak 47.899 kasus baru yang terkonfirmasi. Jumlah tersebut memecahkan rekor sebagai kasus harian tertinggi semenjak pandemi. Dengan tambahan ini, total kasus hingga saat ini mencapai 2.615.529 kasus.

Sementara itu, total 2.139.601 orang telah sembuh dari covid-19. Sementara itu, kasus kematian tercatat turun menjadi 864 dari sehari sebelumnya 891 orang. Secara keseluruhan, sebanyak 68.219 orang meninggal akibat covid-19.

Daddy juga mengatakan, melihat perkembangan pada minggu pertama Juli 2021, pada 1 Juli tercatat ada penambahan 24.836 kasus baru covid-19 dalam 24 jam. Selanjutnya, jumlah kasus baru kembali mencapai rekor setelah bertambah 25.830 pada 2 Juli. Lalu pada 3 Juli jumlah kasus baru kembali mencatatkan angka tertinggi, yakni bertambah sebanyak 27.913.

Pada 5 Juli rekor kembali tercatat setelah ada penambahan 29.745 kasus. Berikutnya pada 6 Juli rekor kembali tercatat dengan penambahan sebanyak 31.189 kasus. Itu data di tingkat nasional.

Lebih lanjut politisi Gerindra Jabar ini mengatakan, di Jawa Barat Jabar secara total terkonfirmasi positif 459.949 orang dengan kasus baru sebanyak 7.842, total yang meninggal 6.616 dengan kasus baru sebanyak 175.

Baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota, semua menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Coba simak perkembangan terkini yang ada di Kabupaten Cirebon. Total warga yang terpapar di Kabupaten Cirebon adalah 3.583. Dari 40 kecamatan yang ada, 35 tergolong zona merah.

Inilah tiga kecamatan dengan jumlah terkonfirmasi terbanyak, yakni Kecamatan Sumber 270, Talun 255, dan Plumbon 167, ujar anggota Komisi IV DPRD Jabar dari dapil Kab/kota Cirebon-Kan Indramayu ini.

Dengan jumlah terpapar yang terus bertambah, perlu diambil langkah-langkah penanggulangan secepatnya. Beberapa daerah sudah menambah ruang rawat khusus untuk pasien covid-19. Ada yang menggunakan sekolah karena proses pembelajaran tidak memungkinkan untuk tatap muka. Ada yang menggunakan tenda. Bahkan, ada pula yang menggunakan kontainer. Itu semua tergantung pada pilihan rumah sakit dan wilayah masing-masing.

Langkah-langkah tersebut dilakukan karena naiknya secara pesat jumlah masyarakat yang terpapar covid-19.

"Masalahnya kemudian bukan hanya pada ketersediaan ruangan. Banyak dampak ikutan yang harus dipenuhi, semisal obat-obatan, APD, dan oksigen beserta tabungnya yang belakangan ini ramai diperbincangkan," terang Daddy.

Ada hal yang tidak kalah penting, yakni ketersediaan tenaga kesehatan (nakes). Mereka telah bekerja siang dan malam menghadapi pandemi selama setahun lebih. Padahal, mereka juga manusia. Bisa jadi mereka kelelahan sehingga tingkat imunnya menurun.

Lalu, para nakes banyak pula yang terpapar, bahkan tidak sedikit yang meninggal dunia. Akhirnya, tidak mengherankan jika cukup banyak IGD rumah sakit yang menolak pasien baru karena pasien yang ada saja belum tertangani secara optimal.

"Terlepas dari pro dan kontra soal kebijakan yang diambil dalam penanganan pandemi, fakta di lapangan masih banyak warga yang meninggal dunia. Lahan yang disediakan beberapa daerah untuk tempat pemakaman umum menunjukkan hal itu. Butuh langkah cepat untuk menanggulanginya, tapi tetap harus sabar," pungkas Wakil Ketua Fraksi Gerindra  DPRD ini.  (daro/sein).

×
Berita Terbaru Update