Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pembangunan KCJB Harus Perhatikan Heritage Dan Tidak Korbankan KP2B Jabar

Selasa, 25 Januari 2022 | 11:29 WIB Last Updated 2022-01-25T04:29:16Z

Wakil Ketua Pansus VIII DPRD Jabar Drs.H. Daddy Rohanady (foto:daro).

BANDUNG, Faktabandungraya.com—Pembangunan infrastruktur transportasi pasti membutuhkan lahan dan ada beberapa pembangunanyang akan tergusur, termasuk juga pembangunan jalur Kereta Cepat Jakarta-bandung (KCJB) dan Transit Oriented Development (TOD) nya.

Wakil Ketua Pansus VI Drs.H. Daddy Rohanady dari Fraksi Partai Gerindra mengatakan, berkembang dan majunya suatu daerah tentunya tidak terlepas pembangunan. Namun pasti ada  konsekeunsinya, diantaranya, aka nada penggusuran dan peralihan peruntukan lahan yang terkena oleh pembangunan tersebut. Hal ini terjadi juga pada pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Jalur KCJB akan membentang sepanjang 142,3 km dari Jakarta (Halim) sampai Tegalluar (kota Bandung). Tentanya membutuh banyak lahan. Hal ini mau tidak mau akan menggusur bangunan yang sudah ada dan akan  mengorbankan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) di Jabar, kata Daddy Rohanady saat hibungi melalui telepon selulernya, Selasa(25/01/2022).

Dikatakan, walaupun pembangunan ada penggusuran bangunan dan lahan, Daddy minta kepada pemerintah melalui Kementeian Perhubungan, agar pemberhatikan bangunan Haritage dan mengorbankan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) di Jabar.

Ia juga mengungkapkan, bahwa  semula trase KCJB disetting sejajar denganjalan Tol, namun, kalau itu yang dipilih, bisa berbahaya. Tikungan di Karawang terlalu tajam. Padahal kecepatan KCJB bisa mencapai 350 km/jam, tikungan bisa dipastikan akan membahayakan keselamatan penumpang KCJB.

Selain itu, pergeseran trase dan TOD Karawang ke bagian selatan pasti memberi manfaat lain. Dengan pilihan itu, perkembangan Karawang selatan juga lebih terakselerasi. Ini berarti TOD Karawang diharapkan juga sekaligus sebagai pendorong percepatan pengembangan kawasan.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jabar ini mengtakan, KCJB diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat karena kontribusi KCJB juga tidak sedikit. Hingga akhir Desember 2021 saja sudah Rp3 triliun lebih. Halim saja bisa Rp1,5 triliun untuk pembebasan lahan.

Ia menambahkan, bahwa KCJB dari DKI akan melintasi 8 kota/kabupaten di Jawa Barat. Konsekuensinya, pasti akan menggunakan lahan. Namun, bangunan TOD akan sangat memperhatikan heritage di sekitarnya. Selain itu, tentu sangat diharapkan agar pembangunan trase double track sepanjang 142,3 km itu tidak lantas mengorbankan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Jabar.

Sesungguhnya ada dua tipe KCJB. Tipe pertama dari TOD Halim langsung ke TOD Padalarang dengan Waktu tempuhnya 36 menit. Sedangkan tipe kedua akan berhenti di TOD Karawang. Waktu tempuh KCJB ini menjadi 45 menit.

Setiap hari KCJB beroperasi 68 perjalanan. Dengan kapasitas penumpang sekitar 600 orang, tarif satu trip per penumpang diperkirakan pada kisaran Rp250.000-350.000.

Untuk itu, kita berharap dan semoga terget beroperasionalnya KCJB pada Juni 2023 bisa terwujud, tandasnya. (adikarya/husein).

×
Berita Terbaru Update