BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Jawa
Barat, kembali menggelar Vaksinasi massal. Setelah SMAN Bandung, kini giliran
SMAN 8 Bandung menjadi tempat vaksinasi massal di kampus sekolah Jalan
Solontongan, Minggu (8/8/2021).Vaksinasi massal di SMAN 8 Bandung diikuti alumni, anak-anak sekolah, hingga masyarakat sekitar.
( foto:humas)
Wakil Ketua Divisi Khusus
Percepatan Vaksinasi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, Vaksinasi
ini merupakan kolaborasi berbagai pihak dari mulai pemerintah daerah,
pemerintah pusat, hingga organisasi kemasyarakatan.
Stakeholders terlibat dalam
vaksinasi massal di sekolah ini adalah Kementerian Keuangan, BPJS Kesehatan,
Grab Indonesia hingga Jabar Bergerak. Vaksinasi massal menargetkan 1.500 orang
setiap harinya.
"Kolaborasi ini lah yang
penting karena pemerintah saja tidak cukup untuk melakukan kegiatan vaksin ini
sendirian. Saya apresiasi SMAN 8 Bandung, Kementerian Keuangan, BPJS, Grab
termasuk dari Jabar Bergerak,” ujarnya usai peninjauan.
Adapun yang disasar dari kegiatan
vaksinasi ini terdiri dari berbagai kelompok masyarakat, mulai para alumni,
anak-anak sekolah, hingga masyarakat sekitar.
"Di sini berarti ada lingkup
alumni, kemudian juga ada lingkup anak-anak sekolahnya, kemudian juga
masyarakat sekitar," sebut Atalia.
Guna mengejar vaksinasi selesai
bagi 37 juta penduduk akhir Desember 2021, Jabar sedang giat – giat mempercepat
vaksinasi agar kekebalan kelompok terbentuk.
Salah satu strategi yang
dilakukan adalah memanfaatkan sekolah dan pondok pesantren sebagai sentra
vaksinasi. Penyelenggara vaksin bisa berkolaborasi antara pemerintah dengan
swasta. Pada Sabtu (7/8/2021) vaksinasi juga digelar dengan antusiasi di
sekolah yakni SMAN 3 Bandung. Kini dengan antusiasme yang sama vaksinasi juga
digelar di SMAN 8 Bandung.
Atalia mengapresiasi kedatangan
anak sekolah untuk divaksin. Seperti diketahui vaksinasi anak 12-18 sudah
diperbolehkan dan dijalankan di Indonesia. Ia berharap semakin banyak orang tua
yang mengajak anaknya untuk divaksin di sekolah- sekolah. Begitu pun sebaliknya, anak mengajak orang
tua divaksin di sekolah. Seorang pelajar SMAN 8 Bandung, sedang diceck kesehatannya sebelum di vaksin ( foto:humas).
"Target kita saat membuka
(vaksinasi) untuk anak sekolah sesungguhnya agar mereka menginspirasi dan
mengajak anggota keluarganya terutama orang tua agar mau divaksin,” ungkap
Atalia.
Tantangan terbesar dalam
sosialisasi dan edukasi masyarakat adalah misinformasi, disinformasi, serta
hoaks terpihal vaksin yang disebarkan pihak tidak bertanggung jawab. "PR
kita masih ada penolakan, masih ada ketidakpercaayaan,”sebutnya.
Jabar sendiri memiliki pekerjaan
berat karena harus memvaksin 70-80 persen dari 50 juta jiwa pendududk atau
sekitar 37 juta jiwa. Saat ini jumlah warga divaksin masih di bawah 10 juta
atau sekitar 16 persen. Jabar memiliki waktu lima bulan lagi untuk capai
target. Dukungan dari berbagai pihak akan sangat berarti.
Selain kolaborasi, Pemda Prov
Jabar terus berusaha mengamankan stok vaksin. Sebab secara jumlah penduduk
terbesar di Indonesia, Jabar berbeda dengan daerah lain.
"Saat ini kami mendorong
lobi-lobi dengan pusat agar bagaimana vaksin untuk di Jabar bisa disegerakan.
Karena tentu saja jumlah penduduk Jawa Barat yang mungkin berbeda dengan wilayah-wilayah
lain," kata Atalia. (hms/sein)Perwakilan Grab Jabar memberikan cindramata kepada Wakil Ketua Divisi Khusus Percepatan
Vaksinasi Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil ( foto:humas)