BANDUNG,
Faktabandungraya.com,-- Jelang peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2021,
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk
dapat meresmikan monumen Perjuangan Pahlawan Covid-19, yang terletak di
seberang Lapangan Gasibu.Komisi IV DPRD Jabar saat menerima audensi Aliansi Nano Jabar terkait rencana peresmian
Monju Pahlawan Covid-19 (Foto:dok:istimewa)
Namun, gagasan
peresmian monju (monumen perjuangan) Pahlawan Covid-19, mendapat reaksi keras
dari Aliansi Nano Jabar (ANJ). Bahkan secara tegas, ANJ menolak dan mendesak
presiden Joko Widodo untuk tidak meresmikan monju Pahlawan Covid-19 yang digagas
Gubernur Ridwan Kamil, pada tanggal 10 November mendatang.
Ketua
Presidium Aliansi Nano Jabar Herry M.O.S mengatakan, kedatangan Aliansi Nano
Jabar (ANJ) ke DPRD Jabar untuk mengetahui sejauh mana proses penganggaran monju
Pahlawan Covid-19 yang cukup ramai di Media Massa dan Media Sosial.
Rombongan
ANJ diterima Ketua Komisi IV DPRD Jabar KH Tetep Abdulatif, anggota Komisi IV
DPRD Jabar H Jajang Rohana dan H Zulkifly Chaniago, di ruang rapat kerja Komisi
IV DPRD Jabar, jalan Diponegoro No 27 Bandung, Rabu (03/11/2021).
Tadi
terungkap bahwa, DPRD Jabar tidak pernah membahas penggaran dengan Gubernur
Ridwan kamil terkait penganggaran pembangunan Monju Phlawan Covid-19. Yang ada
pembahasan pembangunan penataan kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
atau monumen Sudut Pandang.
“Jadi
cukup jelas, bahwa tidak ada penganggaran Monju Pahlawan Covid-19, maka kami
dari ANJ menolak keras persemian Monju Pahlawan Covid-19. Bahkan ANJ menilai
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bermain-main dengan jabatannya. Kayak anak kecil
aja”, tegas Hery MOS
Hery menambahkan, peresmian Monju Pahlawan Covid-19, ternyata dipaksakan. Bahkan kita juga kaget, ternyata Komisi IV DPRD Jabar juga tidak mengetahui akan rencana peresmian tersebut, jelasnya.
"Kasian
Presiden Jakowi , bila hadir untuk peresmian monju Pahlawan Covid-19, yang mana
prosesnya tidak benar . Jadi kita minta
Jokowi jangan meresmikan Monju Pahlawan Covid-19," tegasnya.
Lebih
lanjut Hery MOS mengatakan, seharusnya setiap program strategis harus dibicakan
dan dibahas bersama Dewan, ini tidak ada. Untuk itu, ANJ minta Ridwan Kamil
lebih fokus mengatasi pandemi Covid-19 dengan langkah nyata guna mengantisipasi
gelombang ketiga yang masih mengancam, daripada sibuk dengan monumen.
Foto bersama Pimpinan dan Anggota Komisi IV dengan Aliansi Nano Jabar (foto:dok.istimewa) |
Saat
ditanya, apakah pembangunan monju Pahlawan Covid-19 ini perlu ?. secara tegas Herry Mos mengatakan Tidak.
"Sekarang
ini, kita masih menangani Covid-19. Corona belum selesai, kemudian
diwanti-wanti ada gelombang III Covid-19. Kenapa monumennya sudah dibangun. Itu
artinya Gubernur mendahului, tuhan," ungkapnya.
Ketua
Komisi IV DPRD Jabar Tetap Abdulatif berterimakasih atas masukan dari
teman-teman ANJ.
"Apa
yang disampaikan ANJ nanti akan diteruskan kepada Ketua DPRD Jabar,"
katanya.
M Sulfan
Matauch dari Disparkim Prov Jabar mengatakan pembangunan monumen Covid-19
memang tidak ada yang ada pembangunan monumen sudut pandang.
"Lokasinya
memang disatu tempat dengan monumen sudut pandang," katanya.
Anggota
Komisi IV DPRD Jabar Jajang Rohana mengatakan monumen sebagaimana yang
dijelaskan Disparkim diajukan tahun 2019 senilai Rp.90 miliar, tetapi saat itu
dewan menyetujui sebesar Rp.16 miliar.
"Diajukan
memang Rp90 miliar. Tetapi yang disetujui hanya Rp16 miliar," terangnya.
Namun,
pada tahun 2020 diajukan kembali, untuk tahun anggaran 2021, dengan nilai Rp74
miliar. Tetapi DPRD Jabar menolak, pungkasnya. (sein).