Klik
JAKARTA, faktabandungraya.com,- Konsorsium SHINETEC dan PT. Bima Putra Samudra (BPS) anggarkan Rp30 Triliun untuk pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia. Dengan skema Available Payment ataupun KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Konsorsium SHINETEC dan PT. Bima Putra Samudra (BPS) berdiri sejak 1 Oktober 2020, melalui MOU (Memorandum of Understanding) antara PT. Bima Putra Samudra (BPS) dan Shanxi International Economic & Technical Corperation Co. Ltd (SHINETEC).
Penandatanganan MoU untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan infrastruktur di Indonesia dengan pola EPC + F (Engineering Procurement Construction + Finance). Yang dilakukan di Jakarta antara Presiden Direktur, Widodo Koesno, yang mewakili PT. Bima Putra Samudra dan Direktur, Zhang Jiang sebagai Direktur SHINETEC Cabang Indonesia.
Perjanjian ini juga meliputi proyek-proyek lain di Indonesia baik proyek Pemerintah atau swasta.
Harapannya, Konsorsium BPS SHINETEC bisa berkontribusi besar bagi tercapainya kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
SHINETEC yang sudah berkonsorsium dengan BPS sudah menganggarkan Rp. 30 Triliun tahun 2022 untuk proyek-proyek di Indonesia dengan skema Available Payment ataupun KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha).
Nilai itu bisa bertambah tergantung jumlah proyek yang diterima dan nilai proyek masing-masing hingga proyek selesai dikerjakan.
Untuk kerjasama pertama, BPS dan SHINETEC sepakat untuk ikut berpartisipasi dalam proyek Seawall Semarang Demak senilai kurang lebih Rp. 11 Triliun.
PT. BPS adalah salah satu perusahaan kontraktor nasional di konstruksi sipil Pelabuhan, Gedung, Jalan dan Jembatan.
Shanxi International Economic & Technical Cooperation Co., Ltd. (selanjutnya disebut "SHINETEC") adalah anak perusahaan yang khusus didirikan oleh Shanxi Construction Investment Group Co., Ltd.
(selanjutnya disebut "SCIG") untuk pasar luar negeri, salah satunya di Indonesia. SCIG telah membangun reputasi yang sangat baik untuk perusahaan yang didanai Tiongkok di pasar luar negeri.
SCIG, terdaftar dalam “200 Kontraktor Internasional Teratas oleh ENR” (Engineering News Record - ENR.Com). SCIG termasuk dalam “500 Perusahaan Teratas Tiongkok”, “20 Kontraktor Teratas Tiongkok, Perusahaan Kredit AAA Proyek Kontrak Asing Tiongkok, dan “20 Perusahaan Kompetitif Teratas dalam Industri Konstruksi Tiongkok”, "Perusahaan Konstruksi Unggul Nasional" selama bertahun-tahun berturut-turut.
Pada tahun 2021, nilai kontrak mencapai 200 miliar Yuan (Rp. 460 Triliun) dan nilai operasi mencapai 130,821 miliar Yuan (Rp. 300 Triliun).
SCIG telah berhasil mengembangkan pasar luar negeri di 55 negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Barat, Afrika Tengah dan Barat, Afrika Timur, Afrika Selatan, Afrika Utara, Eropa Timur, Eropa Barat, Eropa Selatan, Oseania dan Amerika Utara, melaksanakan proyek kontrak rekayasa internasional, investasi internasional dan proyek pembiayaan, dan perdagangan impor dan ekspor internasional, kerjasama dan investasi teknologi pertanian.
SCIG sudah berpengalaman dengan Proyek KPBU/PPP (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha/Public Private Partnership), diantaranya dengan Pemerintah Cina sejak tahun 2016 menerima 16 proyek PPP dengan jumlah pembiayaan sebesar 8,116 miliar Yuan; tahun 2017, menerima 30 proyek PPP dengan jumlah pembiayaan 14,615 miliar Yuan; tahun 2018, menerima total 45 proyek PPP dengan jumlah pembiayaan 22,907 miliar Yuan.
Pengalaman proyek di luar negeri antara lain : Malaysia, Australia, Selandia Baru, Myanmar, beberapa negara Afrika.